PART 18

356 30 4
                                    

Sekarang, Nanon sedang diperiksa oleh dokter.
Ketika di rumah tadi, New kelabakan melihat Nanon yang tiba-tiba pingsan. Ia pun langsung menghubungi Earth untuk segera mengantarkan Nanon ke rumah sakit.

"Apa yang sebenarnya terjadi New?" Tanya Earth yang masih kebingungan dengan keadaan Nanon.

Saat dalam perjalanan tadi Earth sudah bertanya tentang Nanon yang tiba-tiba pingsan, tetapi New hanya menangis tak henti-henti dan hanya menggeleng, tanda ia juga tidak tahu apa yang sedang dirasakan Nanon.

"Aku juga tidak tahu Earth. Selepas Nanon pulang sekolah dan saat ia masuk ke kamar, tiba-tiba Nanon langsung pingsan begitu saja."
"Nanon juga tidak mengeluhkan sakit apapun denganku." Ucap New penuh raut wajah cemas.

"Kalau begitu kita tunggu penjelasan dari dokter, semoga Nanon baik-baik saja."

Beberapa menit kemudian, dokter dari dalam ruangan pun keluar.

"Keluarga dari Nanon Vihokratana?" Tanya sang dokter.

"Saya Papanya dok."

"Bisa ikut ke ruangan saya?"
"Ada sesuatu yang harus saya jelaskan, mari pak." Ajak dokter itu menuju ruang kerjanya.

"Dari hasil pemeriksaan. Saudara Nanon mengidap gagal ginjal kronis."

"A-apa dok? Gagal ginjal kronis?"

"Benar pak. Ginjal sebelah kiri anak bapak sudah tidak berfungsi lagi, dan harus segera mendapatkan pendonor ginjal yang cocok agar bisa dilakukan tindakan operasi."

"T-tapi dok. Mencari pendonor ginjal tidak semudah itu."
"Kira-kira butuh berapa lama untuk saya mendapatkan pendonornya?"

"Secepatnya. Saat ini keadaan saudara Nanon masih belum sadarkan diri, kemungkinan ke depan keadannya kian melemah jika belum dilakukan tindakan operasi." Ujar sang dokter.

"Bagaimana New?" Earth melihat New keluar dari dalam ruangan dan langsung meghampirinya.

"Earth....." New langsung memeluk Earth kuat-kuat dan melepaskan tangisannya dalam dekapan Earth.

"H-hei? Bagaimana penjelasan dokter tadi? Mengapa kamu menangis?" Lagi-lagi Earth dibuat kebingungan.

"N-na.... Nanon harus segera dioperasi, tetapi kita harus mencari pendonor ginjalnya terlebih dahulu." Jawab New sesegukan.

Earth terdiam mendengar jawaban dari New, yang ia tahu mencari pendonor organ tubuh itu sangatlah sulit. Kalau ada pun, pasti itu akan mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk sang pendonor dan juga biaya operasi.

Hari sudah mulai gelap. Tay memutuskan untuk pulang, walau dagangannya belum habis terjual. Tetapi, tenaganya sudah habis terkuras saat mendorong gerobak dalam keadaan kempes.

"Ayah pulang....." Ucap Tay saat memasuki rumah.
"Kemana papa dan adikmu Pluem?" Tanya Tay yang heran melihat Pluem sendirian, tidak melihat keberadaan New dan Nanon.

"Tidak tahu yah. Saat aku pulang, keadaan rumah tidak ada siapa-siapa." Jawab Pluem.

Pluem sudah lebih dulu pulang dari berjualan. Memang, disaat Pluem memasuki rumah keadannya tidak ada papa dan juga adiknya.

Dretttttt, dretttt....

Ponsel mungil Tay tiba-tiba bergetar, tertera nama kontak sang suami di sana.

"Tay....." Panggil New dengan nada lemah.

"Iya Hin? Kamu dan Nanon di mana?"

"Cepat datang ke Rumah Sakit Berlian."

HampaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang