10. Bodoh

96 9 0
                                    

Hai gaess!!

Aku mau kasih info kalau ada yg bingung.

Jadi, setiap awal itu aku selalu bikin tanggal dan nama kota. Nah adegannya sesuai sama tempat yang aku tulis.

Jakarta selatan = rumah Vano

Tangerang = rumah Meisya

Jakarta Pusat = Kampus bramawijaya

Dan gunanya tanggal itu, untuk nentuin alurnya nanti karena alurnya campur ya, ada maju ada mundur. jadi perhatiin aja tanggalnya. oke?

Kalau gitu, selamat membaca~~~













Jakarta Selatan, 20 September 2017

Sudah beberapa menit Vano memandangi layar ponselnya. Dilayar itu tertera sebuah pesan dari sepupunya. Kenapa anak brandal itu mengiriminya pesan? Apa ada hubungannya dengan temannya itu?

Lalu masuklah sebuah panggilan dari orang yang sama. Felix. Dia langsung menelpon Vano karena tak kunjung mendapat balasan dari pesannya.

"Apa?" Ketus Vano.

"Kenapa chat gue nggak lo balas?"

"Kenapa harus?"

"Oh, salah gue juga sih. Itu gue kirim link sama lo. Karena kejadian kemarin lo jadi populer. Gimana menurut lo?"

Dahi Vano berkerut. Segera saja dia melihat pesan yang baru saja masuk. Dibukanya pesan itu tanpa mematikan panggilan dari sepupunya itu. "Sial." Bagaimana bisa videonya tersebar luas seperti ini?

Memang dia terlalu implusif kemarin. Bagaimana kalau ayahnya melihat ini? Mungkin dia bakal terbaring di rumah sakit nanti karena masalah ini.

"Gue tutup. Thanks." Vano segera menutup panggilan itu.

Hari ini di rumah memang tidak ada siapa-siapa kecuali para pembantu. Vano sangat takut kalau ayahnya pulang dan mempermasalahkan ini dihari peringatan kematian ibunya. Pokoknya dia harus pergi dari rumah hari ini. Vano langsung berkemas dan tak lupa membawa laptop dan juga kameranya. Mungkin dia akan tidur di rumah Felix hari ini.

"Tapi, sebelum itu.." Sepertinya Vano ingin kesuatu tempat sebelumnya. Setelah selesai berkemas Vano langsung pergi meninggalkan rumah menggunakan mobil pemberian kakaknya. Kakak yang selalu tidak ada disaat dia mengalami penganiayaan oleh ayahnya.

☆☆☆☆

Langit terlihat mulai menggelap karena baru beberapa saat yang lalu matahari terbenam. Vano keluar dari mobilnya dengan membawa sebuket bunga lili putih kesukaan ibunya.

Sebelum benar-benar memasuki perkarangan kuburan umum itu, Vano berusaha mengecek sekitar sekiranya ada orang yang dikenalnya disana. Sungguh dia tidak ingin berpapasan dengan ayahnya ataupun kakaknya.

Karena hari sudah gelap, tidak ada siapapun yang terlihat mengunjungi pemakaman umum itu. Langsung saja Vano bergegas menuju kuburan milik ibunya.

Sampai di tanah berukuran dua kali satu itu Vano terdiam melihat ada dua buket bunga yang sudah terletak disana. Sepertinya ada dua orang yang sudah mendahuluinya.

Vano pun berjongkok. Menatap batu nisan milik ibunya.

"Bu. Maafin Vano ya bu, karena terlambat. Seharusnya Vano yang datang lebih dulu." Diletakkannya buket bunga lili yang dibawanya tadi di dekat batu nisan ibunya.

"Vano tau, kalau ibu bisa lihat Vano dari sana. Vano juga tau, kalau ibu selalu berdoa yang terbaik dari sana. Tapi, sepertinya rasa bersalah ini nggak semudah itu untuk menghilang bu." Tanpa sadar mata Vano terasa panas. Dia tidak mau menangis, jadi dia menahan sekuat tenaga air matanya agar tidak tumpah.

Limerence | Rasa Ingin Memilikimu Semakin Kuat [Jaeminju]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang