9.In The Name Of Love(END)

1.5K 119 6
                                    

"Aku mencintaimu, sayang"
Suara lembut Olivia membuat jantung Aksa berdetak lebih cepat, Olivia sengaja menyentuh dada Aksa untuk merasakan detak tak karuan itu dari jantung Aksa.

"Wah, kenapa deg2an banget? Kamu imut banget kalau lagi kayak gini"
Olivia berbaring tepat di dada kiri Aksa untuk mendengar detak jantung yg keras itu.

"Jujur saja aku suka mendengar suara detak jantung mu, berbaring di atas tubuhmu seperti ini sambil merasakan hangat tubuh mu, terasa romantis bagiku"
Olivia memeluk Aksa dengan erat.

Aksa mengeluarkan sumpel yg menutup mulutnya lalu memeluk istrinya, dia bisa merasakan sesuatu yg empuk dan kenyal menindih di sekitar perutnya, benar itu adalah gunung kembar milik Olivia(:v)

"Mungkin karna kamu merasa nyaman dengan posisi ini"
Aksa mengelus kepala Olivia sambil tangan satunya memeluk pinggang rampingnya.

Pukul 10:45 malam Olivia sudah tertidur karna di buat nyaman oleh pelukan Aksa, dia sengaja mengelus dan membuat Olivia senyaman mungkin agar cepat tidur karna dia harus mengatur rencana awal dengan Michelle tentang pernikahan paksa Olivia x Tom Ricardo, laki2 yg di bawa oleh mamanya tanpa memberi tau sang anak yg ingin di jodohkan.
Aksa melepas pelukan Olivia dengan perlahan agar dia keluar dari ranjang, lalu mengambil laptopnya dan dibawa keluar agar suara ketikan keyboard tidak mengganggu istrinya yg tertidur pulas, biarlah dia tertidur nyaman tanpa mengkhawatirkan apapun dan biarlah dia bermimpi indah sebelum semuanya sirna di pernikahan yg masih ada kemungkinan gagal dibatalkan oleh Aksa.

Aksa berdiri di ambang pintu sambil menatap Olivia yg terlelap, meski menatap Olivia bisa membuat hatinya tenang, tapi pikiran negatif tentang kehilanganya benar2 mengganggu Aksa.
Dia pun menutup pintu kamar karna tak ingin berlama berada di posisi itu, apalagi dia yakin kalau Michelle sudah menunggunya.

"Maaf agak telat"
Aksa duduk sambil melakukan video call dengan Michelle.

"Santai saja"
Michelle menjawab dengan santai dan kalem.

"Soal rencana itu, apa kakak ada ide?" -Michelle

"Ada... Tapi bahaya buat ku dan Olivia"-Aksa

"...pakek penyamaran aja, lalu lempar granat asap, bawa kabur istri kakak"
Michelle ngomong dengan entengnya sambil memakan cemilan.

Aksa menghela napas
"Michelle, makan cemilan tengah malam... Dan kamu sudah banyak makan cemilan, jaga kesehatan mu"

"Tapi aku baru bisa makan cemilan karna hari ini aku sibuk banget"
Michelle terlihat sedikit kecewa karna disuruh berhenti makan cemilan.

"Kembali ke topik, tentang cara membatalkan pernikahan itu"-Aksa

"Sudah ku bilang lebih baik menyamar, kakak itu bisa menyamar jadi laki2 karna kakak tampan, gimana kalau kita rubah penampilan kakak supaya lebih terlihat seperti laki2?"
Michelle memberi saran yg menurut Aksa adalah ide yg cukup baik.

"Kakak sendiri yg akan menyiapkan rute pelarian kalian dan aku siapkan mobilnya"
Michelle menyandarkan kepalanya ke kursi sambil mengambil iPhone-nya.

"Tapi kamu bisa dapat masalah kalau ketahuan membantu kakak seperti itu, plat nomor mobilmu akan di lacak"
Aksa berpikir untuk ide lainya tapi Michelle terlihat tidak khawatir sama-sekali.

"Pakek plot palsu saja, kalau plot di tutupi malah nanti membuat polisi ikut campur"-Michelle

"Hmm...aku akan buat rencana cadangan kalau rencana utama tidak berjalan lancar"-Aksa

Aksa selesai membuat rencana utama dengan Michelle tapi jika terjadi hal lain yg mengganggu rencana... Itu akan menjadi masalah yg harus dia selesaikan sendiri.

MY NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang