Sudah seminggu Haechan keluar dari rumah sakit, dan seminggu pula anak-anak nct bergantian mendatangi Haechan untuk menjenguk secara bergantian karena jadwal mereka yang tak sama.
Kondisi Haechan sendiri sudah lebih baik, pusing di kepalanya berangsur-angsur hilang. Haechan masih harus sering kontrol pada dokter, dan ya dia dikatakan sudah sehat tadi pagi walaupun ingatannya tidak.
Haechan merasa dirinya hampa saat ini, sangat kosong rasanya, hanya ingatan masa kecil nya saja yang ia ingat, itu pun sudah terlampau lama. Tubuhnya sudah tinggi besar layaknya orang seusianya, tak mungkin kan jika ia harus masuk ke dunia entertainment dengan pikiran anak kecilnya yang dulu? Oh jangan dibayangkan, itu hal yang buruk.
Haechan menghela napasnya, ia melihat ibu nya yang sedang mengangkat telepon. Wajahnya terlihat berbeda, ada guratan gelisah disana. Perlahan, Haechan menghampiri ibunya. "Eomma, ada apa?"
Ibunya tampak terdiam sesaat, dengan lirih ia berkata, "Channie..."
"Ne, Eomma?"
"Eomma... Hah... Eomma harus kembali ke rumah kita." Haechan diam, ingin ibunya meneruskan kalimatnya tanpa ia harus bertanya kenapa, "Adikmu jatuh dari sepeda, tangan nya patah dan kaki nya juga terkilir. Appa mu sedang tak ada di rumah untuk beberapa minggu. Ibu binggung."
"Pulang saja Eomma, aku tak apa disini."
"Tapi... Ahhhh bagaiman kalau Chan-ie ikut Eomma saja ya ke sana. Chan-ie juga kan masih butuh istirahat."
"Aku harus disini Eomma. Tak apa, Chan-ie janji akan tetap baik-baik saja disini. Disini banyak hyeong yang akan menjagaku, Eomma tenang saja."
"Tapi..."
"Tak apa."
"Baiklah, Eomma akan segera berkemas dan menelpon manager shin juga untuk menjemputmu." Haechan hanya mengangguk dan pergi ke kamarnya untuk ikut membereskan barang-barangnya sendiri. Sebenarnya berat baginya untuk memilih pilihan itu, tapi ia tak mungkin membuat adiknya yang sedang sakit dan membutuhkan ibunya itu ditelantarkan walaupun ada paman dan bibi yang mengurusnya.
Haechan sedang berusaha untuk dewasa sekarang, walaupun begitu susah menjadi dewasa dengan ingatannya itu. Tapi Haechan akan berusaha.
***
Di ruang latihan SM Entertainment, beberapa orang sedang terbaring dengan napas yang memburu juga keringat yang bercucuran. Latihan kali ini sungguh melelahkan, banyak gerakan yang menguras energi mereka.
Seseorang duduk bersandar pada cermin dinding. Meneguk minumannya sambil melihat beberapa chat yang masuk pada ponselnya. Ia hampir tersedak saat melihat chat dari managernya sepuluh menit yang lalu.
"Yeorobuuuuun!" Seruan itu mengambil seluruh atensi mereka yang masih diam. "Haechan balik ke dorm!"
"Hah... Beneran?" Doyoung langsung bangkit dan mendekati Taeyong si pendapat pesan. Taeyong memperlihatkan layar ponselnya dan yang lain bergegas mengikuti Doyoung yang tadi segera menghampiri.
"YEYYYY PUDU BALIK DORM."
"YES DORM GAK SEPI LAGI!"
Taeil mendelik. "Gak sepi lagi apanya, orang kamu tiap hari bikin keributan."
"Hehe iya sih, tapi kan beda kalo ada Haechan."
Tak lama, pintu ruangan terbuka. Terlihat pelatih mereka di sana. "Ahhh sudah tahu beritanya ya? Karena Haechan balik ke dorm malam ini, jadi sekarang kalian diperbolehkan pulang lebih awal." Sorak sorai langsung terdengar begitu ramai. Pelatih menepuk tangannya kencang untuk mendapatkan kembali atensi mereka. "Tapi koreo yang tadi jangan sampe lupa ya! Oh iya, dari pada rame disini, mending kalian cepet pulang ke dorm buat nyiapin sambutan, ok." Lalu setelahnya pelatih melenggang keluar ruangan meninggalkan anak 127 yang sedang berkemas untuk segera pulang dan menyambut fullsun mereka.
***
Hallooo ada yang masih lihat cerita ini? Semoga masih ada ya.
Walaupun ini cerita baru, tapi niatku bikin cerita ini udah ada dari lama.Btw, makasih buat yang udah baca cerita ini.
Bye, sampai jumpa di next chapter.
Muach