"Om benelan Ayahnya Sha?" Tanya Shea yang sudah berbaring dengan Namjoon di sampingnya.
"Kalau Iya bagaimana?" Tanya Namjoon.
"Kata Papi- tapi Om jangan kasi tau Mama ya" ucap Shea sedikit berbisik dan Namjoon mengangguk.
"Kata Papi kalau Sha masih punya Ayah satu lagi kan Sha udah punya Mama sama Mami berati ada dua kan" ucap Shea sambil menunjukan jari mungilnya dengan bentuk V aka dua.
"Tapi Sha cuman punya Papi berati ada satu" jelas Shea sambil menunjukan satu jarinya.
"Harusnya Sha juga punya dua Papi kaya punya Mama sama Mami tapi Sha cuman punya satu" jelas Shea membuat Namjoon mencoba menahan senyumannya melihat bagaimana cara anak itu menjelaskan.
"Tapi Papi gak lanjutin karena Mama dateng" ucap Shea dan selesai.
"Kalau Om itu Ayahnya Shea, Shea seneng gak?" Tanya Namjoon.
"Seneng, tapi Mama sedih. Sha gak mau Mama sedih"
"Nanti, Ayah ngomong sama Mama biar Mama gaknsedih lagi kalau Ayah jadi Ayahnya Shea" ucap Namjoon membuat Shea tersenyum.
"Benelan?" Tanya Shea.
"Iya, tapi sekarang kamu tidur biar Mama gak marah lagi" ucap Namjoon membuat Shea langsung menutup matanya.
Namjoon mengusap puncak kepala Shea. Putrinya itu sangat pintar, Ara menjaga dan mendidiknya dengan baik.
Di sisi lain Ara mendengar itu semua dari balik pintu kamar Shea.
Apa semuanya sudah berakhir di sini? Dia akhirnya kalah dan membiarkan Shea tau jika Namjoon itu Ayahnya.Tapi masih jauh dalam diri Ara kalau Ia tidak terima akan hal itu, rasa sakitnya terlalu dalam untuk Namjoon.
Setelah Shea tertidur, Namjoon keluar dari kamar putrinya itu. Ia mencari keberadaan Ara.
Ternyata Ara sedang duduk terdiam di kursi meja makan. Namjoon menghampirinya lalu menarik kursi di samping Ara untuk duduk.
Namjoon meraih tangan Ara dan tidak ada penolakan.
"Kamu boleh membenciku, kamu boleh tidak memaafkan ku tapi kumohon Ara, biarkan Shea tau jika Aku memang Ayahnya" ucap Namjoon.
"Dan tolong jangan pisahkan Aku dengannya lagi. Aku akan melakukan apapun asal kamu tidak memisahkan ku dengan Shea" lanjut Namjoon tapi belum ada respon dari Ara.
"Ara... Aku akan menebus semua kesalahanku atas rasa sakit mu dengan cara apapun" ucap Namjoon.
.
.
Setelah pembicaraan Namjoon dan Ara akhirnya Ara mengiyakan ucapan Namjoon. Dia tidak akan menghalangi Namjoon untuk bertemu Shea tapi untuk Ara kembali pada Namjoon, Ara tidak menginginkannya.
"Shea sekolah?" Tanya Namjoon.
"Aku sekalian menitipkannya dan menjemputnya setelah bekerja" ucap Ara.
"Sayang, nanti Mama jemput kaya jam biasa ya" ucap Ara dan Shea yang sedang sarapan mengangguk.
"Bisakah kamu berhenti bekerja saja? Aku yang akan-"
"Jika kamu ingin membiayai Shea silahkan tapi Aku bekerja untuk diriku sendiri juga" Potong Ara.
"Shea harusnya pulang jam berapa?"
"Kenapa?" Tanya Ara.
"Aku akan menjemputnya dan menjaganya sebelum kamu pulang" Namjoon.
"Terserah"
"Shea nanti mau jalan-jalan sama Ayah gak?" Tanya Namjoon.
"Mau, Mama bolehin kan?" Tanya Shea menatap Mamanya.
"Iya, tapi jangan nakal dan dengerin ucapan Ayah, jangan jauh-jauh dari Ayah pokoknya jangan pisah dari Ayah" peringat Ara dan Namjoon tersenyum mendengar itu.
Namjoon tidak bisa mendeskripsikan kebahagiannya saat ini, meskipun Ara masih menolaknya tapi ini sudah lebih dari cukup.
.
.
Ara sedang menunggu Namjoon dan Shea yang belum juga pulang sampai sekarang.
Ia sudah menghubungi dan Namjoon bilang jika Ia sedang dalam perjalanan pulang.
Tidak lama suara bel berbunyi dan Ara langsung bergegas membuka pintu.
Saat Ara membuka pintu yang Ia lihat adalah Shea yang tertidur di gendongan Namjoon.
"Dia kelelahan" ucap Namjoon dan Ara ingin mengambil Shea dari gendongan Namjoon tapi Shea tidak mau melepaskan pelukannya pada leher Ayahnya itu.
"Shea sayang udah sampai rumah ayo sama Mama" ucap Ara.
"Yayahhh" gumam Shea.
"Biar Aku yang membawanya ke kamar" ucap Namjoon lalu Ara membiarkan itu, Ia hanya mengikuti mereka dari belakang.
Namjoon menaruh tubuh Shea perlahan di atas ranjang sambil melepas tangan Shea dari lehernya.
"Yahh"
"Iya Ayah di sini" ucap Namjoon dan akhirnya Shea melepaskan tangannya dari leher Namjoon.
"Dia sudah tidur, Aku akan kembali ke hotel" ucap Namjoon dan Ara mengangguk.
Setelah Namjoon pergi, Ara duduk di samping putrinya yang sudah tertidur.
"Apa kamu bahagia sayang" ucap Ara mengusap kepala Shea.
"Maafin Mama ya sayang" ucap Ara merasa menyesal juga karena memisahkan Shea dengan Ayahnya.