-Part 5-

607 128 2
                                    

Setelah kejadian Chaeyoung mengetahui tentang kisah hidup Jennie, dia sering memantau rumah yang ditinggali oleh Jennie itu.

Tapi, atas alasan apa dia melakukan semua itu? Kenapa juga dia harus peduli?

"Apa gue suka sama dia? Ah, tidak mungkin. Gue hanya kasian sama dia" monolog Chaeyoung.

Sedetik kemudian, dia menatap 2 orang pria yang keluar dari rumah itu. Perlahan lahan dia berganjak turun dari mobil dan memilih untuk mengikuti kedua pria itu untuk menguping perbicaraan keduanya.

"Bos mau kita mencari bodyguard untuk menjaga Nona Jennie. Jadi, siapa yang harus kita cari?"

"Nanti gue tanyakan sama teman satu geng gue deh"

"Permisi" keduanya menoleh menatap Chaeyoung.

"Siapa kamu!? Untuk apa kamu kesini!?" Sentak salah satu pria itu.

Chaeyoung setia menampilkan wajah datarnya "Saya tidak sengaja mendengar perbicaraan kalian. Maaf, saya tahu itu tidak sopan tapi saya yakin saya bisa membantu kalian"

"Maksud kamu?"

"Apa saya bisa melamar pekerjaan untuk menjadi bodyguard untuk sosok yang kalian maksudkan itu tadi?"

Kedua pria itu saling tatap dan kembali menatap Chaeyoung "Kamu harus ketemu sama bos kami duluan"

"Bawa saja saya ketemu sama bos kalian"

"Baiklah. Ayo"

Dengan segera Chaeyoung menyusul kedua pria yang sudah memasuki rumah itu.

"Permisi Bos"

Jeongha yang bersantai diruang tamu sontak menoleh "Ada apa?"

"Ini ada yang ingin melamar untuk menjadi bodyguard Nona Jennie"

Jeongha bangkit dan menatap Chaeyoung "Saya Chaeyoung dan saya ingin menjadi bodyguard Nona Jennie" ujar Chaeyoung serius.

Jeongha menaikkan salah satu alisnya "Kamu kelihatan masih muda. Memangnya kenapa kamu ingin menjadi bodyguard anak saya?"

"Saya butuh uang" bohong Chaeyoung "Anda tenang saja. Saya bisa menjadi bodyguard yang baik karena saya cukup bagus membela diri saya" lanjutnya.

"Apa kamu masih kuliah?"

"Iya"

"Terus, gimana sama kuliah kamu kalau kamu kerja disini? Kamu harus memantau anak saya itu 24 jam dan kamu bahkan harus menginap disini"

"Apa Nona Jennie berkuliah?" Tanya Chaeyoung berpura pura.

"Iya. Dia kuliah di kampus SamYang"

"Kebetulan sekali saya juga kuliah dikampus yang sama. Jadi lebih gampang untuk saya memantau dia bukan?"

Jeongha mengangguk dan tersenyum puas "Bagus! Kamu sepertinya memang bisa diandalkan. Bawa barang barang kamu kesini! Mulai sekarang, kamu akan tinggal disini dan kamu harus sentiasa memantau Jennie! Jangan biarin dia kabur!"

"Baiklah" sahut Chaeyoung bernafas lega. Hatinya sedikit tenang ketika dapat melakukan sesuatu yang mungkin bisa menyelamatkan Jennie.



















Seperti biasa, selesai memasak makan malam, Jennie kembali kekamarnya untuk mendengarkan melodi sedih melalui earphone yang tersambung diponselnya.

Makan malam? Hah~ dia sudah terbiasa untuk tidak memakan makan malam si. Lagian Jeongha sama Hansoo juga memang tidak ingin dia ikut makan bersama mereka.

"Jangan melamun"

Deg

Jennie tersentak kaget ketika mendengar suara itu. Dia tidak memasang volume yang tinggi makanya dia masih bisa mendengarkan suara itu.

Dengan segera dia melepaskan earphone itu dan menatap kearah balkon yang ada disamping balkon kamarnya "Chaeyoung?!" Kagetnya "Kenapa kamu bisa ada disini!?"

Chaeyoung menatap Jennie dengan santai "Gue kerja disini"

Dahi Jennie mengernyit "Kerja? Sejak kapan? Dan lo kerja sebagai apa?"

"Sejak tadi sore. Papa elo ingin mencari bodyguard untuk terus memantau elo. Kebetulan gue ada dirumah lo saat itu makanya gue langsung melamar untuk menjadi bodyguard elo. Mulai sekarang, lo dibawah pengawasan gue" jelas Chaeyoung.

"Kenapa kamu melakukan semua ini Chaeyoung-ah" lirih Jennie dengan matanya yang sudah berkaca kaca.

"Gue ingin melindungi elo. Hanya ini yang bisa gue lakukan untuk terus ada disamping elo dan tidak membiarkan Papa elo memukul elo lagi"

"Papa aku kejam Chae. Aku tidak mau kamu kenapa napa. Ini urusan aku jadi biar aku saja yang menguruskan semuanya. Aku tahu kalau kamu ingin menolong aku tapi aku tidak ingin merepotkan kamu lagi Chae"

Chaeyoung mendekati pembatas balkon. Dia mendongak dan menutup matanya untuk menikmati angin malam yang menerpa wajahnya "Lo tidak faham posisi gue Jen. Gue tidak punya orang tua. Mereka sudah meninggal. Gue kembali kesini juga gara gara paksaan dari Oma sama Opa gue" dia membuka matanya dan menatap Jennie dengan tatapan lembut "Lo mengingatkan gue sama Mama gue. Gue seakan bisa melihat sosok Mama gue dalam diri elo. Jadi, tolong izinkan gue menjaga elo seperti gue menjaga nyawa gue sendiri"

Kata kata yang dilontarkan oleh Chaeyoung itu sudah pasti membuatkan Jennie terharu "Terima kasih karena kamu ingin menjaga aku. Ternyata pertemuan kita bukan pertemuan biasa ya. Kamu bisa menganggap aku sama Jisoo seperti keluarga kamu sendiri"

"Kalau gue menganggap elo seperti istri gue gimana?" Sambar Chaeyoung membuatkan Jennie membeku. Tanpa mendengar sahutan dari Jennie, dia bergegas kembali memasuki kamarnya.

"Cuek tapi manis" gumam Jennie tersenyum malu.


















Tekan
   👇

Sad Melody ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang