Sebelas

406 34 7
                                    

Mereka berdua kini tengah berjalan dipinggir pantai. Hanya ada suara ombak dan langkah kaki. Tidak ada sama sekali yang membuka suara. Terakhir hanya Phayu yang mengajaknya jalan² dan setelanya hanya ada kehening.

"Rain.....

Yang di panggil kemudian menoleh. Tanpa menjawab.

"Kamu pasti sudah tau dari temanmu itu kan? Siapan namanya.... Sky ya?.

"Tau apa kak?" Rain berpura-pura tidak maksud.

Payu berhenti berjalan dan membuat Rain juga ikut berhenti. Payu berbalik menghadap ke arah Rain yang kini tengah menatapnya.

"Waktu itu Sky mengatakan bahwa kamu menyukai saya. Saya hanya ingin memastikan, perkataan temanmu itu benar atau dia hanya berbohong saja."

Rain lagi² tidak menjawab pertanyaan payu. Ia mengalihkan tatapannya kelain arah. Ingin ia menjawab, tapi bingung apa yang harus ia katakan.

Ketika tidak ada respon dari Rain, Payu menunduk dan tersenyum. Kemudian kembali lagi menatap lelaki mungil yang ada di hadapannya itu.

"Saya tau jawaban kamu. Pasti berbohongkan temanmu? Karena saya tau kamu menyukai orang lain. Saya kaget kenapa Sky mengatakan itu.... tapi, saya sudah tau kok kamu menyukai orang lain. Jadi kamu tidak perlu khawatir saya akan salah paham padamu Rain. Dan kamu tidak perlu menghindari saya lagi." Rain menatap Payu dan membulatkan matanya mendengar itu, Payu terkekeh gemas dengan ekspresi Rain saat ini.

"Saya tau kamu lagi menyukai seseorang dan saya juga tau kamu lagi menghindari saya kan? Apa perkataan saya ada yang salah?"

"Kenapa kak Payu beransumsi seperti itu? Emangnya aku ngehindari kak Payu? Dan juga siapa yang aku sukai? Kok kak payu sok tau deh" Ia mengerucutkan bibirnya

"Baiklah² saya salah deh, kamu gak ngehindari saya kok." Payu terkekeh, dan masi menatap Rain lekat². "Tapi kalo yang Rain sukai, saya tau loh." Lanjut Payu

"Ih~ tau ah, kak Payu nyebelin." Rain menghentakkan kakinya dan berjalan dengan cepat meninggalkan Payu yang masi berdiri ditempatnya.

"Hei Rain, tunggu saya." Payu pun berlari mengejar Rain yang sudah cukup jauh.

.

.

"Masih marah nih sama saya?"

"Tidak kak Payu, astaga~ aku udah bilang ratusan kali loh kak." Rain sambil menunjukkan kelima jarinya.

"Tapi itu lima loh?"

Rain melihat tangannya, kemudian menatap Payu kesal.

"Hehehe. Maap² deh, bercanda kok. Eh, itu ada jagung bakar, kesana yuk!"

Rain melihat kearah penjual jagung bakar. Belum sempat ia jawab, tangannya sudah ditarik duluan.

.

.

Payu saat ini tengah tersenyum gemas sendiri melihat bagaimana cara makan Rain yang sangat lahap menyantap jagung bakarnya itu. Bagaimana tidak gemas, lihatlah pipi bagian dalamnya telah banyak menyimpan jagung bakar dan bagian luar terdapat satu, dua sisa jagung bakar yang menempel.

Yang tengah menyantap jagung dibuat terkejut saat tangan Payu membersihkan sisa jagung yang terdapat dipipinya. Dan hal yang dilakukan Payu selanjutnya membuat Rain syok serta pipinya bak seperti udang rebuh, oh astaga jantungnya mulai tidak normal, siapa saja pasti akan sama halnya seperti Rain jika ada yang membersihkan sisa makana dipipi dan bukannya dibuang tapi malah dimakan.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang