WFY : 01

2.5K 284 33
                                    

JANGAN LUPA VOTE N KOMENNYA^^

HAPPY READING!

•••


Semilir angin lembut menerpa rambut halusnya yang kini bergoyang lembut. Netra itu terpejam menikmati hembusan angin yang terasa menyejukan hati. Di depannya terdapat danau yang terlihat sangat tenang dengan kicauan burung sebagai melodi di pagi hari. Tenang, prince menyukainya!.

Kurang lebih seperti ini ya gengs

Sudah kebiasaannya selama 1 tahun ini ia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah kebiasaannya selama 1 tahun ini ia lakukan. Menikmati hembusan angin yang masuk ke rongga paru-paru yang mana mampu membuatnya lega. Berharap ia juga bisa setenang air danau. Walaupun raga dan jiwanya terasa mati rasa.

"Aku masih menunggu. Papa akan kembali kan?" Lirihnya.

Namun tak lama....

"PRINCE."

Tanpa menoleh pun, Prince sudah hapal dengan suara itu. Menghela nafas berat, kala mendengar suara langkah mendekat. Prince masih ingin menikmati pemandangan di hadapannya lebih lama, tapi justru malah di ganggu.

"Kamu kenapa malah duduk disini? Bukannya kamu hari ini ada kelas? Jangan sering membolos Prince. Ayo cepat berangkat, uncle antar." Cerocos dengan segera menarik tangan Prince agar pemuda itu segera berdiri.

Prince sedikit berdecak, "Tidak perlu uncle. Aku bisa berangkat sendiri." Ujarnya dengan melepaskan genggaman Jeff pada tangannya lalu memasukinya kedalam saku Hoodie yang ia pakai.

Jeff menghela nafas pasrah. Sudah setahun ini Prince bersikap dingin ke semua orang. Wajah tanpa ekspresinya membuat Jeff kadang merindukan tuan muda yang ia kenal dulu. Sekarang dia mungkin bukan lagi bodyguard pemuda tersebut. Namun, ia seringkali mengunjunginya seperti saat ini.

Seperti rasa balas Budi kepada Marvin yang telah membuatnya menjadi seorang CEO seperti sekarang. Jeff merasa memiliki tanggung jawab untuk mengetahui segala perkembangan Prince. Ia ingin Prince selalu baik-baik saja, dan memastikan tidak terjadi hal buruk kepada anak itu.

Namun, kini Prince seperti orang asing. Ia selalu ingin melakukan semuanya sendiri tanpa mau di bantu orang lain. Padahal dulu Prince termasuk anak manja yang segala keperluannya sudah disiapkan. Kepergian Marvin benar-benar berdampak besar untuk Prince.

"Uncle tidak menerima penolakan. Ayo!." Ucapnya dengan menarik tangan Prince yang bersembunyi di saku Hoodie nya.

Prince Yang di seret pun hanya pasrah. Dia malas berdebat dan membiarkan Jeff menariknya menuju mobil mewah yang terparkir di depan rumahnya.

Terlihat grandma yang berdiri di depan pintu gerbang sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke arahnya.

"Hati-hati di jalan." Ucapnya dan hanya dibalas anggukan olehnya.

Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang