Izo

160 13 0
                                        

                 ୨୧---------------------------------------------୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                 ୨୧---------------------------------------------୨୧

      Semua warga Wano tengah merayakan festival kembang api di ibu kota Bunga. Ini adalah festival yang selalu ditunggu tunggu. Konon katanya festival kembang api diadakan bukan untuk merayakan sesuatu namun untuk menghibur para warga sekaligus mengantar arwah orang yang sudah meninggal pada zaman Edo.

"[Name], mari kita pergi kencan ke festival kembang api nanti malam."

"Benarkah??! Aku sangat ingin pergi kesana."

"Hahahaha bersiaplah nanti malam, tidak usah berlebihan, aku tidak mau ada orang lain yang melihat kecantikanmu selain diriku."

"Baik! Terima kasih banyak, Izo!"

Aku melihat Izo sudah siap dengan kimono warna merah muda sedikit keunguan miliknya dan jas cukup panjang  bertengger dipundaknya. Ia sedang menungguku didepan rumah. Bergegas aku langsung turun dan mempersilahkan dirinya masuk kedalam rumah untuk menghangatkan badan.

"Silahkan masuk, Izo-san. Akan ku buatkan teh."

"Tidak perlu. Kita kan akan pergi ke festival."

"Baiklah, tunggu sebentar ya aku akan bersiap sebentar."

Aku hanya memakai balutan yukata lengkap berwarna biru tua dan oranye. Beberapa hiasan kecil juga menghiasi rambutku yang tergelung. Tidak lupa sedikit riasan kutambahkan di wajahku.

-----------------------------

-----------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Tempat diselenggarakan festival sangat ramai, banyak sekali warga dari seluruh penjuru Wano yang berkumpul disini. Mereka menjual berbagai macam makanan dan pernak pernik khas festival kembang api.

"Tunggu Izo, aku mau beli takoyaki dulu. Kau mau?"

"Ya. Tuan tolong 2 takoyakinya."

"Baik, tuan./Terima kasih." Selesai membayar kami melanjutkan berkeliling. Aku menyuapkan beberapa buah takoyaki yang aku beli dari penjual tadi kepada Izo. Kami sangat menikmati malam kencan spesial festival kembang api kami ini.

Lelah berkeliling, Izo mengarahkanku menuju tempat yang cukup tinggi untuk melihat kembang api. Entah mengapa Izo mengarahkanku menuju kuil sekitar bukit. Tapi kuakui pemandangan dari atas sini sangat indah. Kerlap kerlip lampu, bintang, dan bulan, terlihat dilangit malam.

WIIIII! DUAR!

Gemuruh suara kembang api terdengar saling bersahutan, aku langsung berdiri dan menatap indahnya kembang api. Sejak dulu ini lah yang ku mau. Saat aku kecil dulu aku tidak pernah melihat festival kembang api semenjak kematian ayah dan ibu karena aku harus terus bekerja untuk membeli makanan.

"Izo-san..." Kepalaku yang awalnya mendongkak menatap indahnya kembang api kini menunduk menyembunyikan air mata yang mulai keluar dari kedua mataku. Meskipun festival kembang api biasa saja namun bagiku itu berbeda.

"Kenapa, [Name]? Ada yang salah?"

"Tidak... hiks..."

"Hei kenapa kau menangis? Kau tidak suka ya? Maafkan a-"

"Aku merasa senang. Aku senang bisa melihat indahnya bulan dan pesta kembang api bersamamu. Terima kasih banyak, Izo..."

"Ah- aku berterima kasih juga. Aku juga merasa senang bisa menikmati hari-hariku denganmu, terutama hari ini. Kau nampak indah, lebih dari bulan."

Izo merangkulku dan membawaku ke pelukannya yang hangat. Membiarkan kepalaku bersandar didada bidangnya yang sedikit terbuka oleh kimono.

Aku melepas pelukannya dan kembali menatap indahnya malam hari ini. Izo meletakkan tangan kanannya dipundakku yang membuatku menoleh kearahnya. Belum sempat aku mengajukan pertanyaan Izo sudah mencium dahiku yang membuatku wajahku memerah.

"Hahaha, mau makan sesuatu?" Izo nampak tertawa kecil untuk mengalihkan perhatian agar tidak terjadi kecangungan diantara kami.

"Uhm! B-bagaimana jika kita makan Udon milik Tsuru-san saja?

"Ide bagus."

––––———–––––—––––——–

Toko Udon milik Tsuru-san dan Kinemon-san selalu ramai. Udon milik mereka sangat enak. Aku dan Izo adalah salah satu pelanggan setia mereka. Selain itu aku suka Udon milik mereka karena dulu mereka telah berbaik hati memberikan Udon secara gratis kepadaku saat aku kelaparan dijalanan Wano, mempekerjakan dan merawatku seperti anak mereka sendiri. Aku berhutang budi pada mereka.

"Selamat datang di toko Udon kami. Ara, Izo dan [Name] rupanya."

"Otsuru-san aku ingin memesan 2 udon spesialnya." Kami duduk didepan Tsuru-san yang sedang membuat udon untuk pelanggan lainnya. "Baiklah, tunggu sebentar ya."

"Omong-omong, Otsuru-san, dimana Kinemon-san? Dia tidak membantumu."

"Entahlah. Dia tadi keluar bersama Denjiro dan Kawamatsu." Ia mengatakannya dengan mengantarkan Udon pesanan ke pelanggannya.

"Mau ku bantu, Otsuru-san?"

"Eh tidak perlu, kau kan sekarang pelangganku."

"Tidak apa-apa." Aku ikut masuk kedalam dapur untuk membantu Tsuru-san membuat Udon. Aku akan mengambil kesempatan membuatkan Udon spesial untuk Izo.

Tak lama satu per satu pelanggan mulai pergi dan toko menjadi sepi. Aku dan Izo juga sudah selesai makan Udon. Saatnya tutup toko, aku menawarkan diri membantu Tsuru-san membersihkan toko lagi dibantu oleh Izo dengan senang hati.

"Sampai jumpa, Izo, [Name]. Terima kasih banyak sudah membantuku untuk menutup dan memberishkan toko. Aku jadi punya banyak waktu untuk membersihkan rumah."

"Tidak masalah, Otsuru-san. Kami dengan senang hati membantumu. Aku juga ingin membalas budi kepadamu." Ucapku tersenyum.

"Tsuru-san kami pergi dulu. Sampai jumpa. Titipkan salamku kepada Kin-san!" Izo menitip salam kepada Tsuru-san.

"Fufufu baiklah, Izo... mereka berdua nampak serasi." Tsuru mengatakan kalimat terakhirnya dengan pelan agar aku dan Izo tidak mendengarnya.

                        ୨୧------------------------------୨୧

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Piece x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang