Disguise in Black: Guy from The Supermarket (1)

403 37 2
                                    

Suara mesin sensor bergantian berbunyi dari setiap barang berbeda dari keranjangnya. Bulan ini belanjanya lebih banyak daripada biasanya, barang-barang yang tak perlu di beli sebulan sekali, habis di waktu yang sama.

Satu alasan Sakura belanja di malam hari adalah banyak produk dengan harga murah dan diskon, terutama untuk makanan yang sebentar lagi kedaluwarsa.

Pengunjung menuju tutup seperti ini memang tidak banyak. Mungkin beberapa dari mereka sama sepertinya, memangkas uang bulanan untuk tabungan atau untuk kesenangan sendiri lainnya. Supermarket ini tutup pukul sembilan dan berhenti melayani pukul sepuluh. Hanya ada tiga kasir yang aktif dari belasan meja kasir yang tersedia. Salah satu pelanggan yang sedang scan produk di ujung sana tampak sangat mencolok dengan pakaian serba hitamnya. Apalagi dia tinggi dan besar.

Mata hijaunya terpaku. Perawakannya menunjukkan daya tarik yang luar biasa walaupun wajahnya tertutup masker berwarna putih. Pakaiannya yang oversize seolah memperlihatkan bentuk fisiknya yang gagah dan berotot, serta kontras kulit dengan rambutnya membentuk aura intimidasi kuat. Apa dia artis? pikir Sakura. Tubuhnya seolah mengindikasikan lelaki itu seorang pekerja fisik tetapi yang pasti dengan tubuh yang sangat terjaga seperti itu membuat Sakura terpikirkan pekerjaan lelaki itu berada di bidang entertaiment. Kepala lelaki itu bergerak, meski tidak begitu yakin, rasanya mereka bertatapan dan sama-sama saling membeku.

Tut! Tut! Tut!

Barcode scanner menjadi irama yang mendampingi saat ini. Kilauan mata hijau Sakura menunjukkan ketertarikan pada lelaki berbaju gelap. Pada akhirnya, Sakura memutus kontes tatap-menatap terlebih dahulu menyadari ketidaksopanan menatap orang asing dengan intimasi seperti itu.

"Totalnya menjadi 4178 yen, Nona." ucap pegawai kasir memberitahu total harga belanjaannya setelah diskon.

Matanya membulat. Apa benar sebanyak itu? tutur batin Sakura. Uang yang ia bawa hanya 4300 yen. Jika saja otaknya tidak memberhentikannya untuk menambah gram daging, sudah pasti Sakura akan malu karena tak membawa uang yang cukup.

Dengan berat hati Sakura memberikan uangnya. Tiga kantung plastik besar dan penuh kini berada dalam genggamannya. Supermarket ini hanya berjarak lima belas menit dengan jalan kaki dari tempat tinggalnya. Bukan masalah ketika pergi tapi ia selalu pulang dengan kerepotan, apalagi sekarang, ia juga membeli beberapa keperluan untuk tempat tinggalnya. Teman-temannya tidak selalu ikut berbelanja malam dengannya. Hanya ketika mereka ingin dan luang, atau tentu saja ketika uang bulanan semakin menipis.

Udara sejuk malam berhembus mengenai pipinya. Ah.. menyegarkannya. Beberapa hari terakhir, gelombang panas membuat malam terasa menyiksa terlebih karena AC kamarnya sedang rusak. Kipas listrik abal menjadi pendingin ruangan sementara. Betapa Sakura berharap Hinata yang baik hati ingin bertukar kamar dengannya untuk sementara waktu.

Ah tidak, lebih baik setiap malam turun hujan musim panas deras yang dapat membawa udara sejuk, ia akan memaksa untuk membuka jendela meski Ino takut kecoa terbang akan masuk.

Ngomong-ngomong tentang kecoa, seekor tikus lewat dihadapannya lari begitu cepat seolah ia akan menangkap tikus itu. Sakura memandangi lubang tempat dimana tikus itu masuk, maaf ya tikus, aku tidak tertarik menangkapmu, memikirkan menjadi hewan peliharaan saja hiiiy... Sakura bergidik membayangkannya.

Sakura kembali melanjutkan perjalanannya, menatap gedung, mobil yang terpakir, jalanan yang tak rata, kabel-kabel listrik, lampu jalanan dan apapun yang menarik matanya termasuk bayangan. Bayangan yang dapat terhitung dalam hukum fisika membuatnya berpikir bahwa selama ini bayangan panjang dari belakang yang bergerak selaras dengan langkahnya adalah bayangannya. Tapi Sakura bodoh dalam fisika, secinta-cintanya Sakura pada Biologi dan Kimia, Fisika seperti musuh abadi untuknya.

Sasuke-Sakura One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang