O6. FISIP dan kejutan

117 17 7
                                        

Sudah dua hari sejak insiden kepencet follow Instagram angkasabimana dan sudah dua hari juga Winona mati-matian menahan rasa malu tiap kali mengingat kejadian bodoh dan aneh itu. Nggak cuma itu tapi sudah dua hari ini juga Ia menghindari melawati wilayah Fakultas Seni, padahal jalan tercepat menuju FISIP ya lewat sana. Alhasil untuk sampai ke FISIP, Winona harus memutari beberapa Fakultas dulu atau lewat gerbang kampus sebelah utara.

Seperti hari ini, Winona harus berdebat dengan Manda karena temannya itu bersikeras ingin lewat wilayah Fakultas Seni karena itu satu-satunya jalan tercepat untuk mereka sampai ke FISIP karena merek berdua sudah hampir telat di matakuliah dosen killer, Pak Handoko.

"Orang gila mana yang malah muter jalan padahal udah tau telat terus dosennya Pak Handoko?!" sungut Manda persis ketika Winona melaju lurus dan tidak berbelok ke kanan.

"Gue udah bilangkan, kemaren itu gue nabrak orang di depan FSP. Gue malu banget kalo mobil gue di kenalin anak-anak situ." kilah Winona.

Manda mendengus kesal, "Winonaaaaa mobil brio tuh banyak banget yang pake di kampus ini DAN! gue yakin nggak bakal ada anak FSP yang notis juga."

"Nih kalo urusannya sampe absen gue di merahin sama Pak Handoko, lu harus ganti rugi ke gue ya!" sambung Manda lagi dengan omelanya.

Winona berdecak, "Iya iya, gue tanggung jawab, gue ganti rugi. Lo mau apa?"

"Orgil emang. Beliin gue parfum yang kemaren. Gue mau ganti rugi gue sepadan."

"Deal."

Manda yang duduk disebelahnya hanya bisa menggeleng dengan heran. Sambil terus berharap dalam hati kalau Dosen killer itu belum masuk kelas walaupun kemungkinan itu cuma 30%.

Kejadian bodoh dan aneh itu terjadi terlalu cepat dan membingungkan. Sesaat setelah Winona sadar kalau dia nggak sengaja memfollow akun Angkasa dia harusnya dengan cepat mengunfollow bukan? Iya itu harusnya yang dilakukan Winona tapi semesta sepertinya sudah merencanakan ini dengan matang-matang karena ternyata ponselnya rusak, ngehang, layarnya ngefreeze akibat terpental jatuh saat itu.

Kalau kalian pikir ini terlalu aneh... Sama Winona juga berpikir ini nggak masuk akal sama sekali.

Winona benar-benar nggak peduli dia harus kena omelan dari Pak Handoko atau kena hukuman sekalipun yang terpenting dia nggak ketemu sama manusia bernama Angkasa Abimana.

Winona benar-benar nggak peduli dia harus kena omelan dari Pak Handoko atau kena hukuman sekalipun yang terpenting dia nggak ketemu sama manusia bernama Angkasa Abimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nya titip jus mangga dong." ucap Manda dengan senyum ke Sonya yang kemudian mendengus pasrah sambil menerima selembar uang dua puluh ribu.

"Ada lagi gak yang mau nitip?" tanya Sonya kepada ketiga temannya yang lain.

Kompak Winona, Chaca dan Rayya menggeleng.

"Cha pinjem buku Hukum Pak Ahmad dong mau gue fotocopy aja itu Bab 5 nya." ucap Rayya.

Chaca mendelik, "Dih kena pasal lo ngopy ngopy buku sembarangan! Nggak boleh! Nanti gue yang kena sama Pak Ahmad ah. Dia kan nggak mau banget bukunya di fotocopy."

Euphoria | Winter Kim x Hamada AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang