NoNa 15. Hukuman Dari Bu Meylani

2K 250 35
                                    

***Spoiler langsung loncat bab 15***

Meskipun Noah dan Nafisa kini tinggal di bawah atap yang sama, namun tidak untuk pergi dan pulang sekolah, mereka selalu berangkat sendiri-sendiri, keberadaan Nafisa sebagai istri dari Noah benar-benar tertutup rapat, apalagi dari anak-anak The Pirates.

Noah selalu berangkat lebih siang dengan motoran seperti biasa, sedangkan Nafisa diantarkan oleh sopir keluarga Noah berangkat lebih pagi.

Hari ini Noah rupanya terlambat masuk ke sekolah bersama anak-anak The Pirates lainnya, entah apa yang mereka bahas di markas hingga menjadikan mereka kesiangan datang ke sekolah.

Kelima trouble maker SMA Persada tersebut, di jemur di bawah terik matahari oleh Bu Meylani, sudah begitu ada hukuman tambahan pula, push up masing-masing seratus kali, bahkan Bu Meylani telah siap dengan tally counter nya untuk menghitung push up mereka agar tidak terlewat satu pun.

Saat itu halaman sekolah telah sepi karena bel masuk sudah berbunyi. Nafisa yang disuruh Gista untuk memanggil guru pengganti ke ruang guru, karena kelas mereka sedang jam kosong, tampak berjalan melintasi lapangan upacara untuk menuju ruang guru.

Disaat yang sama Bu Meylani yang sedang memegang tally counter, tampak berteriak menyesuaikan hitungannya dengan jumlah push up anak-anak bajak laut tersebut. Tiba-tiba memanggil Nafisa yang sedang melintas disana.

"Nafisa!" panggilnya.

"Iya Bu, ada apa?" tanya gadis tersebut.

"Tolong kamu pegang tally counter ini, mereka ibu hukum push up seratus kali, masih dapat 20 kali semuanya, kamu awasin mereka dulu, Ibu mau ambil buku Tatib ke ruang BK!" perintahnya.

"B-baik Bu," ucap Nafisa menerima tally counter tersebut dan melihat dibawah pegasnya tertera angka 20 disana.

Saat Bu Meylani telah berlalu, Nafisa mengambil alih kendali untuk menghukum gerombolan The Pirates tersebut.

"Maaf silakan dilanjutkan push up kalian, kurang 80 kali lagi masing-masingnya," himbau Nafisa.

Noah yang bersimbah peluh di keningnya tampak mengangkat wajahnya menatap Nafisa. Tatapan mata keduanya tampak beradu.

"Nafisa tau, di hukum itu sangat menyusahkan, tapi jika tidak ingin mendapatkannya, lebih baik jangan terlambat lagi besok," ucapnya menatap Noah lantas tertunduk menghadapi alat penghitung di tangannya tersebut.

"Tenang Ayang Nafisa, vitalitas kita sangat luar biasa, dihukum seperti ini saja tidak menyurutkan langkah kami untuk datang terlambat lagi besok," sahut Rigel.

"Dih kenapa lo jadi ayang-ayang manggil dia, nggak takut kena sambit sama pawang dia?!" sahut Bara. Mereka bisa-bisanya ngobrol masih sambil push up seperti itu.

"Entahlah, gue belum pernah main sama yang berhijab, gue jadi penasaran, makanya tiba-tiba badai feromon ini meluap saat melihat dia, kaya unboxing nya butuh effort banget kan kalo yang serba tertutup kaya gitu," ucap Rigel tertawa membahas Nafisa pada Bara. Rigel melakukan kesalahan dengan membahas hal negatif itu disebelah Noah, yang tanpa mereka sadari adalah pemilik sahnya Nafisa.

Nafisa mendengar semua ucapan Rigel tadi, tapi dia takut untuk nyeletuk membalasnya, dia lebih memilih fokus menghitung hukuman mereka. Tapi berbeda dengan Noah, ia tidak terima, Nafisanya dilecehkan secara verbal seperti itu oleh Rigel, meskipun dia sahabatnya sendiri.

Noah dengan keras, menendang lutut Rigel yang lagi push up, hingga lelaki itu jatuh terguling menyungsruk ke paving lapangan.

"Otak lo yang mesum itu kondisikan sedikit ya!! Nggak semua cewek bisa lo gituin, lo hargain donk, dia diam bukan berarti dia setuju dengan ucapan lo, dia bisa aja diam karena takut sama mulut busuk lo itu!" tegas Noah. Membuat anak-anak The Pirates tadi menoleh kearah Noah yang begitu emosi.

Rigel bangkit dari jatuhnya dengan muka memar karena mencium paving dengan keras. Dia berdiri menantang Noah untuk duel.

"Apa maksud lo tiba-tiba nyerang gue?!" maki Rigel lantang, menarik Noah agar bangun dari posisinya push up.

"Gue nggak nyerang lo! Gue cuma ngasih paham ke lo!!" bentak Noah.

Bara segera berdiri menengahi keduanya. Namun Rigel dan Noah sama-sama ingin ribut demi menunjukkan kemampuan masing-masing.

Bara menjauhkan Rigel dari Noah yang terus berusaha membalas serangan Noah yang tadi membuatnya mencium lantai paving tersebut. Namun disaat yang sama Noah terus maju ingin memberikan pejaran pada Rigel. Hingga Sky dan Alfa ikutan membantu Bara memisahkan keduanya.

"Udah Noah!! Jangan berantem!!" seru Nafisa. Ia sangat ketakutan melihat pemandangan barusan. Hanya karena dirinya mereka jadi berantem seperti ini.

Noah menoleh kearah gadis tersebut, "Lo lagi direndahin sama dia!! Lo terima?!?" ucapnya pada Nafisa.

"Tapi tidak semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasan," ucap Nafisa.

"Rigel, apa yang dikatakan Noah tadi benar, ucapan lo bikin gue merasa terhina, tapi gue diam saja bukan berarti gue sependapat sama lo, gue hanya nggak ingin ada keributan," ucap Nafisa.

"Minta maaf lo bego! Sama dia!" ucap Bara menggeplak Rigel.

"Sorry ya Naf, gue nggak serius sama ucapan gue, gue hanya bercanda tadi, tapi nggak akan bercanda yang kelewatan lagi," sesal Rigel.

"Lo juga No, minta maaf ke Rigel, karena lo udah bikin dia nyium beton," perintah Bara. Noah dengan muka masamnya meminta maaf ke Rigel.

"Udah kalian selesaikan saja hukuman dari Bu Meylani, daripada malah kena hukuman lagi kalo tau kalian berantem tadi," ucap Nafisa.

***

Sore ini usai fullday school  Nafisa yang lagi di kamarnya, tampak mencegat Noah yang baru saja keluar dari kamar mandi. Namun buru-buru gadis itu membuang mukanya saat melihat Noah keluar dari kamar mandi hanya melilitkan handuk saja, sehingga tampilan topless itu membuat Nafisa salah tingkah sendiri.

"Ada apa Naf?" tanya Noah.

"Soal kejadian di sekolah tadi, tentang ucapan Rigel, Nafisa udah maafin dia, Noah jangan marahan sama temennya sendiri," ucapnya.

"Huft!" Noah menghela nafas jengah.

"Btw lo kenapa jadi manggil diri lo sendiri pake nama sih!?" tanya Noah mendekati gadis itu.

"Itu karena Nafisa pikir, komunikasi pake lo-gue kurang sopan karena kita suami istri, tapi pakai aku-kamu juga takut nanti ketauan sama teman-teman The Pirates," jelasnya.

"Oh yaudah kalo gitu terserah lo," jawab Noah dengan nada lebih kalem.

"Maaf kalo bikin Noah jadi risih, jijik atau sebagainya," lanjut Nafisa lagi.

"Enggak papa, gue suka lanjutin aja!" ucap Noah cuek. Padahal ada perasaan menghangat dalam dadanya, saat ia tau ternyata Nafisa memperhitungkan semuanya, mendukung keputusannya untuk menyembunyikan identitasnya dari teman-temannya.

"Lain kali, nggak perlu membela Nafisa lagi ya, Nafisa tidak membutuhkannya, tidak masalah nama Nafisa jelek dimata mereka, asalkan Nafisa bukan gadis yang seperti itu," ungkap Nafisa.

"Kok gitu?!?" ucap Noah tidak terima.

"Noah tidak perlu berperan sebagai pelindung Nafisa, memang Noah tercacat sebagai suami Nafisa, tapi itu hanya di mata kedua orang tua kita."

"Bukankah kita yang sebenarnya tetaplah sama kaya dulu, kita tetap hidup masing-masing? Jadi jangan terlalu berperan dalam hidup Nafisa," ucapnya lirih.

"KENAPA?!"

"Karena jika itu terus terjadi, Nafisa takut akan jatuh cinta beneran sama Noah, sementara Noah tidak ada perasaan sama sekali ke Nafisa, bukankan itu lebih menyakitkan? Jadi lebih baik kita tetap seperti ini, kita tetap di zona aman masing-masing," tutur Nafisa lagi. Noah terdiam, baru kali ini ia tidak bisa menyangkal ucapan Nafisa, tapi entah kenapa perasaan Noah jadi aneh mendengar ucapan Nafisa barusan, sepertinya ada sesuatu kecil di dalam hatinya yang berdenyut disana, yang membuat hatinya terasa sakit.

Nafisa berbalik badan menuju meja belajarnya membiarkan Noah sibuk dengan perasaan nya sendiri.

Noah & Nafisa (FIZZO) 『 𝓼𝓮𝓵𝓮𝓈𝓪𝓲  』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang