Tidak ada status yang berubah antara hubungan Kala dan Regrian, masih jalan ditempat. Regrian yang sibuk dengan kuliahnya dan Kala yang berusahan menyibukkan diri dengan sekolahnya.
Ia terkadang kesal menanti kepastian akan hubungan apa sebenarnya yang dijalani bersama Regrian, tidak ada kepastian apapun. Regi tidak pernah mengatakan kalimat suka bahkan hanya untuk menghubunginya pun tidak pernah.
Kala terkadang mendengar kabar lelaki itu dari tante Fara saat kebetulan dirinya berpapasan dijalan. Selain itu Regrian dengan kejamnya tidak pernah sama sekali menghubunginya. Membuat Kala mengalami gejala lain dari cinta, patah hati.
Mungkin saja Regrian menemukan wanita yang lebih baik darinya? Lagipula Jogja termasuk kota dengan penduduk yang padat, kota pelajar dimana semua ras bercampur padu disana. Wanita cantikpun tak terhitung jumlahnya.
Pemikiran itu membuat Kala patah semangat, ia bisa saja murung berhari hari.
Namun tiba disuatu hari disaat Fara mengajak Kala yang sudah dianggapnya sebagai putrinya itu untuk mengunjungi Regrian yang katanya terlalu sibuk untuk pulang.
Kala berjalan bersama dan berada ditengah keluarga Regrian, tetangga baik hati yang juga sangat menyayanginya.
Ada sedikit harapan kebahagian didalam hatinya untuk bertemu dengan Regrian, namun apa yang dilihatnya ketika Fara membuka pintu kamar kos kosan membuat angan kebahagiannya berubah menjadi kekecewaan.
" Regrian! " Danu berteriak marah dan memisahkan dua insan berbeda jenis kelamin yang sedang memadu kasih itu.
" Pa-pa? "
Regrian yang masih setengah sadar menyipitkan mata melihat siapa gerangan lelaki kurang ajar yang mengganggunya.
Ia sedikit tersadar ketika sebuah tamparan keras mengenai tulang rahangnya.
Fara segera mengambil selimut dan melemparkannya pada si wanita.
Sedangkan Kala hanya bisa berdiri diam, masih bingung dengan kenyataan pahit yang dilihatnya.
" Kala... "
Ketika nama itu diucapkan oleh lelaki yang paling dirindukan dan berhasil membuatnya terjatuh dari ketinggian langit itu pun membuat Kala tersadar. Ia tidak sedang berimajinasi.
Regrian, lelaki yang sudah berhasil mengambil tempat dihatinya itupun bisa membuat ia terluka lagi.
Kala ingin pulang, ia ingin segera pergi dari tempat ini. Gadis itu pun berbalik dan berlari. Kemana saja, asal ia tidak bertemu dengan Regrian.
~ Kala ~
Dadanya terasa sesak, ia hampir kehabisan napas namun gadis itu terus berlari sejauh mungkin tanpa menoleh kebelakang, ia tidak tahu berada dimana, ia hanya terus berlari melewati jalan, berbelok ke lorong lagi begitu seterusnya, sampai ia memastikan tidak seorang pun mengikuti dan ia pun berhenti.
Kala meremas bajunya, untuk pertama kalinya ia merasakan perasaan hancur seperti ini.
Ia yang sudah bisa menerima Regrian, ia yang baru belajar mencintai laki laki itu, ia yang begitu menggebu dengan rasa cinta yang baru pertama kalinya ia rasakan harus berakhir bahkan sebelum hubungan itu menggapai status resmi, awal ikatan yamg bisa saja berjalan seterusnya.
Kala menghapus air matanya, ia tidak tahu lagi harus menenangkan gejolak dihatinya. Sakit, kesal, marah, kecewa bercampur menjadi satu.
Bagaimana ia harus menghadapi perasaan yang baru ini?
Ia seharusnya tidak pernah membiarkan Regrian mengambil tempat dihatinya, ia seharusnya tidak boleh luluh begitu saja, ia seharusnya tidak pernah mengenal cinta jika memang semenyakitkan ini.
Lututnya bergetar lemas, ia pun terduduk dan bersandar disebuah tembok bata entah dimana.
Ia merangkul lututnya kemudian menangis sejadi jadinya.
Bagaimana bisa Regrian melakukan hal menjijikan itu? Bagaimana bisa Regrian menghianatinya setelah mengatakan kalimat indah yang membuat ia tersipu?
Kala menyadari, ia hanya gadis 16 tahun yang baru saja mengenal cinta, ia seharusnya tidak pernah tahu satu kata sialan itu.
Ini semua karena Regrian!
" Wah... lihat siapa yang dikutemukan disini?! " Suara seorang laki laki mengejutkan Kala, membuat ia langsung menoleh dan bersikap waspada.
Seorang yang lain muncul dari balik lorong. " Gadis manisssssssss " Ucapnya dengan nada menjijikkan.
" Woooooow! " Satu lelaki berteriak sembari membawa botol entah apa. Kala tidak memperhatikannya.
Ia segera berdiri, menghapus air matanya dan menoleh kesana kemari, mencari jalan untuk menyelamatkan diri.
" Jangan takut gadis manis " Seru yang lain sambil berjalan sempoyongan kearahnya.
Tubuh gadis itu bergetar ketakutan saat tiga lelaki itu berjalan mendekat kearahnya.
Ia menoleh kebelakang yang ternyata sebuah jalan buntu, kemana ia harus berlari sementara tiga lelaki itu semakin mendekat?.
Kala melangkah mundur saat lelaki itu berjalan mendekat.
Kemana?
Siapa saja tolong?!
Napasnya memburu, jantungnya sudah tidak tahu berapa kecepatannya, ia masih menoleh kesekeliling, mencari jalan namun sia sia saja, tubuhnya menempel ketakutan di dinding.
" Jangan takut gadis manis "
" Kaka tidak akan melukaimu, cantik "
" Hum... jangan menangis, sayang, aku akan membuatmu bahagia.
Kedua matanya terbelalak, jemarinya terkepal keras, suara suara itu kembali datang, sentuhan itu melukainya, dan saat satu tqngan tearah pada wajahnya, gadis itu berteriak kencang...
Tidaaaaaak!
Kala terbangun, hembusan udara malam membuat kamarnya yang gelap menjadi dingin, ia terduduk di tepi ranjang, mengambil selimut dan menutupi seluruh tubuhnya, ia menangis, menggelengkan kepala dan meremas rambutnya, berusaha menghilangkan kejadian menjijikkan itu dari kepalanya.
Apa saja, ia membutuhkan sesuatu untuk menghilangkan kenangan menjijikkan itu.
Apa saja.
Siapa saja.
Tolong.
~ Kala ~