Siang berganti sore dan sore berganti malam. Cuaca diluar sekarang sangat buruk, apalagi sekarang sedang turun salju.
Deon meringkuk di pinggiran kasurnya dengan selimut yang membungkus tubuh kecilnya, guna untuk menghangatkan diri.
Matanya menatap kosong ke celah-celah gorden yang sedikit terbuka. Perasaan pahit masih menjalar di ulu hatinya, dia sedari tadi berharap bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk.
Namun sayang, ini adalah kenyataan yang terlalu pahit baginya.
Dia tidak memiliki tenaga untuk menangis lagi ataupun merutuki nasib nya yang buruk ini. Matanya sudah sangat sembab dan sedikit bengkak karena dia sudah menangis sekitar 3 jam lebih.
'Kenapa takdirku seperti ini?'
Pikiran negatif telah memenuhi kepala kecilnya dengan berbagai pikiran buruk tentang dirinya.
Dia menggelengkan kepalanya, mendengus sedikit untuk menetralkan pikirannya.
Salju kini telah berhenti, tepat disaat yang sama, rombongan dari Count Hart telah kembali. Suara riuh membuyarkan lamunan nya, Deon segera beranjak dari posisi duduknya menuju kearah jendela.
Dia melihat ayah, ibu dan kakaknya telah kembali dari perjalanan dengan selamat.
"Sungguh menyenangkan melihat interaksi mereka."
Dia tertawa getir melihat betapa bahagianya Cruel, sedangkan dia sengsara.
Tangannya meremas gorden yang ia pegang sedikit kuat, dia bisa merasakan gejolak emosi bercampur aduk hingga rasanya sangat sesak.
"Tenang, aku harus tenang."
Deon semaksimal mungkin menenangkan dirinya agar tidak terbawa emosi. Dia menarik nafas pelan dan menghembuskannya.
Dia melepaskan cengkraman nya pada tirai kamarnya dan memilih keluar dari kamarnya untuk menyambut mereka.
****
Kediaman Hart menjadi sedikit ricuh karena kedatangan dari sang pemilik kediaman yang baru saja kembali dari perjalanannya.
Para pelayan berbondong-bondong menyambut kedatangan majikan mereka.
Disisi lain, Deon mengendap-endap untuk melihat situasi diluar sana. Dia melihat ayah, ibu dan kakaknya yang sudah kembali dari jalan-jalan keluarga.
Iri. Perasaan yang pastinya tak luput dari manusia yang memiliki emosi. Dia iri, dia sangat iri pada kakaknya, Cruel.
Cruel, dia terlihat begitu sangat bahagia. Andai saja dia tidak memiliki kelainan, mungkin dia sudah berada di tengah-tengah mereka.
Tertawa dan bercanda ria.
Dia mengigit bibirnya sedikit kencang, perasaan pedih bercampur pahit menjalar bagaikan akar pohon.
Dia benci ini.
Deon memutuskan untuk pergi dari sana, dia muak melihat kebahagiaan yang bahkan belum pernah ia rasakan.
Saat dia hendak melangkah pergi, kakinya secara tidak sengaja tersandung oleh kakinya yang lain, sehingga membuatnya terjatuh dan menimbulkan suara yang cukup kencang untuk didengar.
"Aduh!"
Deon meringis pelan sembari mengusap kakinya yang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Smile : Shift of time era.
Fantasy✒ 𝐂𝐫𝐨𝐬𝐬𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐦𝐚𝐧𝐡𝐰𝐚. { ɪɴᴋᴏᴛ x ʟᴏᴛᴍ } Deon Hart, seorang anak yang selalu diperlakukan sebelah mata oleh orang-orang dan juga seorang anak yang memiliki masalah mental psikologis. Tidak ada yang tahu selain author. Tertarik? Ayo Cepa...