Kita tidak bisa memahami manusia yang ada di dunia. Ada kalanya kita harus berdebat dengan yang lain. Di benci karna kesalah pahaman yang sederhana,padahal kita tidak berbuat salah padanya.
Tapi,inilah dunia.
Kamu tidak akan bisa membuat semua orang menyukai dan berfikir tentangmu.
Langkah nya santai,mata rubahnya begitu fokus menatap salju yang di injak
Semakin tebal,lebih tebal dari hari2 kemarin.
Mungkin karna saljunya kian deras berjatuhan.Tapak demi tapak ia lewati,jalanan kecil juga sepi itu tidak pernah ia lewati selama bertahun tahun tinggal di sana. Entah karna alasan apa.
Bibir tipisnya bergumam kala suara derutan salju yang di injak kian keras membawa rasa linu di telinga saat mendengarnya.
Hidup selalu tentang perjuangan,bagi sunoo langkah yang ia lalui selalu membawa kesadaran kalau banyak hal yang tidak di sukainya akan selalu hadir,entah esok atau setelahnya.
Menghindari pertemuan juga termasuk salah satu perjuangan hidup baginya?
Kenapa?Karna ia membenci rasa takut yang dimiliki.
Helaan nafas terdengar,tangannya merogoh saku mantel yang di pakai.
Lihat apa saja yang perlu di beliTelur
Tepung beras
Kaldu bubur
GeochujangSelesai memilih bahan yang ia perlukan dan membayar kaki nya keluar dari toko serba ada..
"Telur sulit sekali di dapat saat musim dingin"- gumamnya sedikit kesal karna telur tidak pernah ada di lemari pendinginya lebih dari 2 minggu padahal itu adalah salah satu bahan yang sangat2 ia butuhkan saat tidak ingin memasak makanan yang sulit.
Saat hendak berbeloh tiba2 tubuhnya jatuh terhuyung karna menabrak seseorang
Suara gaduhan dari dua manusia juga pekikan kecil dari beberapa orang di sana terdengar keras..
"Yatuhan sunoo-ie kau tidak apa?"- lelaki paruh itu segera membantu sunoo untuk berdiri dari duduk nya di atas dinginnya salju
Membuat sunoo mau tidak mau tersenyum sembari berterimakasih para pria berstatus kepala desa di sana
"Tidak apa paman,terimakasih"- ucapnya
Tapi kemudian netranya berkedip kala sadar ada orang lain di sana
Lee heeseung dan shim jaeyun juga 3 orang staf
"Kalau begitu saya permisi "-langkah nya berlanjut setelah bungkukan kecil ia berikan
Tinggalkan 2 orang dengan wajah terkrjutnya.
Melangkah seperti tidak terjadi apapun adalah hal yang mudah baginya,karna ia dulu begitu terbiasa.
Tapi entah takdir memnag sennag sekali bermain main atau takdir ingin ia langsung merasa aneh secara cepat
Baru hendak membuka gerbang rumahnya,ni-ki,pemuda itu kembali meraih lengan nya cepat.
"Ada apa?"- sunoo bertanya pelan menatap ni-ki tepat pada matanya
Buat yang lebih muda mundur dan lepaskan genggaman lalu geleng pelan"Maaf"- pemuda yang lebih muda tidak bicara dengan gamblang,hanya gumaman yang dapat di dengar oleh keduanya saja.
Kemudian sunoo terdiam,menaruh kantung belanjaan juga payungnya lalu mengambil langkah mendekat pada yang lebih muda dan menepuk bahu lebar itu pelan.
Pemuda berkebangsaan jepang itu tumbuh dengan baik,padahal dulu saat audisi ia jauh lebih tinggi di banding pemuda itu
"Kau tumbuh dengan baik ni-ki.yaa"- ujar sunoo pelan memandang niki dari bawah hingga atas
Ni-ki menahan tangis nya,air matanya sudah menggenang sejak tadi. Semuanyabia rasakan sedih,bahagia dan rasa bersalah menyeruak jadi satu.
Kemudian tubuhnya di bawa ke pelukan okeh yang lebih tua,buat tangisnya kian pecah.
Sunoo mengusap pelan punggu lebar itu dengan susah payah,tepukan juga gumaman terus ia lakukan berharap ni-ki menghentikan tangisnya.
"Janagn menangis kau sudah dewasa"- ujar sunoo menenangkan
"Maaf...maaf dulu tidak membela atau menahan hyung pergi.. maaf karna menyakiti hyung"- gumamanya membuat sunoo tertawa kecil
Tidak ada yang berubah dari pemuda itu sejak dulu.
Selalu takut mencoba."Mau masuk saja? Di sini dingin?"- tawar sunoo melepaskan pelukan mereka dan mendapat anggukan sebagai jawaban dari yang muda
Ni-ki menatap sekitar ruangan,rumah sunoo dominan berwarna abu2 dengan sedikit pekakas membuat rumah itu tellihat begitu luas.
Lalu langkahnya menyepat,hampiri sunoo yang tengah memasak di pantri dapur"Hyung"-panggil nya pelan
Buat yang lebih tua menoleh tatap pelan"Kenapa?"- tanyanya
Lalu mendapat gelengan dari yang lebih muda dengan senyum merekah di belah bibir itu.
"Aku mencarimu dengan meneger selama 2 tahun"- ucap ni-ki buat sunoo hentikan kegiatan mengaduk kuah di pancinya
Lalu menatap kembali pemuda di depan nya"Tapi tidak bisa mebemukanmu bahkan setelah melakukan tour kemana2"- ucapnya kembali
"Kufikir aku tidak akan bisa bertemu hyung lagi karna kami semua sudah menyakuti hyung begitu lama"-
Entahlah,sunoo tidak lagi memikirkan kebencian yang di dapat.
Ia tidak pernah lagi memikirkan kenapa ia di benci dulu.
Ia hanya memikirkan untuk tidak lagi bertemu atau sekedar membicarakan hidupnya yang dulu.Meskipun ia tidak membenci mereka sebegitunya,ia hanya tidak ingin bertemu.
Karna bagaimanapun,rasa takutnya jauh lebih besar daripada perasaan sakit saat di benci..Kemudian ia menatap ni-ki lalu tersenyum
Meskipun begitu,pemuda di hadapan nya adalah satu2 nya hal yang membuatnya bertahan saat audisi.
Walau kehidupan setelahnya benar2 tidak dapat ia prediksi akan semeyedihkan itu."Hyung.."-
"Hmm?"-
"Aku ingin tidur"-
"Tidurlah"-
"Tolong peluk aku sekali lagi"-
"Kau sudah besar ni-ki yaa"-
"Hanya sekali,aku kelelahan"-
Sunoo menghela nafas,biarkan ni-ki tidur dengan pahanya sebagai bantalan
Tangan nya ia bawa mengusap rambut hitam milik pemuda itu pelan.."Aku hanya berharap bahwa menemukan hyung bukanlah mimpi"- gumam ni-ki pelan
Buat sunoo tersenyum kecil
Setidaknya,jika di dunia ini banyak orang yang membencinya
Ia akan mempercayai bahwa ni-ki adalah satu satunya yang tidak pernah membenci kehadiran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue And Gray(Snharem) END
Fanfictiondia yang kehilangan cahaya Long story of sun centrichrm kim sunoo Lee heeseung park jay park sunghoon shim jake yang jungwon nishimura riki heesun heenoo