09

75 4 0
                                    

FOLLOW MY ACCOUNT sykalila

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!

HAPPY READING!

Ini gak mungkin kan? Hah, pasti aku cuman mengigau. Karena gak mungkin untukku menginginkan seorang gadis asing untuk menjadi milikku, bukan? Hanya karena aroma parfumnya

~ Dean Cakra Akandra ~

🌱🌱🌱

Dua orang pengawal menarik handle pintu yang hendak dimasuki Dean. Pintu terbuka, lantas Dean masuk ke dalam disusul oleh sekretarisnya—Serliana—yang mengikutinya di belakang dengan langkah yang anggun. Membuat siapa saja terpukau melihatnya.

Memasuki sebuah ruang rapat yang luas. Berisikan meja panjang, serta kursi yang berjejer rapi di sisi kanan dan kiri kepala meja. Sebuah proyektor pun turut ada di sana. Berada di hadapan kepala meja.

Sontak, suara riuh di dalam sana mereda. Bersamaan dengan datangnya Dean.

"Jadi, ini pemimpin baru kita?" tanya salah satu direksi kebingungan tatkala Dean hendak duduk di kursi kebesarannya, tepat di kepala meja.

"Selamat pagi, para jajaran direksi. Perkenalkan, nama saya Dean Akandra. Atau ... Anda sekalian bisa memanggil saya dengan Mr Akandra. Karena itulah panggilan saya." Dean memperkenalkan diri dengan santai.

"Saya seorang fresh graduate dari Insead Business School lulusan Global Executive MBA." Dean menghentikan ucapannya. Menatap jejeran direksi yang tampak tidak tertarik dengan ucapannya, dan hanya menganggukkan kepalanya.

Seolah-olah, itu bukanlah hal yang bagus. Karena mereka berpikir jika Dean hanya menyelesaikan sampai sarjana satu.

Cih, kampungan! Rendahan!

"S2, di umur dua puluh satu tahun. Dan ya, saya baru saja kembali ke Indonesia. Jadi, harap maklum jika saya sering kebawa aksen Inggris saya." Dean memperlihatkan senyuman formalnya.

Mereka semua sontak terdiam, tak berkutik. Sayang, hal tersebut hanya berlangsung sebentar. Selanjutnya, Dean justru semakin dibuat geram oleh tingkah mereka.

Para direksi pun sontak kembali berkicau. Ketika lagi-lagi mendengar bahwa pimpinannya sekarang adalah seorang anak bau kencur. Di mana, ia sudah berani-beraninya memegang kekuasaan tertinggi perusahaan di umurnya yang masih sangat muda.

"Ini gak bisa dibiarin! Mau jadi apa perusahaan ini. Kalo dipegang anak piyik seperti dia."

"Iya, baru lulus aja udah sepede itu buat nglanjutin perusahaan. Mimpi apa dia."

"Betul! Pasti ijazah lulusannya hasil sogokan. Soalnya dia mampu kuliah di sana. Berarti, mampu nyogok juga."

Bodoh! Dasar stupid! Jerk!

Dean merotasikan matanya. Sampai kapan kebiasaan tercela ini berhenti di Indonesia. Mungkin, ia sudah salah karena menerima tantangan papinya untuk menjadi pemimpin di perusahaan akusisinya ini. Tahu begitu, ia memilih ngotot membangun perusahaan di Prancis saja, sekalipun kembali ditolak papinya. Tidak perlu pulang ke negara semasa kecilnya.

Tok tok tok

"Can I have your attention please?" pinta Dean yang sukses membuat semua atensi dewan direksi tertuju padanya.

"Maaf, menyela. Jika anda sekalian lupa. Saya pemegang saham terbesar di sini. Jadi, kalian tahu kan kenapa saya bisa mengakusisi perusahaan. Jadi, apa berhak kalian menyatakan bahwa saya pantas atau tidak untuk memimpin perusahaan?!

DEQILA Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang