Di luar prediksi BMKG mas broo, niat hati revisi nih cerita 24 malah 5 hari 🗿.
Bosen yaa liat nih cerita up di unpublis terus?
.
.
.
.Mark yang baru saja pulang dari kantor yang di pegang oleh ayahnya pulang dengan keadaan yang sangat memprihatinkan pasalnya jas hitam yang ia sampirkan di bahu kokohnya, dua kancing yang terbuka di bagian dada dan jangan lupakan dasi yang sudah longgar karena Mark merasa tercekik oleh benda yang menggantung di lehernya sepanjang hari itu, rambutnya yang sudah acak-acakan pun tak luput dari keadaan Mark sekarang.
Ia yang baru saja memarkirkan mobilnya di garansi langsung saja masuk ke dalam rumah yang mana langsung di sambut oleh maminya yang sedang duduk santai di depan halaman
"Mark sayang sudah pulang? Tumben cepet?" Kita panggil saja mami Taeyong.
"Hhmm iya mi, kerjaan di kantor lumayan gak padet jadi uncle Lucas suruh Mark pulang duluan sisanya dia yang ngerjain" Mark yang mencium pipi maminya.
Sudah menjadi kebiasaan rutin buat Mark ketika pulang dari manapun dia akan mencium pipi mama tersayang itu karena jika 1 hari tidak mencium pipi maminya hampa rasanya begitu lah kata Mark
"Ahhh baiklah masuk gih duluan sini biar mami bawakan semuanya" Taeyong yang mengambil barang-barang di tangan Mark
"Makasih mi, ayah mana mi?" Tanya Mark pasalnya ia tak melihat sang ayahanda
"Ohh lagi jalan-jalan sore katanya mau beli ntah apa gitu mami lupa" jelas TaeyongMark yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya saja lalu langsung berlalu ke kamarnya karena sungguh badannya rasanya ingin remuk karena pekerjaan yang ia kerjakan selama beberapa bulan ini. Hah jika bukan suruhan ayah tercintanya Mark pasti bakal nolak mentah-mentah. Tapi mau bagaimana lagi, salahkan ia yang katanya ingin tidak masuk kuliah untuk tahun ini dengan alasan ia mau istirahat dari pelajaran-pelajaran yang membuatnya ingin menggantungkan diri di pohon toge.
Namun, apa yang terjadi? Ayahnya malah menyuruh dia untuk menggantikan dirinya dan belajar di kantor pusat yang dia pegang sekarang. Yaaa sebut saja jika keluarga mereka keluarga yang bisa di sebut kaya, ayahnya memiliki perusahaan yang Memiliki cabang dimana-mana ohhh dan jangan lupakan universitas yang akan Mark tekuni merupakan milik sang ayah, dan masih banyak lagi yang ayahnya miliki. Ntah Mark harus bersyukur atau sebaliknya karena memiliki ayah yang memiliki segalanya, tapi ia harus kecipratan. Ya sudahlah ini semua kan demi masa depan Mark.
Ohh iya sang mami kita belum membicarakan tentangnya. Mami Taeyong merupakan istri tercinta ayahnya ia memiliki sebuah butik ternama yang ada di di Indonesia. Butik tersebut sudah mengeluarkan branded ternama yang tak kalah bagusnya dengan luar negri.
Ahh mungkin cukup segini dulu kita mendeskripsikan keluarga Mark ini. Mari beralih ke Mark.
Mark yang baru selesai mandi dan membaringkan badannya di kasur empuknya. ahhh Mark sungguh senang sekali jika sudah bermesraan dengan kasur tercintanya ini.
Tok tok tok
"Mark sudah selesai mandinya nak? Ayo makan malam dulu ayah sudah menunggu di ruang makan" jelas Taeyong
"Iya mi, bentar lagi Mark nyusul" jawab Mark
Setelah 5 menit kemudian ia langsung turun ke bawah yang memang ruang makan dengan dapur menjadi satu, Mark yang melihat ke dua orang tuanya itu langsung duduk di samping maminya.
Taeyong yang melihat Mark sudah turun langsung menyajikan makanan untuk suami dan anaknya. Makan malam berlangsung dengan hikmat hanya terdengar suara sendok beradu dengan piring saja.
"Bagaimana kantor Mark?" Ayahnya sebut saja jaehyun
"Baik yah, yang ayah ketahui selama beberapa bulan ini lancar semua tidak ada yang perlu di khawatirkan uncle Lucas membantu Mark dengan baik yaa At least all is well for now" jelas Mark yang fokus ke makanannya
"Hhmm bagus lah, kenapa muka kamu pucet banget?" Selidik jaehyun
"Hmm?Mark capek aja kayaknya yah. Udah dulu ya Mark mau istirahat,malam mi yah" ujar Mark yang langsung jalan ke arah kamarnya.
Taeyong yang melihat putra semata wayangnya terlihat gelisah emang benar wajah Mark terlihat pucat dari sebelumnya, apa faktor lelah ia bekerja full terus?
"Sayang, aku rasa ini udah cukup buat Mark kasian dia, lihat dia pucet banget aku kasian dengan dia, lagi pula dia udah mengerjakan apa yang kamu suruh kan? Biar dia istirahat, gak kasian kamu sama dia? Aku takut dia sakit" ujar Taeyong yang menyampaikan isi hatinya.
Jaehyun berhenti menyuap makanan ke mulutnya dan melihat sang istri dia menimang² bagaimana keputusannya, memang benar anaknya itu sudah mengerjakan apa yang ia suruh.
"Baiklah, lagi pula ini hanya pelajaran saja buat dia suatu saat nanti Mark bakal menggantikan posisi ku kan. Buat kerja keras yang ia lakukan selama beberapa bulan ini. aku mau kasih dia surprise" jaehyun
"Hm?apa itu?" Taeyong
"Masih ingat dengan moon taeil dan istrinya moon doyoung? Dia masih di sana aku mau dia tinggal beberapa bulan atau terserah dia berapa lama yang ia mau di sana, aku mau dia merefresh kan dirinya dari kota ini, dan lagi pun aku rindu suasana pedesaan di sana bagaimana? Setuju kamu?" Tanya jaehyun
"Menurut aku itu bagus-bagus aja, kita bicarakan dengan Mark ya? Dia juga yang akan tinggal di sana. Aku mau cek keadaannya aku yakin dia pasti sakit karena pekerjaan sialan mu itu" hardik Taeyong
"Yaa ayy kan untuk kebaikan dia ntar kelak" bujuk jaehyun
"Kebaikan buat dirimu tidak dengan anaku sudah lah" Taeyong langsung bangkit dan mencuci piring yang baru saja di pakai tadi.
"Jangan bilang ke dia jika ia akan tinggal di sana bilang aja kita ingin liburan oke ayy?" Jaehyun
"Iya jaee, udah sana kamu cek keadaannya jangan pacaran mulu dengan berkas mu itu" ujar Taeyong.
Oke mendengar istrinya itu langsung jaehyun menuju kamar anaknya yang berada di lantai dua.
Saat sampai di depan pintu ia tak lupa mengetok pintu namun tak ada sahutan dari sang pemilik kamar, ia buka perlahan pintu tersebut yang ia lihat pertama kali tempat yang gelap, di kasur itu ia melihat sang anak tertidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia berjalan mendekati anaknya dan ia langsung mengulurkan tangannya ke dahi sang anak. Oke istrinya benar dia demam efek lembur yang ia kerjakan.
"Mark" panggilnya pelan
"Hhmm" balas Mark dengan suara yang parau
"Kau demam? Apa perlu ayah panggilkan dokter?" Ujar jaehyun. Oke dia mulai khawatir selama ini Mark tak menuju jika ia sedang sedih, atau pun sakit seperti ini
"Gak usah yah, besok udah sembuh juga Mark perlu istirahat aja" balas Mark dengan malas. Karena sungguh ia gak sanggup hanya sekedar bicara aja
"Jae, gimana Mark?" Taeyong yang baru datang dengan minum dan obat yang memang sudah di sediakan
"Demam" satu kata yang terucap dari mulut jaehyun
Taeyong berjalan ke arah Mark "sayang minum obat dulu yaa, nanti tidur lagi bareng ayah sama mami" bujuk Taeyong.
Mark yang mendengar itu oke2 aja karena sungguh badannya mati rasa. Ia langsung aja minum obat yang di beri Taeyong, Taeyong yang melihat Mark sudah meminum obatnya langsung memeluknya, kebiasaan Mark jika sakit pasti akan memeluk orang tuanya. Katanya sih obat yang manjur selain obat dan tablet.
Untuk malam ini mereka tidur di kamar Mark. Bukan di kasurnya melainkan di kasur lantai yang memang sudah di siapkan di kamar masing-masing jika kedatangan tamu. Mark yang posisinya di tengah-tengah orang tuanya merasa nyaman dan akhirnya mereka tidur.
TBC
Woke punya banyak ide tapi banyak utang 🤧 sayang banget kalau gak aku tuangin ke cerita aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Pakde Dan Budhe [MARKNO] (SLOW UPDATE)
Teen FictionMark tinggal beberapa bulan di sebuah desa karena suruhan ayahnya karena alasan merefresh kan diri Mark? tapi malah bertemu dengan Jeno yang notabenenya remaja di sana yang terkenal baik, ramah, dan lucu karena tingkah lakunya dan di sukai di seruh...