Hai gaes!!!
Sorry telat upnyaa 🙏🙏
Utk kalian yg mau liat yg serem2 sabar yaaa.. ini masih permulaan.. oke? Oke.
Langsung aja dibaca yuk!
Jakarta Pusat, 21 Agustus 2017
Suara kicauan burung terdengar nyaring dipagi hari ini. Beberapa mahasiswa ada yang sudah sampai ke kampus untuk mengikuti kelas pagi.
Langit hari ini berwarna biru muda keabu-abuan. Karena masih terlalu pagi langit belum menampakkan jernihnya pemandangan cerah dihari itu.
Tapi secerah apapun pagi hari itu tak membuat hari Vano berubah mengikuti langit. Seperti hari-hari sebelumnya dia diantar abangnya ke kampus. Ah, lebih tepatnya setiap pagi mereka pergi bersama karena suruhan ayah mereka.
Mesin mobil pun dimatikan. Aldi memeriksa ponselnya yang baru saja terlihat masuk pesan singkat.
"Bisa nggak, kita berangkat sendiri-sendiri aja?" Dari awal Vano tidak begitu suka dengan saran ayah mereka.
"Hah? Gimana?" Aldi mematikan ponselnya tanpa menyelesaikan ketikannya. Dia senang Vano akhirnya membuka percakapan lebih dulu.
Vano menoleh kesamping. Saat ini dia bisa melihat dengan jelas senyum tipis Aldi padanya. "Gue bilang nggak usah kayak gini lagi. Gue nggak suka." Ucap Vano dingin.
Entah kenapa hati Aldi sedikit terdengar suara retakan halus. "Ahh.. Gue nggak tau lo nggak suka begini." Dengan canggung Aldi membuang arah pandangnya. "Terserah lo gimana aja. Nanti gue coba ngomong sama--"
"Nggak usah. Ayah juga sebulan ini keluar kota. Jadi lo nggak perlu repot-repot." Setelah mengucapkan itu Vano membuka pintu mobil dan langsung pergi meninggalkan Aldi yang terus menatapnya sampai tak terlihat.
Aldi menghela nafas berat. "Dia makin nggak suka gue. Gimana nih?" Dia kembali melihat kearah adiknya pergi tadi.
☆☆☆☆
Lorong kelas mulai penuh karena para mahasiswa mulai memasuki kelasnya masing-masing. Sudah seminggu lebih sejak acara penyambutan para mahasiswa baru mulai terbiasa dengan suasana kampus dan teman baru mereka.
Di parkiran juga dipenuhi para mahasiswa. Seperti saat ini. Mobil sedan putih baru saja terparkir. Pengemudinya segera keluar dan berlari membukakan pintu disamping kemudi.
Pria berambut gondrong blonde itu tersenyum manis saat sang gadis keluar dengan malu-malu mengucapkan terima kasih.
"Makasih." Ucap gadis cantik itu.
"Kayaknya kamu suka banget bilang makasih ya?" Godanya. Gadis yang saat ini menjadi pacarnya itu hanya tertawa kecil menanggapi pria itu.
"Jadi aku nggak boleh bilang makasih?" Mereka mulai berjalan kearah gedung kampus.
Pria yang bernama Gilang itu menghentikan langkahnya lalu berdiri tepat di depan pacarnya itu. "Boleh. Asal jangan kata maaf. Itu nggak boleh sama sekali." Mereka saling menatap sebentar sampai sang gadis tersadar.
"Ah, udah jam berapa ini? Kamu nggak telat masuk kelas?" Tanya Meisya khawatir, takutnya pacarnya itu terlambat masuk kelas karena dirinya.
"Nggak kok. Aku masuknya masih lama." Gilang melihat tangan Meisya yang memeluk erat buku tebalnya. Lalu tanpa ragu dia meraih tangan halus itu dan menggenggamnya.
"Aku anter sampek dalam ya? Boleh kan?" Tanyanya. Takutnya pacarnya itu tidak mau diantar sampai ke kelas.
Setelah berpikir sebentar Meisya mengangguk manis sambil tersenyum. "Yuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence | Rasa Ingin Memilikimu Semakin Kuat [Jaeminju]
Gizem / GerilimMenceritakan tentang seorang pria yang menyukai teman kampusnya yang baik hati sampai membuat dirinya hampir gila karena obsesinya. ~Vano Restu Mahendra~ "Aku tau kalau kamu juga ingin selalu bersamaku, tapi kenapa kita selalu nggak bisa bersama? SE...