#1

2.4K 307 43
                                    

•Happy Reading•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy Reading•

Hito melirik Ines yang terlihat tenang di sampingnya, ia menurunkan pandangannya pada tangan kecil putih yang melingkar nyaman di lengannya. Kedua berjalan beriringan di tengah-tengah lautan manusia yang malam ini menghadiri pesta pernikahan yang mereka datangi.

Pesta pernikahan mantan terindah Ines, Andra dan ... Ehm, mata Hito mengedar ke sekeliling ball room mencari nama mempelai wanita di antara hiasan dekor bertema fairy tail putih, dengan sorot lampu pink keunguan, ada salur-salur yang menjuntai dari atap bangunan. Di berbagai sisi ruangan dan juga meja para undangan, diberi rangkaian bunga sebagai pemanis.

Ah, Ruana ternyata namanya.

Dahi Hito berkerut. Pikirannya berkelana kembali ke waktu lampau. Setahunya Andra masih gencar mendekati Ines. Lalu, dalam jangkau waktu hanya satu bulan, Andra menikah dengan perempuan lain.

Hito menganga dibuatnya, sebab terlalu mendadak baginya. Cukup rumit, dan sulit Hito mengerti. Ia belum dapat mencerna semuanya.

Antara Andra menyerah dengan Ines, karena masalah yang pernah didengarnya dari Dilla, yaitu, perkara restu. Atau memang Andra yang sebenarnya seorang bajingan?

Memiliki tabiat mengejar banyak wanita, memberi harapan palsu, lalu tiba-tiba menghempaskan dan membungkam seluruh korbannya dengan undangan pernikahan.

"Ngapain sih kamu lihatin aku kayak gitu terus?" Ines bertanya risi pada Hito yang sedari tadi mencuri pandang padanya terus menerus. "Ada yang aneh sama penampilan aku?" Ines merasa harus merapikan penampilannya.

Malam ini Ines mengenakan midi sheath Slip dress berwarna navy, bagian atasnya berpotongan seperti kemben, tidak memiliki bagian bahu dan lengan baju. Bagian bawah dress lebih lebar, dan tampak jatuh menjuntai sedikit di atas lutut, ditutup oleh outer brukat putih. Senada dengan kemeja navy yang tengah dikenakan Hito.

Ines sengaja membelinya couple, agar tampak serasi

"Nggak kok, cantik."

"Jadi, ceritanya kamu lagi terpesona sama aku?"

Hito tersenyum, mengelus pelan surai Ines yang tergerai sepunggung supaya tak merusak tatanan rambut perempuan itu. "Kamu nggak apa-apa, kan?"

Ines menoleh bingung. "Emang aku kenapa?"

"Ya, ini kan—" Belum sempat Hito menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya tersentak saat Ines tiba-tiba menariknya lengannya. "Mau ke mana?"

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang