Mabuk

2K 280 18
                                    

Setelah yang kemaren mak update pagi kan, sekarang enak up tengah malem. Masih ada yang bangun?

Otak emak lebih jalan pas tengah malem kayaknya wkwkwk.

***








Malam semakin larut, jalanan mulai terasa sepi. Mobil hitam itu masih mengikuti pelacak yang managernya berikan. Semoga saja pelacak itu tak diketahui keberadaannya oleh si pemilik.

Titiknya mengarah pada kawasan apartement kalangan menengah ke atas. Ia tak bisa sembarangan masuk dan mengikuti Daewoo tanpa alasan. Berbagai kemungkinan kini sedang dipikirkannya.

Lalu satu ide muncul dalam kepalanya. Cukup beresiko tapi rasa penasarannya sangat-sangat tinggi sekarang.

Ia memutar kemudi nya, mengarahkan kendaraannya pada sebuah bar terdekat. Ia memesan minuman di sana dan mulai membuat skenarionya.

Meminta bantuan pada Bartender untuk menelepon managernya yang ia ketahui pasti semua orang sedang sibuk walau ini sudah lewat tengah malam.

"... Ya tuan, ia disini sendirian sedari tadi."

"....."

"Mungkin tuan bisa memanggil supir untuk menjemputnya."

"....."

"Baik, saya akan menjaganya."

Pip

Panggilan terputus, Bartender itu mengembalikan ponsel ke pemiliknya dan tentu ia mendapatkan upah atas jasa nya barusan.

Tak sampai setengah jam, orang yamg ditunggu-tunggu akhirnya datang. "Apa kau orang yang menelepon manager dia tadi?"

"Ah ya, apa anda yang akab menjemputnya? Siapa nama anda?"

"Ya, aku Daewoo."

"Sesuai yang di sebutkan orang di telepon." Bartender itu tersenyum. "Silahkan bawa ia setelah pembayaran."

"Dia belum bayar?" Mendapat jawaban hanya dengan gelengan, Daewoo akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membayar semuanya. Setelah selesai, Daewoo membawanya pergi. Dengan susah payah tentu saja, selain badan besarnya yang menyusahkan, kerumunan  dan lalu lalang orang di bar itu tentu menjadi kesulitan tersendiri baginya.

"Hey, kau masih sadarkan?"

"Hmmm? Aku sadar tahuuuuuu. Ahhh lihat mataku, terbuka kan?" Daewoo mendengus kesal. "Apanya yang terbuka. Yang ada kancing bajumu yang terbuka."

"Kancing?" Ia meraba-raba bajunya. "Ouwhhh ini terbuka, Yakkk apa kau mau melecehkanku?!"

"Aish, dasar gila. Kau mau ku antar pulang kemana Lucas-ssi?"

"Pulang? Aku tak mau pulaaaaang. Aku bosan di sana sendiri. Lee Soo Man tak mengizinkanku kemana-mana."

"Kau tak diizinkan kemana-mana tapi kau nekat datang ke tempat seperti ini?"

"Uhum? Nekat? Yaaaaaa, aku nekat kan? Asal kau tahu, aku sangat-sangat tersiksa. Tak boleh terlihat publik, tak boleh keluar dorm, tak boleh ini dan itu. Bahkan kau tahu sendiri aku menutup seluruh tubuhku saat kembali ke negara ini."  

"Jadi, kau mau kuantar kemana?"

"Tempatmu saja ya Hyeong?"

"Tapi tempat tinggalku jauh Lucas-ssi?"

"Benarkah? Aishhhh kau berbohong ya hyeong? Aku sering melihatmu ke supermarket di jalan XXX itu loh. Kau berbohong padaku agar aku tak menginap? Kau tega padaku dan membiarkan aku, manusia tertampan ini di dorm sendirian?"  Lucas mengeluarkan air mata nya, menangis tersedu dan kembali berbicara. "Hiks... Mereka semua pergi... Aku sendirian Hyeong. Bahkan sudah lebih dari setahun aku hiatus. Hiks... Sudah tak ada yang memperdulikankuuuuuu."

AMNESIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang