*05*

126 88 272
                                    

   "Perasaan ini tidak mau pergi dari hatiku, aku tidak tau mengapa tapi aku bahagia ketika mengingatnya"

Kenzie Aurora

*
*
*
*

Malam hari ini begitu indah dari biasanya. Bumi seakan bersinar di bawah cahaya rembulan yang begitu sempurna. Ribuan bintang bertebaran di langit biru gelap mengapiti kesendirian bulan dengan kelap-kelip cahayanya, diselingi hawa sejuk angin malam yang menerbangkan helaian rambut indah seorang gadis yang tengah termenung di balkon rumahnya.

Netranya masih setia memandang keindahan langit malam. Sedang pikirannya penuh dengan rangkaian kejadian singkat yang terlukis sore tadi.

Flashback on

~~~~

"Gue minta maaf." ujar pemuda itu menyodorkan sebelah tangannya. Permintaan maaf yang umum dilakukan orang yang terkesan monoton. Kenzie dapat menebak jika pemuda di depannya ini tengah gugup, meski tertutup dengan wajah datarnya.

"Udah gue maafin." Balasnya cuek. Kenzie dengan enggan menjabat tangan Riko.

Kenzie kemudian memalingkan wajahnya memandang lautan luas yang terbentang dibawah langit senja. Matahari sebentar lagi akan terbenam, bahkan setengah wajahnya sudah menghilang.

"Gue tau gue salah udah tampar lo waktu itu. Tapi lo harus tau, gue bener-bener nggak sengaja. Gue nggak bermaksud membela diri, tapi itu emang kenyataannya."

"Kalo bukan gue, siapa yang mau lo tampar. Raki?"

"Lo udah tau."

"Lo berdua tuh kenapa sih. Sebesar apa masalahnya sampe Raki bisa sebenci itu sama lo."

"Lo nggak berhak tau. Itu urusan gue sama Raki."

"Gue sahabatnya, masalah dia masalah gue juga." Kenzie mengulang kembali perkataan Raki padanya di taman.

"Nggak semua masalahnya lo harus tau. Sahabat tapi punya batasan."

"Terserah!"

Suasana kembali hening. Kenzie nampak enggan untuk memulai pembicaraan lagi. Ingin rasanya dia memaki pemuda di depannya itu, tapi nyalinya tak cukup besar untuk melakukannya.

"Jadi...lo mau nggak jadi pasangan gue di pesta." Tanya Riko berhasil membuat Kenzie melotot kaget.

"Ja-jadi yang diomongin Farel beneran?"

Riko mengangguk meyakinkan. Kenzie menutup mulutnya yang sedikit ternganga. Dia memandang wajah Riko yang masih datar.

"Kenapa harus gue? Kan ada banyak cewe lain yang bisa lo ajak." Kenzie ingin sekali tahu alasan Riko mengajaknya ke pesta. Ini lebih tepatnya Riko mengajaknya pergi berkencan. Kenzie harus berpikir seribu kali untuk menyetujuinya.

"Lo harusnya tau alasannya."

"Gue nggak tau, makanya gue nanya."

"Simpel. Karena lo menarik di mata gue."

~~~~

Flashback off

Semburat merah muncul di kedua pipi Kenzie. Memikirkan kejadian tadi benar-benar membuatnya malu sendiri. Tidak menyangka Riko yang datar itu bisa membuatnya salah tingkah.

"Karena lo menarik di mata gue. Ish, apaan sih. Gaje!" gerutunya kesal. Kenzie meremas tiang pagar pembatas balkon. "Gila, gue harus jawab apa dong. Kenapa juga gue bilang jawabnya besok. Harusnya langsung gue tolak aja tadi."

About OctoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang