Kala ~ 6

20 3 0
                                    

" Dia tidak datang lagi? "

Dewi menghela napas, menggaruk pelan kepalanya yang mungkin saja memang gatal mengingat wanita itu sudah berjalan kesana kemari menanyakan prihal makhluk sok tampan dan menyebalkan yang selalu menunda jadwal syuting mereka.

Ya. Laksa memang tidak membatalkan, ia setuju, namun ketika hari dimana ia akan syuting berdua dengan Kala, pria itu mempunyai banyak alasan sehingga syuting yang seharusnya selesai dalam 3 hari menjadi lebih dari seminggu. Padahal lakon yang akan dimainkannya bersama Kala hanya pada bagian awal dan akhir saja.

Kala ikut menghela napas. Ia memang tidak banyak jadwal syuting minggu ini, tapi mempermainkan dirinya seperti ini sangat tidak profesional.

Dan tentunya, apa yang terjadi padanya ketika terlambat pulang adalah salah satu hal mengerikan yang membuat tubuhnya berteriak ingin istirahat.

Dewi memberikan ponsel ketika Kala memintanya.

Ketika sambungan panggilan diseberang sana terjawab ia pun berbicara.

" Aku tidak bermaksud mengeluh, tapi Ta... seminggu terlalu lama untuk kontrak yang aku tanda tangani, apa kau bisa mengurus pria itu untukku? " Tanya Kala dengan nada sedikit memohon.

" Belantara? " Dewi bertanya memastikan.

Kala mengangguk pelan.

Suara kekehan dari seberang sana membuat Kala menghela napas.

"Ayolah Ta?" Pintanya lagi

"Dengar, aku baru tau kalau Laksa juga bisa tidak profesional, kau tahu dia termasuk aktor perfeksionist yang bahkan menunda syuting itu hampir tidak pernah terjadi..."

"Dan sekarang kau tahu"

Belantara terkekeh lagi diseberang sana. "Oke aku minta maaf, tunggu sehari lagi ya Kal, please?"

Kala mendesah lagi, kalau bukan karena Belantara menawarkan gaji dua kali lipat ia tidak akan menerima peran ini sekalipun lelaki itu sudah termasuk berteman lama dengannya.

"Lagian ya Ta, kenapa bukan kau saja seperti yang sebelumnya? Kenapa harus dengan si galaksi galaksian itu?"

"Suasana baru?"

"Kau menyebalkan, sehari lagi, setelah itu aku keluar, deal?"

Setelah mendengar kesanggupan Belantara untuk membantunya Kala kemudian mengucapkan terimakasih dan mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya.

"Hanya tersisa adegan dengan pria itu saja kan? " Tanyanya sembari memijit pelan pelipisnya. Jujur saja ia benar benar butuh istirahat, lokasi jauh yang berjarak 2 jam dari flatnya, dan terkadang harus berakhir sia-sia karena pria brengsek bernama Laksa.

Dewi tahu itu, ia tahu pasti jika Kala butuh istirahat, diberikannya segelas moccacino dengin favorit artis itu kemudian mengarahkannya menuju tempat beristirahat.

"Dew, kau tahu ikan bakar madu yang enak disekitar sini?"

"Laparkah?"

Kala menggeleng. "Bawa pulang"

"Bentar aku carikan di Gogo, satu porsi aja kan?"

"Dua boleh"

Dewi sempat mengerutkan kening, namun mengangguk lagi, walau ragu Kala akan memakan makanan berat sebanyak itu, namun ia tetap berpikir positif, mungkin saja seporsi lain untuk dihangatkan Kala, pikirnya.

~

"Sudah makan?"

Kala berjalan menuju sofa three seater dimana Regrian duduk menatap layar 43 inchi yang sedang menampilkan acara komedi, tampak lelaki tua dengan kumis tebal serta rambut licin belah dua menyentuh seorang wanita dengan satu jari, suaranya yang kemayu membuat baksoundnya tertawa sementara si wanita yang di sentuh menatap lelaki tua itu bingung.

KALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang