05. dibawa jalan ajudan part. 1

3K 30 0
                                    

"Ingat guys, cerita ini hanya fiktif dan untuk fantasi semata, tidak dianjurkan untuk ditiru. Gunakan akal kalian dan jangan melakukan sex sembarangan. Ingat safe sex demi kebaikan diri sendiri dan juga orang lain."

Yanto pov.

Aku berdiri di ambang pintu rumahku melihat jono si anak baik yang tampak tekun mengelapi semua meja warungku. Sungguh anak yang baik jono ini. sedih jika mengingat kelakuan kedua orang tuanya yang dengan egois meninggalkan jono dengan neneknya seorang. Anak sebaik dan sepintar jono harus merasakan hidup tanpa kasih sayang kedua orang tua dari sejak dini. Uwak cuma bisa berharap semoga kamu tumbuh jadi anak yang sukses jon, sehingga kamu bisa menunjukan sama kedua orang tuamu yang egois itu, kalau kamu bisa hidup tanpa mereka. Aku pun berjalan menuju warung kecilku, menghampiri jono.

"jon, itu di dapur ada kue-kuean. Ambil bawa pulang gih. Kasih nenek juga yah" ucap ku seraya mengusap kepala kecilnya.

"iya wak" sautnya lalu berlalu menuju ke dalam rumahku.

Ku pandangi warungku, siang menuju sore ini sudah sepi. Sepertinya memang sore ini aku ditakdirkan untuk menutup warung lebih cepat. Aku sudah wangi dan rapih sebenarnya. Lantaran sore ini ada yang sudah membookingku, bahkan untuk sampai besok sore lagi. Hemmm aku tak sabar menanti kedatangan pria gagah berseragam itu. asik dengan pikiran mesumku, ku lihat jono sudah keluar dari rumah.

"wak yang ini kuenya?" Tanya jono ketika sudah dihadapanku.

"iya" sautku.

"ini banyak banget wak. Jono kan Cuma berdua sama nenek. Takut gak habis" terangnya yang membuatku gemas dengan sikap polos dan baiknya.

"gakpapa jon. Nanti kuenya bisa minta tolong nenek panaskan, jadi besok masih bisa dicemilin" jelasku pada anak 12 tahun ini.

"oiyah, ini uang untuk jono hari ini. hari ini kita sampe sore aja ya jon. Uwak mau pergi sama temen uwak." Sambungku sembari memberikan 6  lembar uang 10 ribu dan 4 lembar lima ribu untuknya.

"wah alhamdulilah makasih yah wak. Yaudah jono mau nutup warung dulu" ucapnya senang.

"eh eh gak usah. Udah jono langsung pulang aja sana. Makan kue sama nenek. Biar warung, uwak aja yang nutup. Ok?" potongku yang ingin meringankan pekerjaan anak itu.

"ok deh wak. Makasih banyak ya wak. Jono pamit pulang dulu wak. Assalamualaikum"

Jono lalu berlalu pergi dengan kaki kecilnya berlari kesenangan. Bahagia jika melihat anak itu tersenyum senang. Tak ada niatku dan istri untuk mempekerjakan jono di rumah kami, tapi emang dasar jono ini anak yang baik, sopan dan polos, terlebih dirinya cukup dewasa dibanding anak seusianya. Dia berkata "jono ingin kerja wak, jono gak mau dapat uang Cuma-Cuma" begitulah katanya, yang membuat hatiku dan istri terenyuh mendengarnya. Lantas sejak saat itu kami pun menganggap jono seperti anak kami juga.

"sebentar lagi aku sampai" isi pesan dari laki-laki yang membookingku hari ini. aku cukup terhentak ketika mendapat pesan itu, lantaran aku masih memandangi dan memikirkan jono yang masih terlihat di pelupuk mataku.

"ok bang" balas pesanku.

Hemm... rasanya baru beberapa hari yang lalu aku berada direngkuhannya, tapi rasanya seperti sudah lama tak berjumpa. Membuatku begitu rindu ingin berada dalam rengkuhannya kembali, merasakan kegagahannya dalam menggauliku, serta sikap dingin nan posesif dari sosoknya yang maskulin itu. Dia bang setya, ajudan bang jagad. Ajudan kepercayaan bang jagad. Usianya masih muda, bahkan dirinya baru saja memilki anak pertamanya. Namun sikap dinginnya membuatku ingin sekali terus-terusan berada di sampingnya. Pikiranku jadi kembali ke beberapa hari lalu, saat pertama kali dirinya membayarku.

Flashback on...

Hari minggu menjelang malam, dimana aku dibooking bang jagad sang komadan seram nan romantis itu, bang jagad berhalangan untuk mengantarkan aku pulang, lantas dia menyuruh sang ajudan kepercayaannya untuk mengantarkan aku sampai ke supermarket dimana aku memarkirkan motorku. Disepanjang jalan itu lah aku berusaha menggoda sang ajudan dingin ini. yang ternyata disambut baik olehnya namun dengan tetap sifat dingin serta posesif dari dirinya.

Sepanjang jalan menuju supermarket. Dia bawa tanganku untuk menjamah selangakangannya yang tak kalah besar dari orangnya. Setelahnya dia membiarkan aku bermain pada selangkangannya itu. Aku remas, aku jamah serta aku cium dan lumat kala lampu merah. Dirinya merem melek serta mengerang berat seraya mengelus lembut rambut dan kepala ku.

 Dirinya merem melek serta mengerang berat seraya mengelus lembut rambut dan kepala ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setya, sang ajudan


bersambung...

bagi yang ingin tau kelanjutan part.1 dan part 2 nya, silahkan kunjungi akun karya karsaku. link on bio guys!

selamat tahun baru imlek buat yang merayakan guys... 

L4COOR-L4COORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang