marah

12 1 0
                                    

Happy reading guys



















"Saya udah sampai, ruangan alletta dimana?" Ucap arsen pada ayahnya di telfon.

"Kamar biasa" jawab ayahnya

Tanpa menjawab apa apa arsen menutup telfon nya dan berlari menuju kamar yang dimaksud bersama dengan yovan.

Sedangkan di seberang sana, tepatnya di ruangan alletta.

"A-ayah.."

Ayah yang baru saja selesai menelfon langsung berbalik ke arah alletta yang baru sadar itu.

"Minum dulu, ayo duduk"

"Ayah kenapa kasih tau kak arsen" ucap alletta yang baru selesai minum.

"Kenapa nggak boleh?"

"Nanti, kak arsen marah" ucap alletta dengan kepala yang menunduk kebawah, membayangkan jika arsen memarahi nya seperti dulu.

"Kenapa dia marahin kamu? Kamu kan tidak salah"

"Tapi kak ar-"

BRAK

"Ayah apa apaan! Apa yang anda lakukan kepada alletta hingga dia harus menggunakan selang oksigen! Keterlaluan!"

"Kak arsen apaan sih! Ayah nggak salah apa apa!"

"Lo sadar alletta, liat! Lo udah pake selang gitu masih aja belain dia"

"Saya tanya sama kamu, kemana kamu tadi? Kenapa kamu biarkan adikmu berdua dengan oma mu itu! Bisa saja adikmu mati ditangan orang tua itu"

"Anda kenapa selalu bawa bawa oma! Salah sendiri malah nyalahin orang lain, oma itu orangnya baik, nggak kayak lo gila"

"Kalian kenapa malah bertengkar, kak arsen. Apa yang dikatakan ayah memang benar"

"Saya pamit keluar, yovan. Ikut saya"

"Eh baik om"










Alletta merebahkan dirinya memunggungi arsen, sungguh dia sedang malas dengan kakak nya itu. Apa sebenci itu dia pada ayah? Oh atau efek dari dimanjakan oma?

Tapi alletta merasa senang ayahnya sedikit kembali pada sikapnya yang dulu, alletta jadi berfikir. Apakah dia harus sakit dulu supaya diperhatikan oleh ayahnya?

Tapi jika begitu, arsen akan memarahi dirinya lagi dan kembali menuduh ayahnya.

"Jujur sama gue, siapa yang bikin lo jadi gini?"

"Oma" ucap alletta tanpa mengubah posisi nya yang memunggungi arsen.

Jawaban dari alletta membuat arsen geram, dia mencoba untuk menahan emosinya.

"Jujur gue bilang"

"Oma"

Ucapan yang keluar dari mulut alletta membuat arsen membalikkan badan alletta supaya menghadap ke arahnya dengan kasar.

"Lo nggak bisa bohong alletta" ucap arsen marah melihat mata alletta, arsen sedang menatap mata alletta mencari letak kebohongan alletta.

"Iya, makanya gue jujur. Emang oma yang buat gue jadi gini" balas alletta dengan mata yang menatap emosi kearah arsen.

Arsen tidak menemukan kebohongan di manik coklat terang alletta, dia hanya menangkap pancaran emosi dari mata itu. Arsen jadi stres memikirkan hal itu, dia berteriak melampiaskan emosi dan sedikit meninju dinding.

"Ayah nggak dirumah saat gue dicekik oma, dan ayah juga kaget ngelihat gue digituin. Oma langsung lepasin tangannya dan kabur saat ayah nyamperin gue, ayah ngebawa gue kesini dengan cepat. Kalau nggak ada ayah mungkin gue ma-"

The Real Family ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang