◇──◆──◇
Matahari sudah mulai turun mendekati cakrawala, bertepatan dengan selesainya cerita Venti. [Y/N] tersenyum sendu mendengar kisah yang berakhir tragis dari dewi Liyue, yang baru saja diceritakan oleh sang penyair.
"Maaf ... aku malah menceritakan kisah sedih padamu," lirih Venti. Ia menatap [Y/N] merasa bersalah.
[Y/N] menggeleng pelan.
"Umn, tidak kok, lain kali ceritakan lah cerita yang berakhir bahagia." [Y/N] menoleh pada Venti dan tersenyum lembut yang tentu dibalas oleh senyuman Venti yang mulai melembut.
"Tentu!! akan ku ceritakan padamu kapanpun kau mau!!" Seru Venti dengan semangat. Ahh dia mulai seperti biasa. Syukurlah.
Angin angin mulai menerbangkan daun daun yang berjatuhan, membuatnya terbang kemana mana disertai cahaya jingga dari matahari yang ingin mengucapkan selamat tinggal pada daratan teyvat.
[Y/N] berdiri ingin meninggalkan windrise. Ia berpamitan dengan Venti namun ditahan olehnya."T-tunggu!!" Venti berseru membuat [Y/N] menoleh kembali ketika ingin melangkah pergi.
"Apa ada sesuatu lagi?" Tanya [Y/N].
"Ugh .. aku ... ikut denganmu ya?" ucap Venti entah meminta atau bertanya. Mungkin dua duanya.
Perkataan Venti membuat [Y/N] bingung. Dengan tatapan bertanya tanya. [Y/N] hanya mengangguk lalu melanjutkan perjalanannya kembali kekota- kerumah.
Saat [Y/N] berada didepan rumahnya ia tiba tiba berhenti lalu segera berbalik.
Dengan tatapan heran, ia menyeritkan kedua keningnya.
"Kenapa kau mengikutiku sampai rumah?" [Y/N] memajukan wajahnya pada si penyair yang sedari tadi mengikutinya.
"A-aku kan sudah bilang ingin mengikutimu!! l-lagipula aku tak punya tempat untuk bermalam!! apa kau setega itu sampai sampai menelantarkan manusia suci tak berdosa sepertiku ..." Venti berucap memelas membuat kedua alis [Y/N] berkedut lalu ia menghela nafas kasar.
[Y/N] berfikir Venti ingin mengikutinya sampai kota lalu berpisah tepat dikota. Namun, Sepertinya ia salah, Venti mengikutinya sampai rumah yang artinya Venti mengikutinya kerumah dan mungkin ingin menumpang.
"Huft ... memangnya kau tak punya tempat tinggal?" Tanya [Y/N] lirih.
Si penyair memiringkan kepalanya menatap [Y/N] dengan tatapan bodoh.
Lagi lagi [Y/N] menghela nafas dibuatnya.
"Terserahmu saja," Gumam [Y/N] pasrah yang tentu didengar oleh Venti. Lalu gadis ini membalikan badannya mulai memasuki rumahnya yang tentu juga diikuti oleh Venti yang tersenyum sambil bersenandung ria dan berjalan dengan riangnya.
◇──◆──◇
"Dengar ya, kau akan tidur dikamar tamu dan jangan sekali kali masuk kamarku tanpa izin. jika kau butuh sesuatu panggil aku," tutur [Y/N] yang diangguki polos oleh Venti.
Setelah makan bersama, [Y/N] memberitahu Venti kamar yang akan ditidurinya serta kamar miliknya.
"Kalau begitu, selamat malam," salam [Y/N] sebelum menutup kamar milik Venti.
"Ya, selamat malam juga [Y/N]~" balas Venti riang.
Sebenarnya [Y/N] begitu sulit menerima permintaan Venti yang ingin menumpang dirumahnya. Pasalnya, tak pernah sekalipun seorang pria menginap dirumahnya. Tapi jikalau menumpang sehari lalu pergi dihari itu juga tak terlalu masalah untuknya. Lagipula ia baru mencoba kenalan dengan si penyair yang sedang menginap dirumahmya saat ini, walau sering melihatnya ditavern milik diluc maupun didekat patung dewa barbatos yang sedang mengamen' kata piymin.
Namun, [Y/N] merasa kasihan dengannya. Siang tadi Venti pingsan karena kelaparan. Apa salahnya menolong orang yang kesusahan? Toh, dewa pasti akan senang.
[Y/N] berjalan menyusuri lorong menuju pintu kamarnya sambil terpikir, sebenarnya ia merasa sedikit takut tidur satu atap dengan pria asing yang baru ia kenal. Tapi entah mengapa ia merasa sedikit lega bisa membantu orang yang membutuhkan. Mungkin ini adalah sedikit rasa syukur yang diberikan oleh sang dewa barbatos.
Berjalan tak lama akhirnya ia sampai didepan pintu kamarnya. ia memegang kenop pintu lalu membukanya, menampilkan seisi kamarnya yang terlihat sederhana namun sangat rapi dan teratur.
[Y/N] segera memasuki kamarnya tak lupa kembali menutup lalu mengunci pintu.
Merebahkan diri dikasur, ia menatap langit langit kamarnya dengat datar lalu mencoba memejamkan matanya.
Setelah agak lama memejamkan matanya akhirnya [Y/N] segera masuk ke alam mimpinya dengan tenang.
Tbc_
____________________
____________________Gaje gaje gajee
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇ö𝙬𝙚𝙣𝙯𝙖𝙝𝙣:::VENTI
FantasySuatu hari, gadis muda melihat seorang penyair yang sedang kelaparan, ia memutuskan membantu orang itu. Setelah dibantu, penyair tersebut memutuskan untuk mengikuti gadis muda yang membantunya. ✦𝐞𝐧𝐝. [𝟐 𝐚𝐩𝐫𝐢𝐥 𝟐𝟎𝟐𝟑 - 𝟏𝟕 𝐌𝐞𝐢 𝟐𝟎𝟐�...