Elang mempersiapkan barang barang yang dibutuhkan saat makrab. Ia sudah membawa 1 pakaian tidur dan 1 pakaian olahraga, 2 pasang celana dalam, dan alat mandi. Ia berkali kali memikirkan bagaimana makrab nantinya, ia akan bertemu dengan Kak Mito, dia akan bercengkrama dengan Kak Mito, dan ia bisa memperhatikan Kak Mito setiap saat. Erangan kecil keluar dari mulut Elang saat ia menyadari bagaimana senangnya dia saat membayangkan makrab besok.Nggak bisa!
Nggak bisa!Ia mengambil buku gambarnya dan melukis wajah Kak Mito hanya dari ingatannya saja. Ia dengan teliti menggambar wajah Kak Mito hingga wajah nya sungguhan terpampang pada buku gambar itu.
"Tampan," ujar Elang. Ia mencium buku itu layaknya Kak Mito tengah berada didepannya. Tangan nakalnya mulai masuk kedalam celananya sendiri lalu menggesek sedikit kemaluannya. "Hah.. hmm." Desahnya sembari membuat skenario sendiri didalam kepalanya. Ia bisa melihat bagaimana muka erotis Kak Mito memerah bak lobster yang sudah selesai di rebus, mulut terbuka lebar melontarkan desahan yang merangsang nafsu birahi.
Ia menginginkannya!
Ia harus mendapatkannya!Obsesi Elang memuncak disaat makrab telah dimulai. Semuanya berjalan lancar, dari pembukaan di hari pertama hingga pemberian materi voli. Ia memperhatikan gerak gerik Kak Mito yang menurutnya terlalu lucu untuk di abadikan, tapi sayangnya ponselnya tidak boleh digunakan saat materi.
Bukannya mencatat, Elang malah menggambar bagaimana Kak Mito menjelaskan didepan bersama dengan teman temannya yang lain. Tatapannya yang tajam membuat Kak Mito tersadar ia sedang diawasi.
Ia melihat Elang di barisan ke-3 dengan pakaian coklat gelap dan celana pendek. Ia sedikit risih dibuatnya sehingga ia izin ke kamar mandi untuk sekedar menghindari tatapan tajam adik tingkatnya.
Basuhan diwajahnya sungguh membuat dia segar kembali. Seakan ia siap dengan tatapan tajam adik tingkatnya itu, ia menghela nafas perlahan lalu keluar untuk kembali memberikan materi sebelum akhirnya permainan dimulai.
"Jadi, di masing masing kelompok akan ada 6 orang seperti biasa. 2 orang dari kakak tingkat, 4 orangnya dari adik tingkat yang baru baru ini. Nah di kelompok 1 ada Kak Mito sama Kak Laura, di kelompok 2 ada Kak Aghas sama Kak Wenda, di kelompok 3 ada Kak Dira sama Kak Habibah, dan di kelompok 4 ada Kak Josep sama Kak Gitama." Ucap mc perempuan.
"Baik untuk anggota yang lain bisa cek di ponsel masing masing dan kalian bisa berdiskusi bagian apa yang ingin masing masing dari kalian tempati. Dan saat permainan, kelompok 1 akan melawan kelompok 3 dan kelompok 2 akan melawan kelompok 4. Semangat kalian!" Ucap mc laki-laki.
Elang langsung membuka ponselnya, tidak mempedulikan lagi apa yang diucapkan mc setelah itu. Suara bising membuatnya sulit berkonsentrasi untuk mencari kelompoknya. Ia berharap bisa bersama Kak Mito, tapi harapannya harus pupus saat namanya terpampang pada kelompok 4. Tidak sekelompok pun tidak menjadi musuh. Setidaknya dia bisa melihat Kak Mito main dan itu adalah sebuah keberuntungan yang ia tunggu sedari tadi.
Kelompok 1 melawan kelompok 3 dimulai. Kelompok 1 dengan adanya Kak Mito dan 2 pemain tinggi dari angkatannya tidak mungkin bisa kalah dari kelompok 3 yang ternyata semua pemainnya tinggi. Ia percaya Kak Mito pasti akan memenangkan pertandingan ini.
Bola dilempar dari kelompok 3 ke kelompok 1 dan mereka berhasil menangkap dan mengembalikannya dengan baik. Ia tak melihat ada yang cupu disini, hanya dirinya lah yang tak bisa bermain voli. Ia berharap bisa diajari dahulu dan bukan langsung tanding saling melawan. Tapi ia hanya pasrah dan menerima semuanya. Ia akan sungguh sungguh untuk bermain voli.
"Woohhh... Mito di kecoh adek kelas! Booo!" Ucap mc perempuan.
Karena ucapan perempuan itu, Kak Mito bangkit kembali dan bermain seperti orang gila. Ia dengan cepat menerima bola lalu menjadi spiker setelahnya menghasilkan satu poin, mengejar ketertinggalannya. Berkali kali ia menjadi spiker dan spike nya selalu masuk membuat teman seangkatannya pada kelompok 3 kewalahan untuk mengejar bola. Tekniknya juga cukup aneh, ia sering mengecoh adek kelas dengan berbagai cara. Entah memalsukan pukulan keras, memalsukan arah pukulan, hingga tidak memukul sama sekali. Mito telah kerja sama dengan timnya sejak awal, ia hanya menunggu waktunya tiba untuk bermain sungguh-sungguh dan memamerkan kebolehannya dalam voli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paint My Body
عاطفية"I might as well paint on your body so i can claim credit of my art," Kegilaannya akan melukis membuatnya memiliki banyak ide didalam otaknya, banyak inspirasi, dan banyak niat untuk melakukan hal baru. Suatu hari, di terik panasnya matahari, ia mel...