{40}

101K 8.8K 824
                                    

"Gus bangun! pangeran sayang bangun, bentar lagi udah waktu ashar," ucap Syifa sambil menepuk-nepuk pelan pipi suaminya agar bangun, sejak 5 menit yang lalu ia membangun Faqih namun tidak bangun juga.

Sepertinya Faqih sangat kelelahan karena telah berkelahi dengan dua pria penjaga disana, tapi Syifa harus membangunkannya karena sebentar lagi waktu ashar tiba, ia mengunyel-ngunyel pipi Faqih tetapi tetap tidak ada tergubris.

Cup

Cup

Syifa mencium kedua pipi Suaminya untuk membuktikan apa ada respon setelahnya, Suaminya itu tersenyum dengan mata yang masih terpejam.

"Ihh Gus Faqih nyebelin, pasti udah bangun ya, dasar modus pengen di cium-cium Syifa," gerutunya.

Faqih membuka matanya lalu bangun dari berbaringnya dan duduk di hadapan istrinya yang menampakkan wajah cemberut karena telah ia jahili, sebenarnya sejak tadi ia sudah bangun saat pertama kali Syifa mencoba membangunkannya.

"Modus sama istri sendiri ini," ucap Gus Faqih tangannya mengacak-acak rambut Syifa yang tidak diikat. "Gemes banget sih tuan putri kalo lagi ngambek, jangan cemberut gitu dong," ucap Faqih lagi.

"Udah sana mandi, sebentar lagi adzan ashar, katanya abis sholat ashar mau ngelatih Hadroh para santri," ucap Syifa.

"Iya tuan putri, ini mau mandi nih," balas Faqih lalu berdiri dan melangkah ke arah kamar mandi.

"Eh Gus, nanti Syifa ikut ya latihan hadrohnya bosen di rumah aja, 'kan baby Hamzah lagi di Rumah orang tua Zahra," ucap Syifa membuat Faqih mengurungkan  niatnya untuk masuk ke kamar mandi.

Faqih berbalik melangkah ke arah Syifa yang masih diposisi semula.

"Boleh aja, tapi ada syaratnya," ujar Faqih. Syifa berdiri di hadapan suaminya.

"Ngasih syarat mulu, yaudah deh apa syaratnya?"

"Mandi bareng," bisik Faqih tepat di telinga Syifa.

"Hah?"

Bukan tidak mendengar apa yang dikatakan Suaminya, Syifa hanya terkejut dengan syarat Faqih, mandi bareng? waktu itu saja ia malu hanya menggunakan handuk di hadapan Faqih, apalagi sampai mandi bareng, walaupun sudah sah ia tetap malu.

"Mandi bareng sayang," bisik Faqih lagi.

"Emm Gus mandi sendiri aja deh," balas Syifa.

"Jadi ga bisa jalanin syaratnya nih? itu artinya permintaan kamu juga ga diterima, 'Kan kamu sendiri yang bilang sebagai istri yang baik harus turutin maunya suami."

Syifa harus bagaimana? suaminya malah membawa perkataannya kemarin, tapi dia tidak salah emang sebagai istri yang baik harus menuruti kemauan Suaminya selagi itu perintah yang baik.

"Eum, Syifa malu Gus," ucap Syifa akhirnya dia bisa berkata jujur pada suaminya itu.

"Kenapa harus malu? saya 'kan suami kamu."

"Tapi Gus_

"Ga usah tapi-tapian, mau ikut latihan hadroh 'kan?" Syifa mengangguk, ia memang ingin sekali ikut tapi kenapa harus ada syarat.

"Ga usah kebanyakan mikir, ayo!"

Faqih tanpa ijin Syifa langsung menggendongnya ala bridal style, Syifa yang terkejut reflek mengalungkan tangannya ke leher Faqih, suaminya itu membawanya masuk ke kamar mandi.

"Aaaa Umii tolongin Syifaaa."



∆∆∆∆∆





GUS DUDA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang