" Kala, please? Sekali saja? "
" Hanya sekali, kemudian sekali lagi, kemudian akan menjadi yang terakhir kali, kemudian terakhir kali janji, kemudian janji ini terakhir kali, kemudian demi Tuhan ini yang terakhir, kemudian ini terakhir dari terakhir... "
Kala menoleh, menatap sinis manajer yang tidak henti merayunya untuk melakonkan film romantis.
" Begitulah manusia, tidak akan berhenti minta tolong jika sudah di tolong sekali... " Ucapnya sambil menatap bayangannya dengan make up mengerikan dicermin.
Jujur saja, Kala memang tidak menyukai genre romantis, terlalu penuh dengan bayangan semu dan terlihat sangat tidak realistis atau begitulah yang selalu ia katakan untuk menjadi alasan.
" Ya aku tahu, seharusnya aku tidak meminta bantuan lagi setelah banyak hal yang telah kau lakukan untukku, maafkan aku Kal " Ucap Dewi dengan nada putus asa.
" Kau tahu, aku hanya... " Dewi menengadah menatap Kala yang duduk dikursi di depan cermin tak jauh dari sofa yang ia duduki. " Kau cantik, Kala... aku hanya tidak ingin kecantikanmu selalu tertutupi oleh tampang menyeramkan itu, aku tahu dengan film horor saja pendapatanmu memang banyak, tapi apa kau tidak pernah berpikir untuk mengekspos bakat dan kecantikanmu dalam film yang bergenre romantis? Maksudku, aku tidak sembarangan menerima naskah film ini, setelah melalui pertimbangan banyak hal dan membaca ceritanya, aku rasa akan sangat cocok jika kau yang memerankannya, heartless woman, kupikir itu sangat dirimu. "
Kala mulai merasa iba, ia menarik napas panjang. Jujur saja tampak memelas Dewi sedikit meluluhkan hatinya.
" Lagipula Kal, aktornya itu Laksa! Laksamana Andromeda! " Dewi mulai berekpresi berbinar, sangat tertarik membicarakan salah satu aktor yang namanya sedang tenar senusantara berkat akting menjadi pria super misterius nan keren di film terakhir yang ia bintangi.
" Kau tahu Laksa kan? Ya ampuun Kal! Bayangkan jika kau berpasangan dengan dirinya, PAS! COCOK BANGET! kepribadiannya juga tidak jauh darimu, cakep, keren, walupun kata manajernya sebenarnya dia menyebalkan tapi baik hati, ya intinya mirip denganmu, dia juga suka nyuruh nyuruh, pokoknya ku yakin kalian memang pasangan yang di takdirkan bersama! "
Kala menaikkan sebelah alisnya. " Terimakasih telah memberitahukan keburukanku "
Dewi cengengesan, ia memang sengaja mengatakannya untuk menyinggung Kala, tapi dalam taraf bercanda walaupun pada kenyataannya Kala memang kadang menyebalkan. Tapi Kala merupakan salah satu artis favoritnya sejauh ini. Ada beberapa alasan, salah satunya karena Kala memiliki pesona dan daya tarik sendiri, sangat mudah menyukainya saat pertama kali melihat fisiknya, setelah kedua kali dan kau melihat kepribadiannya akan sangat susah untuk menyukainya tapi sekali kau menyukainya, kau tidak akan pernah ingin kehilangan, pesona Kala itu mengikat...
" Dan yang terpenting, bayarannya juga tinggi Kal! " Ucapnya masih melancarkan aksi rayuan Dewi Jupiternya.
Kala mulai memikirkannya, ia memang membutuhkan banyak uang, ia harus berinvestasi, ia harus memiliki banyak tabungan, jika saja suatu saat nanti ia pergi dan tak akan kembali lagi, semua miliknya akan diberikan sepenuhnya pada Regrian.
Lagipula ini hanya film romantis, tidak akan ada adegan berlebihan apalagi dengan ketatnya sensor film di nusantara. Ia mungkin harus mendengar pendapat Regrian mengenai hal ini.
