RA | 02

27 2 0
                                    

Selamat datang, Almara.

"Alma, mau balik lagi ke kost??" tanya Amira— Ibu Alma.

"Iya Bu, Alma cape kalo bulak balik terus jarak dari kantor kesini kan lumayan." jawab Almara.

"Iya sih, yauda hati hati ya nanti di kostan."

"Iyaa kan sama Naura juga gausah khawatir Bu, Alma ga sendiri kok."

"Iya iyaaa."

"Besok dianter Ayah aja, gimana?" tanya Hardi — Ayah Almara.

"Ikutttt dong!!" sahut Alif, itu Adik Almara yang baru memasuki SMA.

"Yeh kamu kira kita masih bisa bonceng tiga?!!" celetuk Almara sambil memasukan baju nya kedalam tas.

"Yaaaa gimana ya." tutur Alif.

"Ya ga gimana gimana lah." sahut Amira.

"Kak, tahun depan Alif kelas 11 loh." celetuk Alif tiba-tiba.

"Ya terus??"

"Berarti Ka Alma sebentar lgi umur 22 tahun."

"Lalu?"

"Kapan mau nikah?"

"Alifffff kebiasaan." ucap Amira sambil mencubit kecil lengan Alif.

"Ahahahaaha bercanda. Lagian Bang Arta kenapa ga nikahin Ka Alma sih, pacaran mulu. Dosa tau."

"Kalau Kakak nikah, janji lo ga nangis ya Lif."

"Kenapa gue harus nangis??"

"Ya gue sayang nya sama suami gue, bukan sama lo lagi."

"Dih enak aja, lo tetep Kakak gue gaboleh ada yang ambil."

"Yeh kalo udah nikah ya tetep aja seluruh waktu gue buat suami gue nanti."

"Arta udah lama ga kesini, sibuk kerja??" tanya Hardi.

"Iya, Alma juga udah ga ketemu Arta 3 bulan."

"Wah iya? Bang Arta belum balik balik selama tiga bulan? Padahal kan Yogyakarta ga jauh jauh banget kali ke Bogor ga sampe 3 hari tu perjalanan." sahut Alif.

Almara hanya menggedikan bahunya, lalu beralih menuju meja makan. Tentunya akan di susuli Amira.

"Al.." panggil Amira.

"Kenapa Bu??" jawab Almara sambil menuangkan air minum ke gelasnya.

"Kamu ada masalah sama Arta?"

"Ngga ada."

"Bohong."

"Beneran ibu ku sayang, Alma sama Arta baik baik aja kok." ucap Almara sambil menunjuk kalung yang dipakainya.

Amira tersenyum.

"Ohh syukur lah."

"Alma ke kamar dulu yaa, ngantuk. Besok udah harus pulang ke kost-an pagi-pagi."

"Iyaa, gih tidur."

Almara memasuki kamarnya, menatap layar Handphone nya yang sama sekali tidak ada notifikasi.

"Ah gue kangen Arta, sesibuk itu ya sampe gabisa hubungi gue selama seminggu ini??" gumamnya.

R E Z A F I ° A L M A R A

Naura membuka pintu kamar kostannya, lalu berjalan untuk menjemur handuknya.

Dug!

"Anjir sakit, sialan." celetuknya saat menendang kursi yang ada di depan pintu kostan.

"Astagfirullah Nayara ucapannya." ucap Hardi.

"Eh loh loh loh Ayah Al, Assalamualaikum." ucap Naura lalu berjalan ke arah kamar sebelah dan menyalami tangan Hardi.

"Waalaikumsalam, Apa kabar Nau?"

"Alhamdulillah baik, Ayah Al gimana sehat kan??"

"Sehat Alhamdulillah."

"Alhamdulillah."

"Yauda Al, Ayah pulang dulu yaa. Kamu hati-hati disini sama Naura, ingat jangan banyak keluyuran kalo tidak perlu-perlu banget ya Nau."

"Siap Ayah Al." jawab Naura.

"Udah aman, Ayah hati-hati yaa." sahut Almara.

"Iyaa Nak, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Naura langsung berteriak saat motor Hardi berlalu.

"ALMAAAAA AKHIRNYA LO DATANG JUGA!!" teriak Naura dengan excited.

"Telat banget." celetuk Almara.

"Ehehe."

"Yauda masuk aja deh ayo." ucap Almara kemudian mereka masuk kedalam kost an Almara.

Naura, dia sahabat Almara dari SMA.

Mereka bukan teman lama yang baru berjumpa, bahkan mereka baru saja menghabiskan waktu berdua minggu lalu. Mereka hanya sedang sibuk masing-masing sampai tidak bisa bertemu dua minggu terakhir meski kost-annya bersebelahan, kecuali satu minggu yang lalu.

"Kirain bakalan ga dibolehin balik ke kost-an ni anak Ibu." celetuk Naura.

"Dih diem deh lo." sahut Almara.

"HAHAHAHA."

"Btw, gimana kerjaan. Nau?" tanya Almara.

"Gitu deh, pengen pindah tapi gaboleh sama Garen."

"Kenapa?"

"Katanya belum tentu dapet pekerjaan yang senyaman sekarang, mana gue juga dipaksa mulu lagi biar ga pindah kost an."

"Kenapa gitu? lagian emang mau pindah? kenapa?"

"Tadinya emang mau pindah, bete aja lo sibuk terus. tapi gaboleh sama Garen alesannya 'Kan deket sama rumah aku, kamu tiap hari bisa ketemu sama Mama aku' gtu."

"Ceileh yang paling di sayang calon Mama mertua."

"Iyaaa dongg."

"Gue ga sibuk ya, lo yang sibuk."

"Ehehe, btw gimana sama Arta?" tanya Naura kemudian.

"Ya masih sama Nau, sibuk kerja."

"Lo gak mau ngelepasin dia aja gtu?"

"Gak bisa gitu dong, aku gamau nyakitin dia."

"Terus lo yang sering di sakitin dia gimana? LDR-an pula."

"Ya gapapa sih."

"Gapapa gimana, Bogor-Jogja itu jauh Almara."

"Tau, tapi gapapa."

"Susah ah ngebilangin lo."

"Yauda diem aja."

"Kalo Arta punya cewe di Jogja gimana? satu kantor pula."

"NAURAAAA!!"

b e r s a m b u n g . .

Rezafi AlmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang