*06*

184 116 564
                                    

"Tak ada kata-kata yang dapat menggambarkan dengan utuh semua perasaanku padamu"

Kenize Aurora

*
*
*
*

2 Oktober 2025

"Kenzie berangkat ya bun." Ucap Kenzie sambil mencium punggung tangan Astrid.

"Hati-hati ya." Astrid mengelus lembut rambut putrinya.

Kenzie tampak sangat cantik hari ini. Wajahnya dipoles makeup tipis yang terkesan natural. Rambutnya diikat setengah dengan poni yang tergerai menutupi dahi mulusnya.

"Cantik banget sih anak bunda."

"Hehe, makasih bun."

"Bunda seneng deh liat kamu yang kayak gini, dibanding yang dulu." Gumam Astrid membuat Kenzie membisu.

"Dulu kamu...."

"Eee bun. Aku berangkat sekarang ya. Nanti ketinggalan bis."

Kenzie langsung berlari keluar pekarangan rumah. Meninggalkan ibunya yang mematung di depan rumah.

Suasana pagi itu sangat ramai seperti biasanya. Kendaraan berlalu lalang membelah jalanan kota Alaska. Dibawah hangatnya sinar mentari pagi dan langit biru yang cerah. Kenzie berlari kecil menuju sebuah halte bus terdekat. Nampak dari kejauhan beberapa orang yang tengah berdiri menunggu di sana.

Kenzie berdiri di samping seorang gadis yang juga siswa SMA CAKRAWALA.

"Pagi Kenzie."

"Oh hai. Pagi juga."

"Lo makin cantik aja deh. Rambut lo keren." puji gadis itu membuat Kenzie terkekeh malu.

"Makasih ya."

Percakapan singkat itu berakhir saat sebuah motor ninja merah berhenti di depan mereka. Kenzie langsung mengenali siapa sosok di balik helm fullface itu.

"Lo kenapa ada di sini?" Tanya sosok itu yang adalah Raki.

"Emang kenapa?"

"Pake nanya lagi. Lo lupa atau pura-pura lupa sih. Kayak nggak tau biasanya aja."

Kenzie terkekeh mendengar perkataan Raki. Tentu dia tau maksud pemuda itu. Raki sudah seperti bodyguard baginya. Dan salah satu tugasnya adalah mengantar dan menjemput Kenzie. Gadis itu tak tahu kenapa Raki bisa sebaik itu, tapi hal ini merupakan keinginan dari Raki sendiri.

"Nanti ada yang culik lo gimana. Jadi berabe dong gue." Begitulah katanya jika Kenzie menolak tumpangan.

Tanpa berpikir panjang, Kenzie lekas naik motor Raki. Hal itu tak lepas dari pandangan orang-orang yang berdiri di sana.

"Kalian berdua mending pacaran aja deh." ujar seorang gadis yang sempat bicara dengan Kenzie tadi.

"Nggak bisalah. Kenzie udah kayak adik gue, mana bisa gue pacarin." Kata Raki. Kenzie yang duduk di belakangnya tersenyum senang.

Raki kemudian melajukan motornya meninggalkan halte. Suara deru motornya membelah jalanan yang sangat ramai. Raki menyalip setiap kendaraan yang melaju di depannya dengan kecepatan tinggi. Kenzie sama sekali tidak masalah karena dia sudah terbiasa dengan hal itu.

Tak ada perbincangan selama perjalanan singkat itu, hingga akhirnya mereka tiba di parkiran sekolah. Raki menghentikan motornya di barisan motor ninja berwarna hitam. Kenzie menebak motor itu milik 5A.

Raki membantu Kenzie turun dari motornya. Dia kemudian membuka helm fullfacenya dan merapikan surainya yang berantakan.

"Makasih ya tumpangannya."

About OctoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang