005

432 68 9
                                    

◇──◆──◇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◇──◆──◇

"Berta ... ini ... bukannya terlalu banyak?" tanya [Y/N] menatap Berta dan mora ditangannya secara bergantian.

Berta tersenyum lembut lalu memegangi kedua pundak [Y/N]. "Sudahlah ... seseorang dari tadi menunggumu loh," ucap Berta membuat [Y/N] menaikkan satu alisnya. Siapa yang menunggunya?

[Y/N] berpamitan dengan Berta lalu segera keluar dan mencari siapa yang menunggunya.

Kringg

Manik hijau kebiruannya menoleh pada gadis yang baru keluar dari toko bunga, seketika ia tersenyum dan menghampirinya.

"Selamat sore nona~" ucapnya riang.

"Jadi kau yang menungguku, Venti?" Setelah melihat keberadaan Venti [Y/N] jadi curiga bahwa Venti lah yang menunggunya.

Venti mendehem. "Ya, aku memang menunggumu."

[Y/N] menghela nafas lalu memandang lelah kepada Venti. Ya, apalagi yang diinginkan oleh si penyair selain kerumahnya.

"Venti aku tak bilang membolehkanmu untuk tinggal dirumahku." [Y/N] berucap sedikit merasa tak enakan sih.

Venti hanya tersenyum.

Kemudian [Y/N] meninggalkan Venti dari tempat itu ingin kembali kerumahnya sendiri. Namun, merasa ada yang mengikutinya ia segera menghentikan langkahnya lalu berbalik badan.

"Kau mengikutiku?!"

"Tidak, kebetulan saja kita searah," jawab Venti santai sambil bersiul.

"Jangan mengikutiku ya!!" pesan [Y/N] mengacungkan jari telunjuknya pada Venti sebagai peringatan.

Setiap 5 meter sekali, [Y/N] tak hentinya membalikan badan, menatap Venti yang pura pura melihat lihat kearah lain tepat saat [Y/N] menatapnya. Bahkan tak lupa ia juga pura pura mengalihkan perhatiannya seperti menyerukan seekor burung.

[Y/N] mengernyit bingung menatap Venti dari ujung matanya. Ia terlihat cingak cinguk untuk menghindari [Y/N]. [Y/N] mempercepat jalannya, terlihat Venti yang menatapnya, ia bergeming lalu mengikuti langkah gadis itu.

Merasa sudah dekat dengan rumahnya, [Y/N] menghentikan langkahnya tiba tiba, membuat tanpa sengaja si penyair dibelakangnya menabraknya.

"Tuh kan! Kau mengikutiku!!" [Y/N] segera membalikan badannya menatap si penyair dengan tajam.

"....."

Venti:

[Y/N] menghela nafas yang panjang lalu sedikit menjaga jaraknya dengan Venti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Y/N] menghela nafas yang panjang lalu sedikit menjaga jaraknya dengan Venti.

"Baiklah, aku akan membolehkanmu tinggal bersama untuk sementara. jangan merepotkan pekerjaanku," putus [Y/N]. Saat itu juga wajah Venti berubah begitu antusias, hampir saja ia memeluk [Y/N], jika saja [Y/N] tak memegangi wajahnya dan menjauhkannya.

Ceklek

"Aku pulang!! hwaahh hari ini capek juga ..." keluh Venti, ia membaringkan tubuhnya disofa.

[Y/N] kedapur dan memberikan segelas air untuk penyair itu. "Ini. minumlah, pasti pekerjaanmu melelahkan."

"Waahhh [Y/N] perhatian sekalii~" ucap Venti senang. [Y/N] tersenyum menatap Venti, melihat seseorang bahagia karenanya membuatnya ikut bahagia.

"[Y/N]! [Y/N]! aku lapar, boleh aku makan sesuatu?" tanya Venti riang mengikuti gadis itu kemana ia pergi.

"Iya iya, akanku buatkan sesuatu." Penyair itu berseru riang lalu segera duduk dimeja makan, bukan dimeja ya tapi dikursi. Ya masa dimeja trus makanannya dikursi gitu?

Gadis itu memutuskan membuat Apple pie karena Venti katanya suka apel, jadi dia buatin aja.

"[Y/N]~ wangi sekali~"

"Ahahha, sabarlah," kekeh [Y/N]. setelah menunggu kitaran 40 menit akhirnya [Y/N] mengangkat pie nya dan meletakannya dimeja.

Mata Venti berbinar melihatnya. Walaupun Pie yang dibuat [Y/N] sederhana tetapi wanginya sangat menggoda.

Tangan [Y/N] memotong motong pienya jadi empat, lalu memberikannya pada Venti.

"[Y/N] kau pandai memasak!!" puji Venti disela mengunyah.

"T-tidak kok, aku belajar memasak dari Berta. terkadang kami memasak bersama." [Y/N] merendah sampai keinti bumi.

"Tapi tetap saja! kuputuskan! kau akan menjadi istriku [Y/N]!" putus Venti sembarangan.

"Ya ampun kau ini ..." [Y/N] hanya bisa menghela nafas, lagipula penyair ini suka mengatakan hal yang tidak tidak, lebih baik mendiamkannya saja.

Setelah menyelesaikan makan Venti mulai mengantuk dan tidur dikamar. [Y/N] menutup pintu kamar Venti sambil mengucapkan kata selamat malam.

Tbc_
____________________
____________________

Ehhhe jangan lupa vote ya kawan kawan!!

𝙇ö𝙬𝙚𝙣𝙯𝙖𝙝𝙣:::VENTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang