32

385 30 0
                                    

Javio dengan cepat menggerakan pinggulnya untuk mengejar pelepasannya, lelaki itu terus menghujam womanhood gue dengan seluruh kenikmatan yang dia bawa. Gue merasa seperti di ajak pergi ke surga, melayang dan ingin berteriak kencang bahwa kegiatan satu ini bener bener bikin gue kewalahan.

"Jaa.. vviooohh! Ouuuhhh yess."

Bibirnya menjelajah di leher jenjang gue, tangannya yang nakal beberapa kali menampar paha dan menggoda klitoris di bawah sana. Gue gak tau Javio belajar dari mana, gue ngerasa cowok gue makin handal di permainan panas kali ini.

"Back it up." Perintah Javio yang tentu saja gue turuti.

Gue menungging dengan tangan dan kepala yang bertumpu pada kasur, sejujurnya udah lelah dengan aktivitas panas ini.

"Aahhh hmmnnn!"

"Hhhh this is your favorite position right?" Katanya sambil memasuki miliknya kedalam milik gue, dia menggeram dan mendesah ketika miliknya terjepit di dalam sana.

Dia menampar bokong gue dengan gemas, sesekali menggambar abstrak di punggung yang selama ini selalu gue rawat agar tetap mulus.

"Make it harder pleaaseee oouuhh, I'm gonna cum!! Aahh aahhh oohh! Yesss harder please!" Racau gue yang udah gak karuan karena mendekati pelepasan.

"Together!"

Menit selanjutnya Javio menghentakkan miliknya dan mengeluarkan cairan cinta yang udah bercampur dengan cairan gue. Deru nafasnya terdengar bersamaan dengan suara tawa khasnya.

Kami berbaring diatas ranjang abu abu favoritnya. Setelah melakukan hal panas, biasanya random talk menjadi alternatif kami untuk ngilangin rasa kantuk yang tiba tiba saja menyerang.

Kadang gue overthinking, gimana kalau jadinya Javio bosen sama gue? Dan gimana jadinya kalau nanti setelah kami menikah rasa yang tadinya cinta itu memudar atau buruknya hilang karena kami udah bareng dari masa SMA.

Belum lagi kegiatan seperti yang telah kami lakukan saat ini membuat gue berpikir lebih jauh lagi. Mau gak mau gue harus siap dengan kemungkinan terburuk kalau nanti Javio membuang gue setelah dia bosen.

"Kamu mikirin apa?" Tanyanya yang bikin lamunan gue buyar.

"Uhmm nope, I'm just zoned out."

Gue memilin selimut yang menutupi tubuh naked kami berdua. "Kalo nanti pas sebar undangan ke keluarga Adiwijaya aku sekalian mampir buat ngobrol sebentar boleh?" Tanya gue hati hati, takut bikin Javio sakit hati lagi.

"Aku juga sekalian mau kenalin kamu ke mereka."

Javio mengangguk sambil mengeratkan pelukannya di pinggang gue, kepalanya ia masukkan ke ceruk leher gue.

"Aku harap setelah kita resmi menikah kamu gak bakal ketemu lagi sama dia. Apapun itu alasannya."

"Aku gak mau kita berantem hebat lagi." Lanjutnya setelah kalimat sebelumnya ia jeda.

Gue berdeham menyetujui kalimatnya barusan, gue juga gak mungkin nemuin Tasya ataupun Mahen yang sebenernya gak ada kaitannya sama gue. Yang terakhir kali itu pure hanya menolong.

"Kamu mau kita honeymoon dimana?" Tanya Javio dengan random.

Gue berpikir sebentar, jujur aja gue bingung. Mungkin Maldives akan jadi pilihan gue saat ini, karena tempat cantik itu beberapa kali muncul di beranda Instagram akun gue. Ngeliat postingannya bikin gue tergiur buat nikmatin pemandangan laut lepas dari balkon kamar.

Tapi sepertinya gue lebih mendahulukan prioritas Javio, mungkin setelah kami menikah ia bakal lebih sibuk? Dia bilang bakal pegang seluruh perusahaan papinya setelah mundur dari profesinya sebagai seorang penyanyi.

LOST - JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang