WFY : 07

739 84 30
                                    

JANGAN LUPA VOTE N KOMEN

HAPPY READING ^^

•••

Seperti yang dibicarakan. Kini Prince dan Gerald sudah berada di tempat dimana dulu Marvin kecelakaan. Setelah kelas selesai Prince dan Gerald segera kesini hanya untuk mencari petunjuk.

Tepi jalan yang dulu Marvin kecelakaan kini sudah dibangun pondasi yang tidak terlalu tinggi. Mungkin agar jauh lebih aman dan tidak ada korban selanjutnya.

Prince dan Gerald hanya melihat-lihat sekitar, berharap menemukan sesuatu yang bisa menjadi petunjuk bagi mereka. Prince menghelanafas lelah saat tak menemukan apapun, ia berjalan mendekat ke arah pondasi lalu dengan pelan mengintip ke arah bawah.

Belum sepenuhnya melihat kearah jurang, ia sudah di tarik oleh Gerald yang mana membuat dia terkejut. "Jangan macem-macem Lo. Kalau jatoh gimana coba?!." Omel Gerald.

Prince mendengus, "Papa kan jatoh kesana."

"Ya terus? Lo mau terjun juga?."

"Boleh. Ayo kebawah Ge." Gerald dibuat speechless mendengar jawaban tanpa beban itu meluncur dengan mudahnya dari mulut Prince.

"HAH? yang bener aja, gila Lo!." Serunya tak habis pikir.

"Kenapa? Kita udah terlanjur kesini, Ge. Gak akan nemuin apa-apa kalau kita cuman cari disini doang, sedangkan papa jatohnya kebawah sana." Jelasnya dengan menunjuk ke arah Jurang.

Gerald meremas rambutnya gemas. "Tapi gak gitu juga Prince. Kita gak tau dibawah sana ada apa aja. Bahaya apa nggaknya kita gak tau, gue gak mau ambil resiko ya. Bukannya Nemu petunjuk yang ada kita nanti sama-sama terjebak terus hilang."

Prince terdiam, ekspresi wajahnya benar-benar terlihat murung. Gerald yang melihat itu menghelanafas lalu memegang kedua bahu Prince agar anak itu menatapnya.

"Gue paham apa yang Lo rasain Prince. Gue paham banget. Gue yang dulu sering ribut sama Om Marvin kini udah gak bisa lagi gue rasain. Bukan Lo aja yang merasa kehilangan. Gue juga sama kaya Lo. Tapi tolong, please jangan kaya gini. Bukan Lo doang yang lagi nyari. Ada Grandpa yang masih semangat buat nyari Om Marvin begitu pun Bokap gue."

"Lo gak sendiri masih ada gue dan orang-orang yang dirumah nunggu kepulangan papa Lo. Selagi belum menemukan mayatnya itu kemungkinan Om Marvin masih hidup."

Prince menatap Gerald, menatap mata itu yang memancarkan raut kesedihan dan juga harapan.

"Iyakan papa pasti masih hidup?." Tanyanya yang dibalas anggukan oleh Gerald.

"Pasti Prince. Pasti, kita pulang ya."

•••

"Lo yakin gak ikut nongkrong di Toko roti Joanna-joanna itu? Katanya mereka masih kumpul disana. Mumpung masih jam lima nih, kesana yuk." Ajak Gerald setelah menghentikan mobilnya di depan Rumah Prince.

Prince terdiam sejenak, ia menatap Gerald.  "Mereka masih disana?." Gerald mengangguk "Iya, Si Reno chat gue."

Prince menggeleng lagi "No. I need rest, Lo aja. Thanks" Setelah mengatakan itu Prince segera keluar dari mobil Gerald dan masuk ke rumahnya tanpa mengatakan apapun lagi.

Gerald yang melihat itu hanya menghela nafas. "Liat deh kelakuan anak om sekarang, murung terus. Cepet pulang gak Lo! Mana gak nyuruh gue mampir dulu kek langsung pergi-pergi aja dasar gak anak gak bapak sama aja ngeselinnya." Gerutunya seraya meninggalkan halaman rumah Prince.

Sedangkan Prince yang baru masuk rumah seperti biasa disambut oleh pemandangan Martin yang saat ini sedang memangku Laptop di ruang tengah bersama Lita yang duduk di samping Martin sembari menonton televisi.

"Loh, sayang kamu dari mana? Ko jam segini baru pulang." Ujar Lita yang membuat Martin ikut mengalahkan pandangan kearah Prince.

"Aku habis cari papa." Lita mendengar itu terkejut, begitupun Martin ia tak menyangka Prince benar-benar ikut mencarinya. Martin pikir ucapan Prince tempo hari hanya omong kosong.

"Kamu mencari kemana?." Tanya Martin dengan menatap cucunya.

"Ke tempat dimana papa kecelakaan, aku kesana bersama Gerald."

Martin memijit pelipisnya seraya meletakan laptop diatas meja. "Seharusnya itu urusan Grandpa saja Prince. Kamu tidak perlu ikut mencari, disana bahaya. Lain kali jangan pergi kesana lagi." Ucapnya.

"Iya sayang, kita serahin semuanya ke Grandpa saja ya. Kamu focus kuliah aja. Grandma gak mau terjadi sesuatu sama kamu." Lanjut Lita khawatir.

"Aku udah bilang kemarin. Aku sendiri yang akan mencari papa! Aku gak bisa diem aja, Grandma. Udah satu tahun aku nunggu tapi gak ada jawaban yang puas yang aku dapat dari Grandpa. Aku udah gak bisa nunggu lagi. Mau sampai kapan aku nunggu,nunggu dan nunggu terus."

Setelah mengatakan itu Prince langsung pergi ke kamarnya tanpa memperdulikan panggilan dari Lita dan Martin. Ntah kenapa semenjak Marvin menghilang Prince jadi mudah sekali emosi jika menyangkut papanya.

Prince merebahkan tubuhnya dikasur. Menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang bekecamuk. Mengingat kembali mimpinya saat bertemu Marvin. Sekarang ia mulai meragukan apakah itu benar-benar nyata atau benar-benar hanya sebuah ilusi yang ia ciptakan seperti yang dikatakan Martin.

"Masa iya ilusi. Itu nyata kan pah?." Gumamnya yang ntah kepada siapa.

"Iya itu pasti nyata kok. Gak mungkin ilusi bisa sejelas itu. Aku harus segera ketemu papa sebelum papa semakin jauh! Bakal aku buktiin ke Grandpa kalau itu benar-benar bukan mimpi atau ilusi dan semacamnya."  Lanjutnya penuh tekad.

•••

"Pah, ini aku buatin kopi. Di minum ya."

Lelaki yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya kini menoleh menatap putra semata wayangnya yang membawa secangkir kopi kearahnya.

"Wah, makasih. Kok belum tidur."

Remaja itu menggeleng, menatap  layar laptop papanya yang meunjukan tabel-tabel dan beberapa angka nominal. "Papa belum selesai?." Tanyanya.

Lelaki itu menyesap kopinya sejenak, "Belum, kamu tidur aja sana. Jangan begadang besok pagi kan kamu mau ke kampus."

Remaja itu pun akhirnya mengangguk, "Ya udah deh aku tidur duluan. Papa juga jangan begadang terus, kalo udah selesai langsung tidur." Lelaki itu terkekeh seraya mengacak rambut putranya gemas. "Ko jadi kamu yang cerewet. Iya nanti papa pasti langsung tidur kalo udah selesai."

"Besok aku ke kampus berangkat sendiri aja ya pah naik bus, papa langsung ke toko aja biar gak puter balik."

"Oke, pulangnya biar papa jemput."

•••

Jangan lupa Vote n komen^^
Kegat aku udah 8rbu aja yang baca 🥹☺️🫶

Sesuai janji double up ya 😭🥹
MAKASIH JUGA YANG MASIH NUNGGU 🔥❤️🌹

BTW. AKU PUNYA CERITA BARU:)
MAMPIR YA BARANGKALI SUKA HEHEHE...
INSYAALLAH AKU AKAN RAJIN UP
KARENA CERITA BARU INI DRAF AKU YANG LAMA SEBENERNYA DAN UDAH NABUNG CHAPTER^^

 INSYAALLAH AKU AKAN RAJIN UP KARENA CERITA BARU INI DRAF AKU YANG LAMA SEBENERNYA DAN UDAH NABUNG CHAPTER^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA MAMPIRRRRRRRRR☺️🫵





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang