Demam Aska semakin tinggi membuat mereka panik setengah mati.
"Hiks mama sakit, dingin" Aska terus mengucapkan kata itu berulang kali.
"Iya sayang, ini mama selimutin biar nggak dingin ya" Sara memakaikan dua selimut sekaligus.
"Pa kita bawa ke rumah sakit aja yuk kasian adeknya" ucap Sara kepada Artama.
"Iya ma, papa siapin mobil dulu" lalu Artama keluar menyiapkan mobil.
Sambil menunggu sang suami, Sara mengabari Rehan bahwa Aska demam tinggi dan akan di bawa kerumah sakit.
Setelah siap Artama kembali kekamar.
"Ayo ma" ucap Artama lalu menggendong Aska.
Mereka pun menuju rumah sakit terdekat.
Rehan yang tadinya sedang ada rapat dengan anggota OSIS langsung pergi tanpa sepatah kata apapun setelah mendengar tentang adiknya, membuat anggota lainnya kebingungan.
"Baik sepertinya ketua OSIS sedang ada urusan mendadak, jadi rapat sampai disini dulu" ucap waketos dan diangguki anggota lainnya.
Rehan sudah sampai diparkiran lalu segera mengendarai sepeda motor nya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Aska berada di RS MW, karena rumah sakit ini yang paling dekat dengan mansion keluarga Williams.
Setelah sampai Aska dibawa langsung ke ruang IGD.
Artama dan Sara menunggu diluar dengan khawatir. Keadaan Sara kacau, dia menangis di pelukan suaminya dan hanya menatap kosong pintu ruangan itu.
Sudah dibilang bukan bahwa Sara sangat menyayangi Aska?.
Beberapa menit kemudian Rehan datang dengan wajah khawatir nya.
"Aska gimana ma, pa?" tanyanya kepada orang tuanya.
"Masih di tanganin dokter kak" jawab Artama.
"Ma..." panggil Rehan menepuk pundak sang mama.
Sara menoleh kearah Rehan.
"Adek kak.. hiks" Sara kembali menangis.
"Sstt mama tenang ya, kita do'a yang terbaik buat adek" ucapan Rehan diangguki oleh Sara.
Setelah beberapa menit, akhirnya pintu ruangan itu terbuka menampilkan seseorang ber jas putih keluar.
"Keluarga pasien" panggil dokter yang menangani Aska.
"Kami keluarga nya dok" ucap ketiganya serempak.
"Baik, pasien hanya mengalami demam saja karena kecapean dan imun pasien juga lemah jadi tolong dijaga, jangan sampai kecapean. Pasien boleh di jenguk kalau sudah dipindahkan ke ruang inap" jelas dokter itu.
"Baik dok terimakasih" ucap Artama.
"Sama-sama, kalau begitu saya permisi, nanti suster yang akan memindahkan pasien" dokter tersebut pamit undur diri setelah mendapatkan anggukan dari mereka.
Aska sudah dipindahkan ke ruang inap VVIP dan sedang beristirahat. Sara tak berhenti mengusap kepala Aska.
Tak lama Aska membuka matanya perlahan.
"Mama..." panggilnya lirih.
"Hm? kenapa sayang? ada yang sakit? mana yang sakit?" tanya Sara khawatir.
Rehan dan Artama yang semula duduk di sofa bangkit mendekat kearah Aska dan Sara.
"Maafin Adek ya mama, papa, kakak selalu ngerepotin kalian terus, adek minta maaf adek janji abis ini nda bakal ngerepotin kalian lagi" mata Aska berkaca-kaca.