gengsi?

2 1 0
                                    

Kiw kiw...

Votement dungs

Thanks and happy reading












"Sshhh ga kuat, aw... sakit nggak sih itu? Parah parah, pantesan lo bisa amnesia. Gue yang ngilu sial, ih luka bunda nggak ada apa apanya dibanding lo. Lo ingat nggak gimana rasa saat itu? Siaaal, gue lemah liat lo kek gini"

"Banyak omong ah lo, berisik tau"

"Ya mana bisa gue diem doang liat lo begini, andai gue tau saat itu. Pasti gue bakal 24 jam ngerawat lo, cerita dong"

"Kok lo malah penasaran nanya in tentang kecelakaan gue dibanding gue ketemu bunda sih"

"Lo liatin bukti gini ya gue pengen tau lah, bukti dari rumah sakit mana? Gue juga pengen liat"

"Gue belum periksa"

"Ya mana sini"

"Nih"

Arsen membuka map kertas itu dan mengeluarkan isi nya, ada kertas berisi data, kertas berisi riwayat perkembangan kesehatan alletta dan ada satu hal yang membuat arsen langsung memperhatikan kertas itu.

"Al, foto lo saat berdarah darah. Kenapa bisa sempat sempatnya ada yang foto in lo?"

"Nggak tau, gue pun baru tau kalau ada foto didalam map itu"

"Nggak butuh banyak waktu, ayo serahin bukti ini. Ini udah kuat banget, nggak mungkin mereka nggak percaya. Kalau mereka masih nggak percaya, gue nggak tau lagi sama mereka. Gadanta berarti"

"Iya, tapi mana ayah? Makanya tadi gue nanya ke lo"

"Kita tunggu aja dibawah"

Alletta dan arsen membereskan bukti bukti itu dan membawanya ke bawah, sesampai di bawah. Alletta dan arsen menemukan ayah dan bunda nya sedang duduk berdua, mereka sedang menonton tv sambil menyemil kue.

"Nah, kebetulan yang sangat pas. Bukti alletta kecelakaan udah disini, bisa kalian cek berdua. Tanpa rekayasa, tanpa editan"

Arsen menyerahkan map dari rumah sakit dan memulai rekaman cctv kecelakaan di tv, alletta yang melihat itu hanya menutup matanya karena benar benar tidak kuat harus melihat itu berulang ulang.

Selama menonton, terlihat elinna sang bunda sangat tegang. Entah apa yang dia pikirkan, mukanya terlihat kaku.

"Kenapa selama ini kamu diam saja?"

Ayah jinen angkat suara setelah rekaman cctv itu berakhir.

"Aku amnesia, baru 3 minggu yang lalu mulai ingat. Tepatnya saat ayah pukul aku diruang kerja ayah cuman karena aku nggak kasih kabar keluar rumah yang padahal aku udah izin sama bi titi yang malah lupa kalau aku udah izin sama dia, lalu setelah ayah usir aku dari ruang kerja itu aku menenggelamkan diri di bathup. Tapi temanku yang tidak sengaja mendengar kalau aku ingin bunuh diri dengan segera bawa aku kerumah sakit, saat itu aku sempat nggak sadar dan mulai ingat dikit demi sedikit ingatan yang terlupakan, aku nggak bohong bilang kalau aku bunuh diri saat ayah tanya kemana aku 2 hari enggak pulang"

Alletta dengan jelas menyindir ayah, tentu saja jinen langsung terdiam. Tapi bunda sedari tadi hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata, arsen yang ingin melihat reaksi orang tua nya pun geram karena ini tidak sesuai dengan ekspektasi nya.

"Kinaya, kita semua ini apa sih? Ayah, bunda, gue dan lo. Kita ini apa, hm?"

"Kita? Ke--keluarga, kenapa tiba tiba nanya gini?"

"Huh? Ini yang lo sebut keluarga? Kalau keluarga yang lo maksud ada ibu ayah dan anak, benar sih. Tapi artinya keluarga itu apa?"

Ini merupakan sebuah taktik arsen untuk membuat orang tuanya itu membuka suara, arsen geram melihat kondisi keluarga nya yang tidak juga membaik. Selagi ada kesempatan hari ini, dia ingin memperjelas semuanya.

"Ok google, apa fungsi dari keluarga" ucap arsen kepada handphone nya, lalu tak lama ada suara dari google yang mengatakan.

Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat perlindungan bagi anggota keluarga. Keluarga harus memberikan rasa aman, tenang, dan tentram bagi seluruh anggota keluarga. Manusia adalah makhluk sosial yang bukan hanya membutuhkan orang lain namun juga membutuhkan interaksi dengan orang lain yang berbeda dengannya.

"Oh gitu, berarti lo salah allet. Kita semua bukan keluarga, secara fungsi keluarga aja nggak ada diantara kita. Kita cuman kumpulan seseorang yang di cap sebagai keluarga diatas sebuah kertas dari sipil, gue benar kan?"

"Kak arsen, lo kenapa tiba tiba ngomong kek gitu sih"

"Nggak ada sih, cuman mempertanyakan status kita semua itu apa. Capek banget gue nunggu mereka berdua ngomong, sekedar merespon ucapan lo aja nggak. Sungguh, gue menanti sepatah kata dari mereka"

"Sudahlah, semua sudah jelas. Mulai sekarang bunda akan tinggal lagi disini, apa yang terjadi saat ini udah selesai. Masalah 2 tahun yang lalu selesai sekarang ini, tidak usah dibahas bahas lagi"

"Selesai begini saja? Anda punya hati tidak!? Bersyukur alletta masih hidup sekarang, kalau tidak. Apa anda ada niat untuk mencari keberadaan darah daging anda sendiri? Kalau belum siap untuk jadi orang tua, kenapa masih terus menampung kami? Buang saja ke panti asuhan, saya jamin hidup saya lebih damai dari keluarga ini. Apa susah nya kalian minta maaf karena salah paham, egois tau nggak?"

Arsen mengumpulkan semua bukti dan flasdisk milik alletta lalu bergegas menarik tangan alletta untuk pergi dari hadapan orang tua nya itu.

"Masuk! Cuci muka, tangan, kaki, lalu tidur. Sampai gue denger lo nangis, gue bunuh jinen tamaka jinendra itu sekarang juga"

Dengan segera alletta mengerjakan apa yang dikatakan arsen, tak ingin saja terus terusan ada keributan di rumah ini. Bosan mendengarnya, lelah dan muak.

Memang ini pun sudah malam, jadi sekalian saja lah alletta tidur. Besok dia harus sekolah, ia tak mau terlambat bangun. Seumur hidup, alletta tak pernah sekalipun merasakan datang terlambat saat sekolah.

"Kayaknya arsen benar benar udah kecewa sama mereka, lagian mereka juga sejahat itu. Gue nggak bisa bela in mereka, saat ini gue berada di pihak seorang arsenno kyiel jinendra. Ayo kalian tunjuk in ke kami seberapa mengecewakannya kalian, apabila hal itu terjadi. Maka gue akan pergi dari kalian, selamat malam dunia"

























Ayo kita lihat, seberapa mengecewakannya ayah dan bunda.

Kalian kalau jadi alletta, reaksi kalian bakalan kek gimana sih? Kepo nih saya, komen dong.

See you sabtu depan ya...

The Real Family ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang