2. Name List

45.6K 3.8K 113
                                    

"Tamu besok siapa aja, Gay? Ngintip dong!"

Setelah lega memuntahkan rasa kesal pada empat orang yang abstain ngemil di pantry, Anin melancarkan aksinya. Aksi yang sejak 6 tahun lalu dia gencarkan. Aksi yang berpedoman pada buku 1001 Jurus Jitu Mendekati Lelaki Kaya.

Buku tersebut menjelaskan detail apa saja yang harus Anin lakukan.

***

1. Riset Maksimal.

Tak kenal maka tak sayang. Istilah yang sering dipakai setiap orang. Sangat benar. Karena tanpa mengetahui apapun tentang lelaki kaya yang menjadi targetmu, segala usaha hanya akan sia-sia. Cari tahu semua hal tentang target. Jangan ada yang terlewat meski sekecil lubang semut pun.

2. Mengisi otak.

Lelaki kaya biasanya lebih suka perempuan smart dan nyambung jika diajak ngobrol. Andai ingin menggaet seorang pebisnis, maka yang diperlukan adalah belajar apa yang digeluti sang target. Pekerjaan, hobi dan kegiatan khusus di luar rutinitas sehari-hari.

3. Mengubah tampilan seperti yang disukai target.

Tidak semua lelaki kaya suka wanita pintar. Tapi pasti kebanyakan akan suka wanita cantik. Jika kamu belum cantik, setidaknya bertransformasilah ke tingkatan enak dipandang.

4. Mengubah kepribadian sesuai yang target suka.

Dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung. Kamu harus pintar menjadi pribadi yang bermacam-macam di segala medan. Terlebih, jika ada satu dua hal yang target tidak sukai atau amat sukai. Pastikan kamu menjadi sosok yang dia dambakan.

5. Masuk ke lingkungan target.

Menyasar target agar tepat arah panah, peranmu harus totalitas. Termasuk menjadi bagian dari lingkungan si target lalu-lalang. Semakin banyak jam interaksi, semakin besar pula peluang yang dapat kamu manfaatkan.

*****

Sekian dari 1001 jurus antigagal Anin. Buku yang dibelinya dari loakan Kwitang. Buku itu sekarang tersimpan rapi di rak buku kost Anin. Hanya Kimmi yang tahu. Teman sekamar Anin. Untuk menghemat biaya hidup di kota besar, mereka terpaksa harus menempatkan dua ranjang dalam satu kamar.

Ah, satu lagi sosok yang mengetahui keberadaan kitab sakti Anin ini. Seorang teman kuliah yang dulu tidak sengaja menemukan buku itu terjatuh di parkiran. Untuk yang satu ini tolong dilupakan. Sudah 5 tahun lebih Anin tidak bertemu dengannya. Lagipula, dia teman yang cuek.

"Lo nemenin Bu Melinda ya, Mbak? Biasanya beliau besok bawa klien SG-nya."

"Melinda ... Melinda ... Tanjung?" tanyanya ragu.

Jangan tanyakan darimana Anin yang hanya pegawai baru tahu nama-nama orang terkenal di jagad perekonomian negeri ini. Anin bahkan telah menelusuri status pernikahan dan keluarga para petinggi perusahaan yang sekiranya kekayaannya bisa untuk makan gratis 3 generasi. Melinda Tanjung adalah anak Bapak Irawan Tanjung, Direktur Operasional Bank HSG. Bu Melinda sendiri kabar-kabarnya sedang dipersiapkan menjadi CMO bank tersebut.

"Yeps."

"Kalau yang lain?"

Anin masih bertanya. Jelas. Anin masih normal. Targetnya adalah lelaki dewasa dan single.

"Beuh, masih aja kepo. Nih!" Gayatri menyodorkan layarnya pada Anin. Anin bangkit dari kursi busanya untuk berdiri di belakang Gayatri. Punggungnya membungkuk mengamati daftar nama yang terpampang. "Catat sendiri. Gue ke toilet."

Gayatri membiarkan gadis 27 tahun berambut sepunggung ini mengambil alih bangkunya untuk mencatat. Demi kelancaran dan kesejahteraan Balaraja Golf Club, Gayatri juga berharap Anin mempelajari calon klien yang akan dia hadapi. Setidaknya, kebiasaan yang umum-umum harus diketahuinya.

Melinda Tanjung, Aditya Priyono, Sansan Diana, Dewiq Nasution, Maharaja Rais, Haryadi Wika, dan beberapa yang pernah masuk daftar Anin sebelumnya, ternyata juga adalah pelanggan golf club ini.

Orang bank, petinggi jalan tol, atlet, orang hotel, wakil gubernur, etc.

Anin mengenal semua nama, kecuali satu.

"Sansan Diana ini siapa deh, Le? Dari PT mana?" tanya Anin mengganggu Leo yang sedang mengemasi tasnya. Bersiap pulang.

"Mbak Sansan? Dia sekretarisnya Pak Regi. Tahu PT. Eaglevision nggak? Atau portal berita Timescape deh? Atau TTV. Itu masih satu kerajaan lah, Mbak."

Anin mengangguk. Oh, Regi. Regi Birendra. Anak tertua Pak Agung Birendra. Kakaknya Sagala, teman kuliahnya dulu dan si bungsu Chan, murid belajar privat Anin semasa dia masih menerima sidejob di luar kuliah.

Siapa sih yang nggak tahu TTV. Semua emak-emak tahu jika akan menonton sinetron berepisode panjang tinggal mencari channel TTV. FTV kesukaan para gadis juga ditayangkan di sana. Apalagi belakangan semakin ramai karena menayangkan drama korea bertema pelakor yang hits itu.

Bapak Agung Birendra adalah anak bungsu dari mantan presiden kedua negeri ini, sedangkan istrinya adalah anak mantan menteri keuangan pada masa orde tersebut. Sepupu-sepupunya yang lain juga tergabung dalam naungan nama kerajaan bisnis yang sama namun mengambil sektor yang berbeda-beda.

Satu-satunya orang terpandang yang Anin kenal. Mengenal keluarga Birendra bukan bagian keberhasilan dari jurus buku ajaibnya. Melainkan bisa disebut takdir yang indah.

Sayangnya, dulu ketika Anin mondar-mandir sebagai guru privat, dua lelaki dewasa Birendra telah punya kekasih. Bang Regi malah santer digosipkan akan melepas masa lajang bersama selebritis pemain utama Cinta yang Digadaikan.

Apa kabar ya mereka sekarang? Apakah pertemuan besok dengan Bang Reginya ini merupakan bagian dari takdir Illahi? Sehingga dia tidak perlu repot-repot meneruskan pembuktian kitab ajaib yang faktanya belum berhasil selama 6 tahun itu?

Kalau ternyata Bang Regi masih single, apa lebih baik Anin menargetkan Bang Regi saja? Nggak perlu repot-repot, Ibu dan Bapak Agung sudah kenal Anin. Nilai plus lagi, dia bisa minta tolong Chan—mantan muridnya— untuk mendukung. Persetan sama Sagala. Toh dari dulu dia irit bicara. Sampai sekarang pun, tidak pernah membongkar kedok Anin. Sagala bahkan menganggap kitab itu adalah kitab konyol anak malas.

Anin berjanji akan bersikap layaknya calon mantu baik nan idamannya Bu Roro agar restu turun selancar rute jalan tol.

"Eh Le? Sini deh!" Anin meminta Leo mendekat. Setengah berbisik, dia mencondongkan badan ke Leo yang masih menjaga jarak aman dari kursi Anin.

"Apaan? Ngeri amat lo, Mbak?"

Anin tersenyum geli. Ide gila mulai tumbuh rimbun di kepala.

"Gue tukeran sama Cindy boleh? Ini yang Pak Regi sama Cindy, kan?" tunjuknya di layar.

Leo berdecak. Lalu mundur ke posisi semula. Dia bangun, lantas ringan sekali mengangkut ranselnya.

"Mustahil Mbak request lo. Pak Regi pasti nggak mau sama selain Cindy."

Anin balik berdecak tak terima. Kedua kakinya menjejak bumi kesal. "Kenapa? Gue kenal sama Bang Regi ini. Kakak sobat gue ini, Le."

Diakunya Sagala adalah mantan sobat. Padahal bukan. Dia hanya pria populer yang sama sekali tidak pernah melirik Anin sedetikpun. Jika di kampus, diaku teman pun tidak. Anin merengek. Untung Cindy sudah pulang dan Gayatri belum kembali dari toilet.

Langkah Leo terhenti dan menoleh. Wajahnya sedikit terkejut. Dia geleng-geleng tak habis pikir. Berbekal sisa semangat yang mulai pudar, Leo kembali mendekat pada Anin di bangkunya. Anin menunggu tak sabar dengan senyum sumringah selebar lapangan bola menanti takdirnya kesampaian satu persatu.

Leo menunduk di depan telinga Anin.

"Lebih dekat mana kakak sobat lo sama Cindy yang pacarnya sendiri?"

What?!

Cindy pacarnya Bang Regi?

---------

To be continued.

Cindy aja bisa, Anin pasti bisa!! Semangat Ninn!!!

Saga Anin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang