SISI LAIN (LEE HAECHAN)

Bercerita (32)*

"Kau satu grup dengan Yunjin-nim dan Eunchae-nim kan?" Tanya Jaemin

"Nee, oppa pasti sudah diberitau Haechan sunbae ya tentang hubunganya dengan 2 member ku?" Tanya nya membuat Jaemin kaget

"Ternyata kau sudah tau, ku kira tadi kau akan bertanya kenapa aku menanyakan 2 member mu, apa kau sudah bertemu dengan Haechan secara langsung? " Ucap Jaemin

"Sudah minggu2 sebelum ini Eunchae dan Yunjin eonni sudah bercerita pada kami, dan kami belum bertemu Haechan sunbae selain di backstage waktu itu" Jawab nya membuat Jaemin mengangguk mengerti

"Zuha-yaa jika kau ingin bercerita tentang hubungan kita kepada member mu juga boleh ya, dan aku izin bercerita pada Haechan" Ucap Jaemin

"Baik oppa terimakasih tapi kenapa oppa hanya akan bercerita pada Haechan sunbae saja?" Tanya Kazuha

"Aku ingin tahu dulu siapa yang tahu hubungan dia dengan Yunjin-nim dan alasan kenapa dia belum bercerita pada semua member" Ucap Jaemin membuat Kazuha mengerti

"Em oppa apa ibumu akan menyukai ku? sepertinya tadi beliau belum sangat kaget saat kita akan bertunangan" Ucap Kazuha

"Ayahku memang sengaja tidak memberi tau ibuku, beliau memang kaget tapi bukan berarti tidak menyukaimu" Ucap Jaemin menenangkan

"Jika sedang libur apa member mu pulang?" Tanya Jaemin

"Iyaa, bahkan Sakura Eonni juga yang sama-sama dari Jepang dia juga pulang sedangkan aku tidak karena kalaupun aku pulang ayah ibuku tidak ada di rumah pastinya sibuk dikantornya" Ucap Kazuha lesu

"Aku tahu alasanya sekarang kenapa ayahmu tidak bisa menunggu pertunangkan kita selesai aku comeback" Ucap Jaemin

"Maapkan ayahku ya oppa" Ucap Kazuha merasa bersalah

"Tidak usah minta maap meskipun kesanya sedikit egois aku rasa ayahmu bermaksud baik agar kau tidak merasa kesepian dan ada aku yang bisa melindungimu makanya beliau ingin kita cepat bertunangan " Ucap Jaemin kemudian mereka berdua terdiam tak sadar jika dari ada Eomma Na dan Nyonya Nakamura  yang memerhatikan mereka dari jauh

"Aku rasa tidak buruk menyatukan mereka" Ucap Nyonya Nakamura

"Benar Nyonya aku pikir aku akan melihat adanya tekanan karena mereka baru kenal dan langsung ditunangkan, tapi sepertinya akan baik-baik saja" Balas Eomma Na

"Hyung apa kau tidak memasakan makanan kesukaanku?" Ucap Jisung yang melihat di meja makan tidak ada makanan kesukaanya

"Ahh mianhe Jisung-ah biasanya yang memasak makananmu itu Jaemin aku belum bisa memasak itu ada yang bisa ya Haechan tapi dia kan sedang ada urusan juga" Ucap Renjun

"Sudahlah makan saja, hitung-hitung latihan siapa tau kedepanya kau tidak akan bisa makan malanan kesukaanmu lagi" Ucap Chenle membuat Jisung mendelik

"Apa maksudmu?" Tanya Jisung

"Orang yang selalu membuatkanmu makanan itu sudah kau caci maki kan kemarin apa kau tidak malu jika meminta nya memasakanmu? dan Haechan hyung? dia juga sibuk dan memasak jika sedang ingin saja terakhir jika memesan makanan kau kan dilarang ibumu untuk memesan makanan itu diluar" Ucap Chenle membuat Jisung menjadi kesal saat doa hendak berbalik kearah kamarnya

"Park Jisung, duduk dan makan" Ucap Jeno tegas membuat Jisung merasa terintimidasi jika Jeno sedang dalam mode capten seperti itu lebih menakutkan daripada Jeno yang kemarin marah-marah padanya.

Jisung pun dengan pasrah memakan makananya, sedangkan Renjun, Jeno dan Chenle hanya bertatap-tayapan dan tersenyum tipis.

*

"Emm hoamm" Haechan terbangun dari tidurnya dia melihat Yunjin yang masih berada dipelukanya tampak tidak nyaman

"Aigoo kau pasti tersiksa ya tidur seperti ini, maapkan aku nee akan ku tidurkan dulu di kamarmu" Ucap Haechan dia bangkit perlahan-lahan lalu mengendong Yunjin ala bridal style dan beralih ke kamar Yunjin

Klekk

"Omoo Eunchae ya sejak kapan kau disini?" Tanya Haechan setelah menidurkan Yunjin dikasur sebelah Euncha yang sedang menonton drama

"Sejak kau mulai tidur oppa" Ucap Eunchae lalu mematikan dramanya menyelimuti Yunjin dan beranjak dari kasurnya

"Ayo oppa bicara diluar" Ucap Eunchae yang diikuti oleh Haechan

"Oppa mau kuambilkan minum apa." Tanya Eunchae yang beranjak kedapur

"Colla saja" Ucap Haechan lalu dudik kembali di sofa

"Oke Hong Eunchae mari kita mulai sesi ceritanya, mau mulai dari mana?" Tanya Haechan saat Eunchae sudah duduk disampingnya

"Emm oppa tau aku anak tunggal kan? sebenarnya aku sempat akan memiliki adik" Ucap Enchae

"Mwoo?! Lalu?" Kaget Haechan

"Dulu ayah ibuku sangat menyayangiku oppa mereka selalu menjaga merawat dan mengabulkan keinginanku sampai suatu ketika mereka bilang bahwa aku akan
memiliki adik. Aku tentu saja senang ya akhirnya aku akan punya teman hanya saja aku membuat kesalahan oppa" Ucap Eunchae lalu menghela nafas seolah menahan beban. Haechan hanya diam mendengarkan

"Aku membunuh adiku oppa, waktu itu aku memaksa dan merengek pada Eomma agar menemaniku bermain dilantai bawah sedangkan waktu itu eomma sedang berada di lantai 3, kandungan eomma saat itu sudah mulai membesar. Karena rengekan dan paksaan aku itu eomma terburu-buru kelantai bawah sampai eomma tergelincir dari atas" Ucap Eunchae dia memejamkan matanya dan mengepalkan tanganya, Haechan yang menyadari menggenggam tangan adiknya itu

"Eomma berteriak kesakitan, saat itu eomma penuh darah sampai ketika Appa pulang dia kaget melihat keadaan eomma lalu membawa nya kerumah sakit. Dan oppa tau apa yang terjadi adiku tidak selamat dia meninggal eomma keguguran dan rahimnya harus diangkat karena benturan keras mengakibatkan rahimnya ruksak saat itu aku belum mengerti apa yang terjadi tentang rahimnya yang aku tau hanya adiku telah dipanggil tuhan" Lanjut Eunchae yang kini mulai berurai air mata

"Sejak saat itu mereka bukan orangtua yang aku kenal oppa mereka selalu menyakiti fisik dan batin ku mereka mencerca ku dengan kata-kata kasar mengatakan kalo aku pembunuh, anak sialan, anak tidak berguna dan juga mereka selalu menyiksaku oppa disini, disini, disini semuanya sakitt oppa sangatt menyakitkan hikss sampai rasanya hiks aku lebih baik mati daripada harus merasakan rasa sakit itu" Tangis Eunchae pun pecah ketika menunjukan beberapa bagian tubuhnya

"Aku tau saat itu aku salah oppa tapi kenapa balasanya semenyakitkan ini hikss, kenapa  mereka tidak langsung membunuhku saja,, dan oppa yang membuat aku dibully adalah mereka sendiri mereka yang selalu memarahiku di depan teman-temanku ketika sedang berkunjung kerumah sejak itu temanku dan satu angkatanku selalu membully ku hikss mereka mengataiku pembunuh, anak pembawa sial, wanita jelek aku selalu dilempari sampah atau telur busuk atau air bekas pelan dan air got hikss bangku dan mejaku dicoret2 penuh sampah penuh kata2 makian badanku pun sering dipukul hikss dan yang paling membuatku tidak kuat adalah saat aku hampir dilecehkan dan ituu karena suruhan Eomma dan appaku sendiri oppa hikss huaaa a-kuu sen-dirian oppa hikss guru2 atau siapapun tidak ada yang mau membantuku saat ituu a-kuu ak- " Tangisan Euncahe terpotong karena Haechan yang langsung merengkuh anak itu kedalam pelukanya

"Shutt sudah yaa sekarang ada oppa jangan menangiss jangan takut lagii sekarang banyak yang sayang Euncha ada oppa, ada Yoongi oppa, dan sepupu lainya imo  samchon Min dan Lee mereka semua menyayangi Eunchaee sudahyaa uri dongsaengg uljimaa" Ucap Haechan menenangkan sambil mengelus-ngelus punggung Eunchae yang terus terisak hebat

"Urii dongsaeng kuatt sekali, gadis baik, gadis hebatt uljimaa nee air matamu nanti habis dan kau akan buta kau tidak mau menjadi buta karena terlalu banyak menangis kan?" Ucap Haechan yang dijawab gelengan kepala oleh Eunchae

"Nahh pintar sekarang coba tatap oppa, aigoo wajahmu jadi sembab gini oppa mianhe ya sudah membuatmu banyak menangis" Ucap Haechan lalu menghapus air mata Eunchae dengan jari tanganya

"Apa kau lapar?" Tanya Haechan dan Eunchae  mengangguk

"Baiklah oppa akan memasakanmu, Kau harus coba memakan masakan oppa dijamin akan ketagihan" Ucap Haechan mengecup kepala Eunchae lalu berjalan kearah dapur untuk memasak

SORRY KALO KURANG NGE FEEL YA GESS AKU GKBISA BIKIN CERITA YANG TERLALU EMOSIONAL WKWK