~ Kala ~
" Re... " Kala berjalan menuju sosok lelaki yang sedang menghembuskan asap rokoknya ke langit malam, menengadah sambil bersandar disebuah kursi pada balkon rumah.
Tkdak ada jawaban dan Kala memang sudah terbiasa akan hal ini, ia memang akan lebih banyak bicara dan Regrian biasanya hanya menyimak.
" Boleh aku mencobanya? " Tanyanya kemudian langsung merebut paksa sebatang rokok yang hanya tersisa setengahnya.
Regrian menoleh namun tidak tampak terkejut maupun marah, sementara Kala memandangi setengah batang rokok yang sekarang mengeluarkan asap asap kecil dari ujungnya. Ia tidak yakin akan bisa menghisapnya tapi ia harus bisa, Kala tidak suka jika Regrian menyakiti dirinya seperti ini, ia menarik napas panjang tampak sekali keraguan di wajahnya, namun ia harus tetap melakukannya.
Kala pernah memintanya, jika Regrian sedang kesal ia bisa menumpahkan padanya, menyakitinya pun kalau perlu, Kala akan menerimanya.
Dengan penuh raut keyakinan namun dengan hati yang sangat ragu, ia mengarahkan batang rokok itu kebibirnya, belum saja ujung batang itu mengenai bibirnya, Kala sudah mulai terbatuk.
Wanita itu memang tidak pernah bisa menghirup asap rokok.
Regrian tersenyum sinis lalu mengambil batang rokok yang berada di kedua jari Kala kemudian membuangnya.
Terkadang ada beberapa waktu ketika Regrian tiba tiba bersikap manis, contohnya malam ini ketika ia menarik lengan Kala dan mendudukannya dipangkuannya.
Regrian yang manis namun tetap dingin tapi selalu berhasil membuat jantung gadis itu berdebar sedikit lebih cepat.
Didalam hati dan pikirannya Kala mencoba meyakinkan diri bahwa Regriannya yang dulu bisa kembali.
" Kau ingin merasakannya? "
Kala mengerutkan dahi. Ia memang tidak mengerti dengan satu pertanyaan ini, kemudian disaat Regrian menarik tengkuknya dan mendekatkan bibirnya ia tahu pasti maksudnya apa.
Regrian mencium bibir itu lembut, dimulai dengan ujung bibir, berpindah kebibir bagian bawah kemudian menekannya, menghisap lembut lalu berpindah ke bibir atas.
Regrian memiringkan wajahnya, kali ini ia mencium kedua bagian bibir itu secara bersamaan dengan ritme yang sama.
Kala tersenyum, ia membalas ciuman itu sembari menutup mata. Ada rasa manis dan pahit dari bibir yang entah mengapa terasa berbeda dan Kala mulai mengerti maksud Regrian menciumnya, ikut merasakan bagaimana rasanya rokok yang tadi dicobanya namun tidak berhasil.
Kala sedikit kecewa ketika Regrian melepaskan bibirnya dan mendorong tubuhnya dengan pelan menjauh darinya.
Tatapan dingin itu kembali menerpanya. " Jangan mencari Regrian yang dulu padaku, Kala "
Tidak ada kata sayang, tidak lagi ada Regrian yang tersenyum manis dikala melihatnya. Semua itu terkubur didalam kegelapan malam. Karena dirinya.
Tatapan Kala mengiba, ia mendekatkan tubuhnya lagi dan memeluk lelaki itu, ia tidak peduli jika Regrian mendorongnya sampai terjatuh sekalipun.
Kala kemudian mengalungkan kedua lengannya pada leher Regrian, menyembunyikan wajahnya pada bahu bidang lelaki itu.
Hanya kata maaf yang bisa terucap dari bibir Kala, ia kemudian mengeratkan pelukannya dan ia masih bersyukur Regrian tidak menolaknya.
~ Kala ~
