"Aku mau dia, jadi pacarku sampai balapan antara geng Madali dan The DevL selanjutnya."Orang orang yang berada disamping jalan menatap satu sama lain. Ini pertama kalinya orang dijadikan bahan taruhan dan langsung kena pada geng yang paling terkenal.
"Baik. Jika aku menang, aku dapat apa?"
"Saham ayahku." Iya. Orang gila didepannya ini dengan terang terangan mengucapkan itu.
Preman disamping Mito langsung menyenggol dia dan mengatakan, "ambil lah! Lumayan itu. Saham coy!"
"Lha aku gimana nanti?"
"Aku percaya kamu pasti menang! Semangat!" Dengan berat hati Mito menerima tawaran itu dan bertanding dengan Kenzo. Peluhnya berkucuran mengingat taruhannya yaitu dirinya sendiri. Korban pertama dari berbagai taruhan gila ini.
Mito dan Kenzo telah bersiap dibelakang garis putih, tinggal menunggu si perempuan yang mengatur jalannya balapan mereka menjatuhkan tisu dari genggamannya.
3
2
1
......
START!Motor mereka berdua melaju menembus dinginnya angin malam. Suara brong mengganggu milik Kenzo sampai ke telinga Mito membuatnya cukup terganggu sehingga ia harus cepat membalap dia. Tapi saat ia melihat garis finish sudah didepan mata, Kenzo dengan sekuat tenaga mendorong motornya untuk lebih cepat dari motor Mito dan menghasilkan Kenzo sampai finish terlebih dahulu.
Kenzo bersorak atas kemenangannya sedangkan Mito menghela nafasnya di pelukan preman. "Tak apa. Kalah itu wajar, bukan?" Mito mengangguki ucapan preman. Namun yang membuatnya tidak suka bukanlah saat ia mengetahui dirinya kalah, tapi ia mengetahui saat ia harus berpacaran dengan Kenzo sampai balapan Madali dan The DevL selanjutnya, alias satu bulan dari hari mereka balapan.
Kenzo berjalan kearah Mito dan mengulurkan tangannya untuk Mito genggam. Ia mengecup tangan Mito dan mengucapkan, "aku antar pulang ya sayang?"
Ditengah orang-orang yang tengah bersorak melihat Kenzo mengecup tangan Mito, Kenzo membawanya ke pelukan erat. Ia juga mengecup ceruk leher orang yang lebih pendek menghadirkan sengatan kecil pada tubuhnya.
"Bisa kau hentikan itu?"
"Tapi kau pacarku. Aku bebas melakukan apapun padamu."
"Pacar bukan berarti bonekamu!"
"Oh iya?" Kenzo meremat bongkahan sintal Mito membuatnya terkesiap lalu mendorong Kenzo dengan kuat hingga pelukannya lepas.
"Aku bisa pulang sendiri." Ia pergi meninggalkan area balapan bersama Kenzo yang berlari mengikuti dia dari belakang, memastikan bahwa 'pacar' barunya tidak berkeliaran tidak jelas pada saat malam.
Yang tak mereka sadari adalah adanya mobil tipe bmw terparkir tidak jauh dari area balap. Siapa lagi kalau bukan Elang?
Tangannya menggenggam erat pada setir mobil disaat ia melihat Mito berpelukan dengan entah siapa orang itu. Ia tak suka! Ia tak suka miliknya disentuh orang lain.
Ia mengikuti mereka berdua dengan hati hati berharap keduanya tidak mempedulikan mobil yang telah mengikuti mereka dari area balapan hingga kontrakan Mito.
Elang lihat dari jauh bahwa mereka berdua tengah berbincang. Mito terlihat marah lalu orang lain itu terlihat maju mendekati muka Mito dan mengecup bibirnya menghasilkan Mito yang diam tidak bergerak.
Kesabaran Elang tidak lebih tebal dari tisu yang sudah dibagi dua jika sudah menyangkut sesuatu yang sudah menjadi miliknya, tapi ia harus lihat sampai mana kah orang itu bertindak. Ia percaya bahwa orang lain itu hanya menggunakan Mito sebagai pelampiasan. Bukan cinta yang ia lihat dari mereka berdua tapi nafsu lah yang paling terlihat di hubungan mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paint My Body
Romantik"I might as well paint on your body so i can claim credit of my art," Kegilaannya akan melukis membuatnya memiliki banyak ide didalam otaknya, banyak inspirasi, dan banyak niat untuk melakukan hal baru. Suatu hari, di terik panasnya matahari, ia mel...