..

2.6K 261 14
                                    

Mimpi dan hidupnya seperti sampah

Tidak berguna

Tapi ia terus berjalan meskipun berulang kali terbuang

Ia hanya ingin memberitau dunia

Bahwa ia

Pantas untuk berbahagia



Satu tahun?

Atau dua tiga tahun?

Rasanya,akan selama apapun itu baginya semuanya benar2 semu

Mimpi yang ia bangun,harapan yang ia taruh
Perjuangan yang ia guguhkan benar2 hilang dalam beberapa tahun

Tubuh itu mengurus,memikirkan banyak hal dan penyesalan bahwa

Seharusnya dulu ia tidak harus berjuang untuk mimpi nya

Penyesalan itu terus terombang ambig di lautan fikiran nya.

Semua telah terlewat,masa menyedihkan dan menyenangkan itu telah lewat seperti badai yang memporak porandakan kehidupan..

Tapi kenapa meski sudah lewat bertahun tahun ia tetap tidak bisa mendengarkan lagu-lagu yang memiliki kemiripan denaan milik nya dulu?

Kenapa ia masih belum berani menekan tombol pada layar besar persegi yang terpampang di meja rumahnya.

Hidup selalu tentang berjuang,itu menurutnya.
Tapi terkadang perjuangan benar2 harus di hentikan untuk sekedar beristirahat.


Langkahnya kurus itu kian melebar kala cuaca semakin terasa dingin,
Kedua tangan nya ia bawa untuk rapatkan jaket tebal yang di pakai.

Berharap kehangatan sedikit datang.

Kriett

Suara gerbang kecil dari rumah yang menghadap ke arah laut itu terdengar

Tangan nya usapkan jaket yang terkena jatuhan salju

"Aku pulang'"- tidak ada sautan,karna ia hanya sendirian di rumah itu sejak 3 tahun lalu

Mata rubahnya membawa kakinya mengarah pada pantri dapur yang terbuat dari kayu itu

Netranya melihat kesana kemari guna cari tepung beras yang seingatnya minggu lalu baru di beli

"Duh kenapa tidak ketemu"- eluh nya pelan,padahal ia ingin sekali makan kue beras di cuaca sore yang dingin begini

Ia ambil jaketnya kembali lalu keluar rumah
Memutuskan untuk kembali ke toserba membeli bahan2 yang ia butuhkan

Tangan kanan nya sibuk dengan plastik kecil berisi tepung beras dan gula

Langkahnya terhenti menatap laut yang hampir membeku karna salju

Kemudian netranya menatap jauh
Fikiran nya kembali melalang buana

Bagaimana kabar mereka

Hanya itu yang selalu di fikirkan

Memutuskan kontak dengan semua orang bukanlah perkara mudah,bahkan ia tidak pernah menyalakn tv di rumah itu selama 3 tahun untuk menghindari banyak penyesalan

Tapi kemudian ia kembali berfikir,ini adalah jalan yang terbaik.
Bukan hanya untuk dirinya,tapi untuk semua orang

Ia harus terus berusaha menghapus harapan tentang mimpinya

Menghapus semua tentang orang2 di 6 tahun belakangan

Helaan nafas terdengar dari bibir tipis itu

Ia berbalik,berniat untuk pulang ke rumahnya karna udara semakin dingin.

Namun saat langkahnya baru menapak beberapa langkah kakinya terhenti kala netra nya menemukan salah satu pemuda yang harusnya tidak ia lihat..











Matahari terlihat begitu terang pagi itu kala pemuda berambut merah muda itu tengah menggeliat tidak nyaman di single bed nya

Usapan kasar itu terlihat jelas kala tiba2 pemuda tinggi jangkung menghampiri nya

" hyung,hari ini kita akan ke jeju untuk shooting kan?"- park sunghoon pemuda itu menatap yang lebih tua dengan datar buat yang lebih tua segera bangun dari tidurnya kala mendengar suara sang manager berseru dari ruang tengah rumah itu

"Ya,Bersiaplah,3 jam lagi penerbangan kalian"- ujar sang manager buat 6 pemuda di sana segera melesat ke kamar masing2 gena membenahi pakaian yang akan di bawa


Pesawat itu mendarat dengan mudah

Tapi beberapa hal harus di urus membuat 3 dari 6 pemuda itu di giring untuk pergi lebih dulu karna cuaca yang sedikit buruk

Ketiganya sibuk dengan ponsel dan dunia masing2

Tidak ada obrolan,banyak hal terlewatkan.

3 tahun adalah waktu yang singkat untuk sebuah penyesalan dan saling menyalahkan

Langkah ketiganya memelan kala salju terlihat kian deras dan berlomba turun memadati seluruh bagian di pulau penghasil tangerin itu..

"Manager belum mengabari?"- yang lebih muda berusia 21 tahun itu bertanya,entah pada yang mana karna dua orang di sebelahnya justru asik menatap lautan lepas yang kian memutih karna turun nya salju

"Aku akan jalan lebih dulu"- ni_ki yang termuda berjalan lebih dulu dengan tangan di masukan ke dalam mantel tebal membiarkan dua pemuda di sana hanya berdiam diri di tengah dingin nya cuaca sore

Langkah nya kian memelan kala menatap seseorang yang membelakanginya,mantel putih tebal dan rambut hitam pekat dengan tubuh yang menghadap laut

Mau berpisah selama apapun,ia masih ingat seluit itu

Meski netranya bertahun tahun tak melihat ia masih tetap merasa sosok itu tidak asing

Ia bawa tubuhnya berjalan pelan mendekat,ingin pastikan bahwa yang ada di fikiran nya benar

Kemudian netranya bersitatap

Ada semburat ketakutan dari pemuda yang lebih kecil di hadapan nya..

Ia ulurkan tangan dengan pelan,berharap dapat sentuh sosok yang selama ini ia rindukan dan tidak dapat ia temukan

Tapi kemudian pemuda secerah matahari itu lari coba hilang dari pandangan..

Langkah nya kian menyepat,takut sesali jika kehilangan jejak

"Hyung... sunoo hyung !"- ni-ki berteriak kencang coba hentikan langkah cepat pemuda di depan nya yang hanya berjarak 5 meter

Ia tidak boleh kehilangan dan menyesal kembali

Kemudian kakinya ia bawa berlari kencang meraih lengan yang lebih tua dan menyentak tubuh itu

Membawa pemuda yang dulu menjadi sayang dan bencinya kedalam pelukan erat







Btwwww

Alurnya

Aku ubahhhh

Eheeeee

Blue And Gray(Snharem) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang