PART 26

482 21 5
                                    


Hari ini cuaca sangat panas dan terik, Tay terus mendorong gerobaknya sambil mengetuk mangkuk mie ayam yang kosong menggunakan sendok. Sebagai tanda untuk memanggil pelanggan.

"Hari ini sepi sekali..." Batin Tay.

Tay boleh mengeluh, tapi ia tak pernah putus asa. Ia akan terus bersemangat mencari nafkah untuk keluarganya.

Langkah demi langkah, jalan Tay semakin perlahan. Tay berhenti sejenak di pinggir jalan, ia merasa tenggorokannya sedikit sakit dan kepalanya sangat pusing sekarang.

"Uhukk.... Uhuk...."

"Kenapa kepalaku sangat pusing?" Batin Tay.

Tak menunggu lama, Tay pun berhenti untuk menepi di pinggir jalan. Ia pun segera meminum obat sakit kepala. Untuk berjaga-jaga saja disaat sakit kepala menyerang, Tay sudah siap sedia obat-obatan.

Disaat Tay hendak berdiri untuk melanjutkan perjalanan, dengan tidak sengaja ia melihat bercak merah yang ada di bajunya.

Tay menyadari bercak merah itu berasal dari hidungnya. Cepat-cepat Tay membersihkan cairan merah segar yang keluar dari hidungnya, Tay mimisan.

"Ada apa ini? Tidak biasanya aku mimisan." Bingung Tay.

Pertama kalinya dalam hidup Tay, ia merasakan mimisan. Mungkin ini akibat ia terlalu keras berjualan, yang berujung tubuhnya mudah merasa lelah. Jika tubuhnya tidak memungkinkan untuk bekerja sampai malam, mungkin Tay akan pulang lebih awal hari ini.

Dirasa semuanya sudah selesai, Tay tetap melanjutkan perjalanan untuk berkeliling lagi.






Sore menjelang malam, Nanon berjalan dengan lesu. Selepas pulang dari sekolah, sepanjang perjalanan Nanon memikirkan cara agar bisa menyewa motor ninja yang akan ia gunakan untuk balap motor bersama Ohm.

"Ckkk, Paman Earth sudah tidak ada lagi. Uang dari mana untuk menyewa motor nanti?" Gerutu Nanon.

Nanon masih berpikir keras, pasalnya ia tidak memiliki banyak waktu, hanya tersisa beberapa hari lagi. Motor itu harus segera ada dengannya besok.

"Baiklah, tidak ada cara lain lagi. Aku akan meminta uang dengan ayah." Ucap Nanon, ia segera mempercepat langkahnya agar segera sampai ke rumah.



"Ayah..........."
"Ayah..........."
Sesampainya di rumah, Nanon langsung memanggil Tay.

"Ada apa Non?" Tanya New yang sedang berdiri di depan rumah, mendengar suara anak bontotnya.

"Aku ingin meminta uang dengan ayah." Jawab Nanon.

"Ayahmu baru saja pulang, ia sedang beristirahat di kamar."

Nanon langsung masuk ke dalam rumah untuk menemui Tay.


"Nanon? Ada apa nak?" Tanya Tay yang sedang duduk di atas kasur sambil memijat kedua kakinya yang terasa pegal.

"Aku ingin meminta uang yah."

"Untuk apa non?"

"Untuk membeli buku."

"Berapa harga bukunya?"

"Satu juta."

"S-satu juta?"
"Buku apa yang ingin kamu beli? D-dan berapa banyak? " Tay terkejut mendengar nominal uang yang Nanon pinta, memangnya seberapa banyak buku yang akan di beli Nanon, pikir Tay.

"Aishhhhh, ayah jangan banyak bertanya."
"Itu buku pelajaran, lagipula kalau tidak membeli bukunya, aku tidak bisa belajar. Memangnya ayah mau kalau aku tidak masuk sekolah lagi?"

"Hei, kamu yakin semua buku yang akan kamu beli itu harganya satu juta?" Sahut Pluem, ikut masuk ke kamar Tay.

Pluem merasa ini hanya akal-akalan Nanon saja, agar ia bisa mendapatkan uang jajan lebih.

"Memang adanya begitu. Abang tidak percaya denganku?" Tanya Nanon dengan muka sedikit menantang.

"Aku berharap kamu tidak membohongi ayah, non." Ucap Pluem.

"Y-ya sudah, kalau itu memang untuk keperluan sekolahmu. Besok ayah kasih uangnya ya...."

"Baiklah." Ucap Nanon dengan senyuman, kemudian pergi menuju kamarnya.

Tay bersyukur masih memiliki sedikit tabungan. Setidaknya, kalau ada keperluan mendadak, ia bisa memakai uang tabungan yang disimpannya.







Selepas pulang sekolah Nanon langsung menuju tempat penyewaan motor. Kemudian, ia menitipkannya di rumah temannya.

Nanon tidak mungkin membawa motor itu ke rumahnya, yang ada ia akan dicurigai oleh Pluem dan Tay, karena membawa motor besar itu.

"Jaga baik-baik ya, awas kalo sampe lecet." Ucap Nanon pada temannya itu.

"Tenang, jangan lupa bayar sewa penitipannya aja kamu."

"Gampang itu...."
"Besok sehabis pulang sekolah, aku ambil motornya."

"Siap bos....."





Hari ini hari pertandingan balap motor, selepas pulang sekolah Nanon mengambil motor di rumah temannya. Kemudian, menjemput Prim untuk mengajaknya pergi.

"Wah, jadi beneran motor baru kamu non?" Tanya Prim.

"Iya dong. Ayo cepetan naik, nanti malem jadi kan kamu ikut nonton aku balap motor?"

"Jujur saja non, sebenarnya aku tidak setuju kamu menerima ajakan ohm untuk balap liar. Itu sangat berbahaya, kamu tahu itu kan?"

"Sudahlah, kamu tidak usah memikirkan hal-hal buruk. Aku menerima tantangan Ohm ini, agar dia tidak mengganggu kita berdua lagi." Jelas Nanon dan diberi anggukan oleh Prim.

Nanon dan Prim pun pergi menuju mall untuk menghabiskan waktu sorenya, ketika jam pertandingan akan segera dimulai, mereka pergi menuju lokasi balapan motor.







TBC





HampaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang