"Lo lagi nabung dosa buat masuk neraka jalur zina?"
_Gavin ganendra_
Setelah kejadian di kantin, Nisa memilih pulang menggunakan taxi, dia takut jika harus pulang dengan Azka dengan kondisi Raina yang dia sendiri nggak tahu berada dimana Raina.
Awalnya salah satu dari inti wegenwacher ada yang menawarkan diri untuk mengantar Nisa pulang, namun Nisa menolaknya karena sungkan dan takut.
Nisa adalah seseorang penakut tapi dia suka nonton film-film yang berbau horor.
"Wuihh, lucu banget ya masalah cewe kalau lagi berantem," Ucap galang sambil mengambil jaket kebanggaan geng nya itu.
"Gass markas," Gavin berjalan keluar kantin terlebih dahulu kemudian di ikuti oleh teman temannya yang lain.
Mereka akan menuju ke markas wegenwacher, markas mereka memang tidak jauh dari kampus, hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai ke markas.
Setelah sampai didalam markas mereka berpencar untuk melakukan aktivitas nya masing masing.
Gavin memainkan handphonnya di atas kursi yang berada di tengah tengah markas.
Sementara naka langsung duduk di samping Gavin lalu membuka bukunya, Naka adalah tipe orang yang kemana mana harus membawa buku.
Dika, dia pergi ke ruang komputer untuk bermain game, dika sangat menyenangi tempat itu.
Sementara si kembar dan Deva memilih duduk di kursi yang berada di pojok, mereka fokus kepada handphone nya masing masing.
Sampai di menit ke 3 si Gilang berteriak heboh.
"WAHH, PLEND ADA TREND BARU NIH, YOK BIKIN, " Gilang menunjukkan handphonya kepada dua manusia yang duduk di samping nya itu.
"Ohh aku tau aku tau trend itu," Deva menyahut.
"Gass bikin," Galang berdiri dari duduknya.
"Kalian bikin aja, biar gue yang ngerekam," Deva memegang handphone nya yang sudah siap untuk merekam mereka berdua.
"Yokk gas, gue ambil sapu dulu," Ucap Gilang sambil berlari mengambil sapu yang di letakkan di ruang belakang.
Sementata dua orang yang duduk di kursi tengah, hanya menatap kelakuan mereka dengan pasrah.
"Mereka gila," Naka berpendapat setelah melihat aksi mereka.
"Bukan mereka yang gila, tapi kita yang tidak terbiasa gabung sama permainan mereka," Setelah mengucapkan itu mata Gavin kembali fokus ke handphone nya.
"Nih sapunya," Gilang memberikan sapunya kepada galang.
"Tutup matanya pakai apa?" Deva bertanya.
Galang dan Gilang diam saling pandang, kemudian samas sama menggeleng.
Deva yang melihat itu berdecak pelan.
"Ck, ntar gue pinjemin sama si bos" Deva berjalan menuju ke arah Gavin.
"Emm, pak ketu boleh pinjem headband nya nggak, buat properti bikin konten," Deva tersenyum memperlihatkan giginya yang bersih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vindicta
Hayran KurguBagaimana jika seorang gadis pendendam memiliki sifat yang selalu ceria dan taat dalam agamanya??? Misi balas dendamnya nya ini mempertemukan dia dengan sosok yang sangat menggangu misinya, lantas apakah dia akan melupakan misi balas dendamnya itu...