Pengkhianat

15 5 0
                                    

*
*
*
*
*

Hari senin adalah hari yang paling dibenci oleh para murid. Upacara yang dilakukan setiap hari senin dengan amanat yang berjam - jam.

" Panas bener hari ini, gua pura - pura pingsan aja dah" Ucap Vana yang langsung dibalas geplakan maut oleh Rora.

" Pingsan beneran nggak gua tolongin lo." Ucap Rora sadis.

" Udah, upacara dah mulai jangan pada berisik." Ucap salah satu murid yang berada di samping Vana.

" Hem." Jawab Vana dan Rora berbarengan.

Setelah selesai upacara, semua para murid menuju kantin untuk membeli minum dan mengistirahatkan tubuhnya sebelum memulai pembelajaran. Hari ini berita yang gempar dan membuat semua anak ingin tau kejelasan berita tersebut.

" Eh gila, pacaran smaa siapa tunangan samaa siapa."

" Iya anjir, Alana kalah sama anak baru, semoga aja tu anak baru nggak dihabisin sama Alana."

" Gua si kalau jadi Alana, udah gue bunuh tu anak baru."

"  Gua kira tu anak baru kalem, ternyata tukang tikung."

" Hahahahaa."

" Gua nggak salah denger kan ? Yang mereka maksud Gala kan ?" Tanya Deo pada para sahabatnya.

" Iya, Gala mau tunangan sama Erica." Jawab Rora membuat yang lainnya terbelalak kecuali Vana.

" Bajingan tu orang, dia mau ngekhianatin Alana gitu." Ucap Vano marah, ia tak suka jika sahabatnya disakiti.

" Van, kontrol emosi lo, biar gua tanya langsung sama Gala." Jawab Satria unutk menenangkan Vano yang hampir meledakkan emosinya.

" Gua ikut Sat." Ucap Vano.

" Biar gua aja Vano, kalau lo ikut nanti semuanya tambah rumit." Tolak Satria, Vano hanya mendengus kesal.

" Udahlah Van, dengerin apa kata Satria lo tu cuma memperumit keadaan." Ucapan Dio membuat Vano menoleh padanya.

" Karena gua benci pengkhianat." Jawabnya ketus.

" Alah nggak usah sok suci lo, bisa aja kan lo suatu saat nanti jadi pengkhianat." Ucapan Dio membuat Vano menatapnya.

" Setidaknya gua nggak ngekhianatin sahabat gua sendiri, dan ngebiarin persahabatan gua hancur gitu aja." Jawa Vano dengan nada dingin.

" UDAH, kalian kenapa sih malah ngomongin tentang pengkhianat." Ucap Deo heran.

" Aelah, Vano lo mau kemana anjir." Ucap Deo sembari menyusul Vano yang pergi.

" Gua pergi dulu, mau nyari Gala." Pamit Satria, dan hanya dibalas dengan anggukan oleh mereka.

" Ra, ayo kita ke kelas aja." Ajak Vana, dan meninggalkan Dio sendirian. Dio hanya menatap datar para sahabatnya yang pergi.

°°°

" Gal, gua mau ngomong sama lo." Ucap Satria pada Gala.

Dia PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang