6

18 4 0
                                    

Hari sudah malam, ketiga namja sedang duduk di halaman apartemen milik seokmin.
Sambil mengelilingi pemanggangan, mereka saling bercanda, ah lebih tepatnya hanya seokmin yang bicara sedari tadi.

"Hyung~ kenapa kalian mengacuhkanku terus sih!" Ucap seokmin merajuk.

"Maafkan aku seok, tapi dari tafi kau tak memberikan kami kesempatan bicara" wonwoo mulai mendekati seokmin yang sekarang duduk di bangku yang sudah tersaji beberapa makanan hasil olahan mereka sendiri.

"Oh yah? Kalo gitu maafin aku, aku pikir kalian gak mau ngomong sama aku" ucap seokmin kemudian dia kembali membantu para hyung dan berhenti merajuk.

"Dasar bocah~" ledek jihoon dan tersenyum tipis.

"Hyung kau ini ya! Ayo kita makan, habis itu kita istirahat dan yah, bagaimana kalo besok kita pergi ke taman bermain, atau kita harus ke-

"Sudahlah seok, kau akan terus berbicara hingga besok?" Potong wonwoo.

S

eokmin menghentikan bicaranya dan kembali memakan makananya dengan sebal.

Setelah selesai dengan makan malam mereka yang dipenuhi drama dan candaan itu, mereka kembali ke kamar masing masing.

🥀🥀🥀

Keesokan harinya, seokmin ingin berangkat bekerja, namun ia bingung apakah akan baik baik aja kalo dia ninggalin wonwoo dan jihoon di rumah.

"Huh~ gimana ini yaa..." gumam seokmin dan duduk di sofa depan tv.

"Kenapa seok?" tanya wonwoo yang baru kembali dari dapur dengan rambut yg acak²an.

"Aku mesti kerja, tapi gak enak masa ninggalin kalian berdua disini, terus kamu juga baru keluar rumah sakit" jelasnya.

"Aku sih gkpp, kalo emng harus kerja ya berangkat aja"

"Tapi kalo kau butuh sesuatu telpon aku aja ya, nanti aku usahain buat bantu"

"Aish, kau pikir aku lumpuh, kalo butuh sesuatu ya kan bisa ambil sendiri"

"Hehe iya juga sih, yaudah aku berangkat dulu ya, nanti pulangnya kita makan di luar"

"Kamu pikir aku istri kamu!! Kalo mau pergi ya pergi aja!!" wonwoo mulai geram,

Seokmin tidak merasa bersalah dia malah tertawa kencang dan segra melenggang keluar rumah, bahkan dia tertawa samapai ke tempat kerjanya.

"Eoh, seokmin-ah! Kamu gila ya ketawa sendiri?" tanya seseeorang dgn seragam yg sama dgn seokmin.

"Hai hao, aku lagi seneng makanya ketawa, lagian ketawa bakal bikin kita awet muda tau" jelas seokmin masih dengan senyuman lebar.

"Ya gak gitu juga kali, yang ada kamu di kira gila karna ketawa sendiri di jalan" orang tadi yg tak lain adlah minghao, xu minghao pria turunan china yg menjadi partner kerjanya seokmin.

"Iya... hao yang manis" ledek seokmin dan berlari ke dapur.

minghao melototkan matanya, dia tak suka dibilang manis, padahalkan dia seorang pria, seharusnya dia di panggil tampan.

kini seokmin dan minghao sedang melayani pelanggan yg berdatangan, kafe hari ini cukup penuh, banyak orang yang mengunjunginya, bahkan membuat kedua pria itu kelelahan.

Kringg~

pintu cafe terbuka dan masuklah dua orang dengan kacamata hitam dan topi yang menutupi wajah mereka.

"Halo, selamat datang~" sapa seokmin ramah.

"Hai, Lee seokmin" jawab orang itu penuh penekanan.

Bulu kuduk seokmin meremang, kepalanya tiba tiba terasa penuh, keringat bercucuran ke matanya membuatnya kehilangan pokus pandang, tubuhnya terasa berat, rasanya tenggorokannya terganjal batu besar. Minghao yg melihat gelagat aneh seokmin langsung menghampirinya, sedangkan pria tadi menghilang begitu saja dan mungkin tidak pernah ada disana.

"Seokmin-ah!! Apa yg terjadi!!" teriak minghao segera membantu seokmin yg kini tak sadarkan diri.

Minghao mengambil hp seokmin dan menelpon  kontak paling atas milik hyungnya, 'woozi hyung'.

"Halo....."

















TBC.

Trip To Heaven. {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang