◇──◆──◇
17 tahun kemudian.
"Selamat datang, semoga harimu suram," ucap Diluc menyambut kedatangan Venti dengan ramah tamah.
"Hehh~ tuan Diluc satu gelas dong~" pinta Venti langsung nyosor dan duduk didepan Diluc.
"Tidak ada minum hari ini, sudah ngutang bayang dulu," ucap Diluc datar.
"Ayolah~! masa gak mau bayarin dewa sendiri~?"
Diluc menghela nafas kasar.
"Nanti bayarannya sama pengembara ya~!"
Beberapa jam setelah itu Venti jadi mabuk, tapi gak mabuk mabuk amat.
"Satu gelas lag-"
"Gak ada satu gelas satu gelas lagi!!" pekik seorang wanita yang terlihat cukup kesal dengan keberadaan Venti.
"Wahh~ ada nona [Name]~ kumohon ... ini yang terakhir!!"
"Hahhh ... dari tadi bilangnya yang terakhir mulu, kau ini gaada kapoknya ya ..." ucap wanita bernama [Name] dengan pelan.
"Kakak! satu gelas ya!" seru [Name] pada Diluc. Lelaki itu menatap datar adiknya lalu kembali mengelap gelas.
Selama 15 tahun [Name] tinggal di Liyue, dan sudah satu tahun juga semenjak ia kembali tinggal di Mondstadt.
Kini ia bekerja bersama kakaknya yaitu Diluc, vision mereka juga sama, yakni Pyro.
[Name] menyerahkan segelas wine pada Venti.
"Ini yang terakhir, lagian kamu masih kecil, minum terlalu sering nanti bisa sakit!" tegur [Name].
Terasa dejavu? Tentu.
Venti tersenyum lembut. [Name] yang melihat senyuman mencurigakan Venti, mengangkat sebelah alis.
"Apa lagi?"
"Apa nona mau mendengar cerita ku?" tawar Venti.
[Name] memutar mata malas lalu melanjutkan perkataan Venti. "Tapi bayarannya satu gelas lagi. Gitukan?"
"Ehehehe, tidak kok, karena nona [Name] yang mendengarkan akan ku kasih diskon 20%" ucap Venti.
"Duh Ven, maaf ya, aku lagi ga kepengen dengerin ceritamu deh, ngamen dibawah patung Berbatos saja sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇ö𝙬𝙚𝙣𝙯𝙖𝙝𝙣:::VENTI
FantasíaSuatu hari, gadis muda melihat seorang penyair yang sedang kelaparan, ia memutuskan membantu orang itu. Setelah dibantu, penyair tersebut memutuskan untuk mengikuti gadis muda yang membantunya. ✦𝐞𝐧𝐝. [𝟐 𝐚𝐩𝐫𝐢𝐥 𝟐𝟎𝟐𝟑 - 𝟏𝟕 𝐌𝐞𝐢 𝟐𝟎𝟐�...