8. Kejujuran

1K 121 16
                                    

Aksa menatap Mika dengan tegas, matanya mencurahkan kemantapan hati dengan jawabanya.

"Kau benar2 bernyali besar" -Mika

"Terima kasih, nyonya"
Aksa menjawab dengan tenang.

Seorang bodyguard langsung menaruh kursi di depan Aksa untuk Mika duduki di depan gadis tawananya.

"Jadi, apa yg membuatmu tidak mau menceraikan putriku?
Mika duduk sambil menatap Aksa dengan tatapan muak, tentu saja yg di tatap menyadari itu.

"Kalau soal hutang, aku bisa menganggap hutang itu lunas di detik sekarang....kau pikir aku tidak tau apa yg sudah kalian lakukan? Bahkan soal kalian yg sudah main di ranjang"
Tatapan wanita itu sangat tajam sampai membuat Aksa merinding, tapi Aksa mengerti sejak awal kalau ibunya Olivia adalah orang yg rela bermain kotor bahkan membunuh orang yg tidak ia sukai.

Aksa menghela napas dengan lembut karna Aksa tidak merasa berada di tekanan.

"Oh iya, Olivia akan menikah dengan laki2 pilihanku lusa, jadi sebenarnya kau tidak punya pilihan"
Ekspresi tenang Aksa langsung hilang setelah mendengar kata2 itu, detak jantungnya terasa sakit untuk beberapa detik sampai akhirnya dia menenangkan pikiran dan hatinya lagi.

"....sepertinya begitu, tapi saya tidak akan menyerah, saya akan berusaha menghentikan acara anda"
Aksa tersenyum ramah, ekspresi senyuman itu entah bagaimana membuat Mika sedikit merinding untuk beberapa saat.

"Kau anak bgst, kau pikir kau bisa keluar dari sini hah?"
Mika mulai kehabisan kesabaran lalu menampar Aksa, tapi tamparan itu tidak mampu membuat posisi Kepala Aksa tergerak sedikit pun.

"...dasar baji***n, aku tau siapa kau saat kau SMA dulu, aku juga tau apa pekerjaan mu saat ini dan ka---"

"Kalau kau tau apa pekerjaan ku, seharusnya kau tau kenapa aku bilang aku akan menghentikan acaranya kan?"
Aksa menghela napas dengan kasar.

"Bagaimana jika saat ini Tom Ricardo berada di tangan saya"

Mika langsung mengambil pistol yg ada di tangan bodyguardnya lalu mengarahkanya ke Aksa.

Dor!!!

Terukir lubang tepat di sebelah telinga kanan Aksa dan asap keluar dari lubang pistol.

"Sebaiknya kau jaga mulutmu"
Mika menatap Aksa dengan penuh amarah.

Aksa melihat ke arah jendela, dia melihat sebuah kode morse cahaya berwarna biru, dia langsung membacanya

"Ta-ha-n na-pas-mu"

Aksa langsung menahan napasnya karna dia mempercayai kode tersebut, tiba2 asap memenuhi ruangan.

Mika langsung panik lalu melihat ke sekitar.
"Sialan, siapa yg mengganggu?? uhuk uhuk..ugh.."
Mika merasa pusing.

"Nyonya, tetaplah di belakang kami"
Para bodyguard memasang pertahanan di dekat majikanya meski mereka semua yg menghirup asap itu sudah mulai pusing, tak lama kemudian mereka semua ambruk dan pingsan.

Asap mulai menghilang lalu masuklah seorang wanita berambut sebahu dengan tatapan datar dan dingin di temani 2 bodyguard di belakangnya.

"Tangkap semua baj*ngan yg tergeletak itu"

Sang bodyguard langsung melakukan apa yg di perintahkan lalu mereka keluar membawanya yg sudah di ikat.

Wanita itu terus berada di ruangan itu, berdiri di sebelah Aksa yg berpura-pura pingsan sampai akhirnya bodyguard selesai dengan pekerjaanya.

"Terima kasih, Aza"
Aksa berdiri setelah wanita itu melepas seluruh tali dan borgol yg mengikatnya.

"Yah, kebetulan aku mencarinya juga, jadi kita impas" -Aza

MY NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang