Haiiiii
Kangen emak?Emak kangen kalian loh hehe...
Maaf ya baru bisa update sekarang.Happy reading and sorry for typo
***
Seminggu sudah semuanya berlalu, belum ada titik terang dimana keberadaan Haechan sekarang. Beruntung fans belum ada yang menyadari, sepertinya mereka memaklumi ketiadaan Haechan dari saat kejadian hari itu yang menyebabkan Haechan dan Jisung cidera.
Saat ini, mereka sedang syuting MV terbaru. Jadwal memang tak bisa diundur karena persiapan yang sudah siap dari jauh-jauh hari, jadi member hanya bisa pasrah dengan ketiadaan Haechan di sana.
Apa mereka khawatir, tentu. Bahkan mereka selalu menanyakan perkembangan kasus nya setiap hari pada manager mereka. Tapi semuanya tetap sama.
Mereka sekarang hanya bisa berdoa untuk keselamatan Haechan di luar sana.
"Bagaimana Hyeong?" Doyoung mulai bertanya padahal manager mereka baru masuk ke ruangan.
"Belum ada apapun, bahkan sasaeng yang berkemungkinan juga telah diperiksa secara diam-diam tapi nihil."
Mereka yang ada di dalam ruangan hanya menghela napas. Bagaimana lagi caranya agar mereka bisa menemukan kembali matahari kecil mereka?
***
Di tempat lain, tepatnya di sebuah apartement yang cukup besar dengan beberapa ruangan itu ada sebuah kamar yang selalu di kunci. Di dalamnya bisa di tebak, seseorang yang sedang di cari-cari oleh agensi nya sendiri.
Haechan, anak itu tidak bisa apa-apa. Tubuhnya bahkan masih terikat dari hari pertama ia di sana. Ruangan itu sudah seperti ruang tahanan. Ia bahkan buang air kecil di tempatnya, dengan penampung dan selang yang tersambung ke ember yang diberi penutup di bawahnya.
Ia bahkan diperlakukan seperti orang struk.
Haechan sudah lelah menangisi hidupnya, sekarang hanya pasrah yang dilakukan. Ia seperti sudah tak memiliki lagi semangat hidup."Hallo sayang..."
Haechan yang sedang melamun sedikit tersentak, tapi ia tak mengindahkan keberadaan orang itu.
"Hey, apa kau sekarang tak bisa mendengar? Atau tak bisa berbicara?"
Haechan hanya diam saja, ia sudah tak ingin mengeluarkan suaranya.
"Hmmm, tak apa. Kau sudah persis seperti adikku yang jika merajuk tidak akan menoleh sama sekali haha." Daewoo menyimpan bawaannya. Sepiring nasi serta lauk pauknya. "Ingin makan?"
Haechan hanya meliriknya. "Ohhh kau ingin di suapi?" Daewoo mengambil sesendok makanan dan mengarahkannya pada mulut Haechan, tapi Haechan membuang muka. Sudah cukup ia tak ingin makan lagi, ia sekarang tahu makanan itu sudah diberi obat tidur.
"Benar tak ingin makan? Baiklah, biarlah kau kelaparan. Aku sudah memberimu makan tapi kau sendiri yang tak menginginkannya." Daewoo menyimpan kembali piringnya di nakas samping tempat tidur dan beranjak. Sebelum pergi, pria itu menyeringai melihat penampilan Haechan sekarang. "Haechan-ah... Pakaianmu sangat manis, cocok dengan mu."
Haechan menggeram marah, ia hanya bisa menahan semua amarahnya. Haechan merasa ini sudah keterlaluan, pakaian rumah sakitnya telah diganti saat ia tidur—secara tak sadar— dengan pakaian seragam sekolah anak perempuan yang Haechan duga itu pakaian perempuan yang ada di foto.
"Dia benar-benar gila... Obsesinya berpindah padaku hanya karena adiknya fansku." Haechan menatap foto nya sendiri di dinding kamar itu. "Kapan aku bisa keluar dari sini?"