Pt. 4 - Hampir Lupa Hari Spesial

258 8 1
                                    


Setelah selesai makan siang di foodcourt itu mereka kembali terpisah pada rombongannya masing-masing. Chandra dengan tiga temannya, lalu Cecillia dengan Rivanno.

Sebenarnya Arjuna sangat ingin membuntuti gadis pujaannya itu dengan lelaki yang bersama di sampingnya. Namun kedua temannya tidak mengindahkan permintaan Arjuna.

"Eh Jun! Lu malu-maluin tau gak kalau sampe kekeh pengen ngikutin kakak gue! Nyesel lah gue ajak lu tadi ke sini !" Rutuk Chandra sambil meminum sisa Vanila Lattenya.

"Tau tuh! Bucin segitunya banget! Depan orangnya aja sok cool, sok dewasa, ama kita aja bocahnya keliatan banget!" Sambung Fajar menatap geli pada Arjuna sahabatnya itu.

"Lu berdua kan belum pernah ngerasain jatuh cinta kan? Gue perhatiin dari dulu mana ada kalian naksir cewe? Jangan-jangan kalian ga normal lagi?!"

Arjuna malah mengejek balik kedua sahabatnya itu, karena memang sedari dulu ia belum pernah melihat mereka berdua menyukai perempuan di sekolahnya ataupun mengejar-ngejar perempuan seperti yang sekarang sedang dilakukannya.

Kedua sahabatnya itu langsung menghadiahinya tatapan tajam dan mengerikan seolah-olah ingin melahap Arjuna mentah-mentah ke dalam perut mereka.

"Eh kepala kecil! Apa lu bilang tadi?! Enak aja! Gue normal ya! Cuma gue belum nemu aja cewe yang cocok di hati gue selama ini" Tukas Chandra dengan geram ingin sekali rasanya ia menjitak sahabatnya itu, namun ia kasian karena kepala sahabatnya itu kecil takutnya jika ia jitak makin mengecil(?)

"Asal lu tau juga, gue juga ada kok gebetan gue, cuma gue gak rempong dan gak bucin lebay kayak lu!" Fajar mencebik dan menatap tajam Arjuna.

Arjuna yang dihakimi oleh kedua sahabatnya itu hanya bisa nyengir dan mengangkat dua jari nya membentuk huruf V— tanda 'peace' untuk kedua temannya.

"Eh tapi .. Lu kenapa gak pernah cerita selama ini kalau lu ada gebetan?" Tanya Arjuna pada Fajar.

Kini ia penasaran, Fajar memang sedikit tertutup mengenai perempuan. Berbeda dengan Chandra yang memang belum mendapatkan perempuan yang cocok untuknya selama ini. Ia sudah merasa cukup nyaman dengan keadaannya yang sekarang dengan kakak perempuannya itu. Paling tidak kriteria gadisnya harus mirip dengan kakaknya yang menurutnya gadis yang tangguh dan menyayanginya dengan tulus, bahkan merelakan kuliahnya untuk bekerja demi membiayai dirinya yang masih sekolah.

Fajar sedikit berdeham, ia lalu mulai menceritakan tentang gadis pujaannya itu pada kedua sahabatnya.

"Dia tetangga gue.. Tiap pagi gue suka liat dia lagi nyiram beberapa tanamannya di halaman rumahnya.. Gue ga berani lama-lama liatin dia karena takut dia mergokin gue dan jadi ilfeel sama gue.."

Keduanya menyimak dengan seru dan menunggu kelanjutan dari cerita sahabatnya si master matematika itu.

"Terus..?" Chandra menatap penasaran.

Namun Fajar terlihat enggan untuk membicarakannya lagi. Karena selama ini dia sendiri tidak berani melangkah lebih jauh lagi walau sebatas mengajaknya berkenalan. Perlu diketahui kalau Fajar ini sedikit pemalu pada gadis yang benar-benar disukainya.

Berbeda sekali dengan Arjuna yang berani terang-terangan menunjukan sifat sukanya meski belum menyatakan perasaannya.

"Gue.. Gue gak berani deketin dia ndra.. Gue malu, gue takut kalau dia malah jadi ilfeel sama gue terus—"

"Tunggu bro! Kenapa lu harus malu? Terus kenapa juga takut bakal jadi ilfeel..? Lu tuh ganteng tau! Kita ini kan bertiga trio tertampan di sekolah" Cetus Arjuna memotong ucapan temannya itu.

"Masalahnya... Dia itu juga lebih dewasa dari gue, dia kayaknya udah kuliah.. Lu tau sendiri kan rata-rata cewe gamau sama cowo yang lebih muda darinya"

Sister.. May I Love You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang