Dorm utama kini terasa hening setelah mendengar penjelasan Lucas tentang apa yang terjadi. Haechan duduk diam di samping pria tinggi itu, ia tak berani menatap para member. Rasanya ia ingin menghilang dari sana karena satu dan lain hal.
Gelisah itu kembali lagi, tangannya terus memainkan ujung bajunya sendiri. Dan tubuhnya menegang saat tiba-tiba ia merasakan seseorang memeluknya. Namun usapan lembut di bahunya serta ucapan orang yang memeluknya membuat ia melemaskan tubuhnya.
"Maaf karena tak bisa membantumu, Haechan-ah." Suara serak yang didengarnya beserta rasa basah di pundak Haechan rasakan. Ia hanya bisa mengangguk dan mengusap lengan yang kini memeluknya erat dari belakang.
Perlahan tapi pasti, semua mendekat. Mereka saling mendekap tanpa kata namun terasa hangat. Dan tak terasa pula, Haechan juga meneteskan air matanya.
***
Sore menjelang malam, Haechan memutuskan untuk mandi di kamarnya yang berada di dorm. Disini dulu ia satu ruangan dengan Renjun.
Cukup lama Haechan membersihkan dirinya, saat keluar dari kamar mandi Haechan terdiam, pandangannya tertuju pada laci-laci di meja tempat ia menyimpan barang miliknya. Dengan segera ia membongkar salah satu laci itu. Mengobrak-abrik isi nya hingga ia menemukan apa yang ia cari.
Tok tok tok
"Haechan-ie, apa sudah selesai?" Suara Jaehyun mengagetkannya. Buru-buru ia simpan kembali apa yang sedang ia genggam.
"Sudah Hyeong."
"Boleh hyeong masuk?"
"Ya, masuk saja. Tidak di kunci kok."
Jaehyun membuka pintu dan memperhatikan ruangan sampai ia menatap Haechan yang sedang duduk di meja dekat jendela.
"Kamu lagi apa, Chan?"
"Gak lagi ngapa-ngapain hyeong, hanya mengingat-ngingat kamar ini."
"Mengingat? Apa amnesiamu belum sepenuhnya pulih?"
"Entah lah, aku sendiri tidak tahu sudah 100% pulih atau belum, Hyeong."
"Aaaa... Aku mengerti. Pasti sulit bagimu menerima semua ini." Haechan hanya tersenyum tipis. "Mau berkeliling sambil nostalgia? Siapa tahu kau juga melupakan tempat-tempat favoritmu di dorm ini." Haechan berpikir sebentar sebelum mengangguk dan mengikuti langkah Jaehyun setelah menyimpan kunci laci yang tadi ia buka.
Keduanya berkeliling di rumah yang disewa perusahaan untuk proyek NCT dari tahun 2020. Selain tempat tinggal, daerah belakang juga ternyata tersambung pada tempat syuting MV yang memang membutuhkan ruang besar untuk men-seting semua yang di butuhkan untuk Syuting. Walau begitu, ada pagar pembatas untuk wilayah hunian depan dan ruang kosong di wilayah belakang.
"Wahhh, ini besar sekali."
"Apa kau tak ingat tempat ini?"
"Hmmm, sedikit samar. Aku mengingat pernah disini tapi entah untuk apa."
"Beberapa wilayah syuting yang membutuhkan tempat Indoor selalu syuting di tempat ini."
"Aaaaa."
"Ayo ke sana."
"Balik lagi?"
"Huum, wilayah ini hanya seperti ini. Akan dirombak setiap ada syuting disini. Jadi kita kembali saja."
"Oh oke."
Keduanya berjalan-jalan berkeliling di sekitar hingga mereka berpapasan dengan beberapa member yang sedang membantu Taeyong menyiram tanaman di belakang Dorm.
"Loh Hyeong, kenapa kau menyiramnya sendiri? Bukannya sudah ada alat otomatis ya."
"Iya, Hyeong hanya ingin saja. Sengaja tadi Hyeong matikan sistemnya. Eh pas hyeong mulai mereka malah ikut-ikutan disini." Taeyong menunjuk beberapa orang yang memang bersamanya. Ada Jungwoo, Mark, Yangyang serta Hendery. Mereka ikut menyiram sambil main air ternyata.
"Uhuk uhuk,, hei, kau membuatku tersedak."
"Maaf Hyeong, aku tak sengaja hihi." Yangyang yang merasa tak bersalah itu malah kembali menyiram air pada tubuh Hendery.
"YAK, LIU YANGYANG! KEMARI KAU!"
Kedua nya berlarian, kejar-kejaran kesana-sini. "Aku sudah lelah melihat tingkah mereka," ucap Taeyong. Jaehyun dan Haechan hanya bisa melihat tingkah dua orang itu. Sedangkan Jungwoo dan Mark sedang asik memperhatikan tanaman, sepertinya mereka sedang cosplay menjadi Jisung.
Malamnya, Haechan mendapat telepon dari orang tuanya yang sudah sampai bersama adik-adiknya. Ya, adik nya ikut semua karena mereka benar- benar merindukan kakak nya itu.
"Jadi eomma dan appa akan datang besok?"
"Iya, eomma dan appa akan menemanimu. Tidak mungkin eomma membiarkan putra eomma menghadapi ini semua sendiri."
"Terima kasih eomma."
"Tidak perlu berterimakasih, kamu anak eomma, jadi ini sudah jadi kewajiban eomma dan appa."
"Adik-adik bagaimana eomma."
"Mereka akan di sini, sooyeon akan menjaga mereka di hotel."
"Apa tak apa mereka ditinggal?"
"Tak apa, sooyeon sudah bersedia menjaga adik-adik. Mungkin ia akan membawanya berjalan-jalan di sekitar sini."
Terjadi keheningan sebentar sebelum dengan ragu Haechan mengutarakan apa yang ada di pikirannya.
"Eomma..."
"Nde?"
"Menurut eomma, jika seseorang mengetahui suatu hal yang buruk menimpa orang lain, dan menjadi saksi mata atas kejadian itu... Apa dia harus melakukan tindakan."
"Donghyuk-ah... Jika itu merugikan, kau tidak perlu takut untuk melaporkannya. Bila kau masih berada di jalan yang benar, maka jangan ragu untuk mengutarakan kebenaran itu."
"Eomma tahu?"
"Eomma tidak tahu, tapi eomma yakin kau bisa menjalani nya. Eomma selalu ada di sini untukmu dan juga anak-anak eomma yang lain."
"Terima kasih eomma, aku menyayangimu."
"Eomma juga menyayangimu."
Dengan tekat nya yang sudah penuh, Haechan kini benar-benar yakin untuk membeberkan semuanya.
***
Mak niat banget kemaren tgl 25 mau up. Kebetulan juga kan Lucas ultah dan anakku juga sama. Sama-sama tgl 25 hehe.
Tapi ternyata kuota mak abis dan gak langsung isi, ini baru isi kemaren hehe.
Jadi maaf baru up hari ini.Btw mak ada bikin chat pov gitu di tiktok. Mungkin ada yang mau mampir. Baru satu sih, tapi siapa tahu ada yang mau kasih mak ide juga buat lanjutinya hehe.
Makasih udah baca, vote dan komen.
Byebye😙💚