Ng... btw makasiiii buat yang masih sempetin baca, vote dan komen ❤️ percayalah itu masih jadi penyemangat tertinggi ❤️
______
Tanpa berpikir panjang, Regrian beranjak dari tempat duduknya, melangkah diantara lutut juga meja, melewati Kala Jingga tanpa menyentuh kaki gadis yang masih terduduk sembari menggenggam erat jemarinya.
Ikan bakar malang itupun tak luput dari sikap dingin Regrian Kafka.
"Arum"
Regrian yang langsung bergerak ketika pintu diketuk pada ketukan pertama, Regrian yang menyambut satu nama itu dengan hangat, Regrian yang dengan berjalan bersisian dan mempersilahkan sang tamu untuk duduk di salah satu sofa disamping Kala.
Kala tidak ingin melihat, cukup dengan menutup mata saja bisa terbayangkan adegan yang mampu membuat rumah yang dulunya terasa memasuki ruang es kini menjadi lebih hangat.
Gadis itu menghirup napas kemudian mengeluarkannya dengan pelan.
Kala.
Kamu akan baik baik saja, semua akan baik baik saja.
Ia pun membuka kedua matanya dan menoleh kearah wanita yang baru saja duduk di sampingnya.
"Halo, Kala kan?" Ucap wanita itu dengan senyum ramah padanya.
Bukan senyum basa basi, Kala bisa merasakan senyum tulus itu diarahkan padanya.
Tatapannya kemudian ia alihkan pada Regrian yang kini berdiri di samping kursi wanita itu, jemari kanannya bertumpu pada bahu kiri Arum.
Ia bisa melihat kedua sudut bibir Regrian-Kak Re nya dia- terangkat, pandangan matanya tak teralihkan dari wajah Arum.
Siapa yang tidak tertarik dengan Arum? Wajah oval mungil dengan ikat rambut kuncir kuda, irisnya yang berwarna coklat terang dengan hidup mancung serta bibir tipis membuat siapa saja tidak akan menyangka wanita ini seumuran dengan regrian, perawakannya pun mungil tingginya tidak lebih dari telinga Kala, atau bahu Regrian.
Wajah itu, mengingatkan Kala pada satu sosok dimasa lalunya, wajah yang telah lama ia lupakan, wajah yang membuat ia sangat cemburu.
Seketika jemarinya mengalami gejala parestesia atau dalam bahasa kerennya kesemutan, jantungannya yang berdetak terasa lebih nyeri, kepalanya mendadak sakit dengan napas yang sering kali tertahan, bayangan itu, kejadian dimana ia melihat Regrian berada diatas wanita itu. Kejadian dimana ia berlari kencang, tak tahu arah dan berakhir disebuah lorong sempit bersama bajingan yang membuat ia tersiksa sampai sekarang.
"Bung gue nggak tahan, elu minggir"
"Giliran sialan"
"Perawan memang lebih terasa nikmat"
"Kamu nikmat sekali gadis manis"
"Aku tidak sabar sialan"
Ingatan itu terulang.
Tolong siapa saja.
Tolong.
Tolong.
Namun tidak ada yang mendengar, suaranya tercekat, ia sudah tidak bisa melawan, tubuhnya sudah tidak bisa bergerak, ia seperti lumpuh, Kala hanya bisa menjerit dengan suara tertahan.
Dinginnya fajar menyadarkan gadis yang terbaring diatas tanah tanpa sehelai kain yang menyelimutinya. Seluruh tubuhnya terasa sakit, air mata sudah tak bisa keluar dari pelupuk mata, dengan wajah pucat dan lebam diujung mata, gadis itu berusaha untuk bergerak, menolehkan kepala mencari apa saja untuk menutupi tubuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/201201775-288-k119983.jpg)