PART 12

432 31 9
                                    

"Selesai, aku juaranya." Teriak anak kecil yang berdiri dari duduknya setelah selesai mengikat tali sepatunya.

"Nanon, kita pamit sama Ayah dan Papa dulu." Sahut anak kecil satunya, masih dengan posisi duduk sambil melihat kembarannya yang hendak membuka pintu mobil.

Frank dan Nanon, putra kembar dari Tay dan juga New.

New lah yang memberi nama kedua anak laki-laki lucu itu, Frank sebagai Kakak dan Nanon sebagai Adik. Sekarang keduanya sudah menginjak usia 12 tahun, mereka berdua duduk di bangku kelas 6 SD.

Jika ada yang bingung mobil siapa yang hendak dimasukki oleh Nanon tadi, ialah mobil Earth.

Earth yang menyekolahkan Frank dan Nanon. Awalnya Earth menawarkan New agar ketiga anaknya disekolahkan di sekolah swasta yang unggul saja, agar mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

New yang ditawarkan itu pun membolehkannya, tetapi tidak dengan Tay. Tay merasa dirinya masih sanggup menyekolahkan ketiga anaknya, tapi New tetap menerima tawaran Earth.

Jadilah sampai sekarang Frank dan Nanon sekolah di sekolah swasta dan diantar Earth sebelum dirinya pergi ke kantor dan ketika pulang sopir suruhannya yang menjemput kedua anak kembar itu. Sedangkan Pluem dari dirinya sendiri ia tidak mau, ia tetap bersikeras ingin sekolah di sekolah negeri.

Jika kalian bertanya mengapa Earth repot-repot ingin menyekolahkan anak New dan Tay?

Jawabannya simple, karena Earth ingin mengambil hati dari ketiga anak New dan pula baginya Pluem, Frank, dan Nanon sudah ia anggap anak sendiri. Kedengarannya sih tidak tahu malu, menganggap mereka sebagai anak. Sedangkan dirinya, perusak hubungan New dan Tay yang notabennya adalah orangtua dari Pluem, Frank, dan Nanon.

"Yah, hampir saja aku lupa." Ucap Nanon sambil menepuk jidatnya, kemudian berbalik menuju ke dalam rumah.



"Sudah ada Paman Earth?" Tanya New yang berada di dalam kamar, sedang merapikan tempat tidur dan diangguki oleh Nanon.

New mengenalkan Earth sebagai Paman, sahabat dekat dirinya. Dua bocah polos itu percaya dengan apa yang dikatakan oleh sang Papa.

Tetapi, tidak dengan si anak sulung, Pluem. Ia sekarang sudah duduk di bangku kelas 2 SMA, bohong jika ia tidak tahu apa-apa tentang Earth. Beberapa kilasan masa lalu saat usianya 4 tahun waktu itu masih samar-samar teringat bagaimana ia melihat sang Papa menggandeng lengan Earth, kemudian keesokannya New selalu diantar jemput pergi dengan Earth yang entah kemana Pluem tidak tahu.

Sekarang ia sudah remaja, tentu ia tahu hubungan yang seperti apa itu.

Pluem sangat mengerti sekali perasaan Tay, yang hampir tiap malam selepas pulang berjualan terduduk berdiam diri di kursi ruang tengah dan sesekali terdengar suara isakan dari sang Ayah.

Tay pun sering mencurahkan isi hatinya dengan sang anak sulung, menggantikan Mild sebagai tempat menumpahkan kegelisahan yang ada di dalam hatinya selepas sang Ibunda pergi meninggalkannya 1 tahun yang lalu akibat sakit yang diderita.

Sewaktu New pulang dari rumah sakit setelah melahirkan si kembar, Mild sudah berkali-kali menyuruh Tay untuk menceraikan New. Tetapi, Tay tidak mau menuruti kehendakan sang Bunda dengan alasan ketiga putranya masih harus mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari mereka berdua.

Tak lama setelah kelahiran Frank dan Nanon pun, hubungan Earth dan New semakin dalam. New sudah mulai menyetujui permintaan Earth, tiap kali Earth mengajaknya untuk menginap di hotel dan membiarkan Earth melakukan apa saja yang ia mau pada dirinya. Toh mereka berdua saling mencintai, hanya takdir saja yang mempermainkan mereka, pikir New.

"Kami pergi dulu Pa..." Ucap Nanon.

"Baiklah, belajar yang rajin anak Papa."



"Frank dan Nanon pergi ke sekolah ya Ayah."

"Hati-hati ya, jadilah anak yang pintar." Ucap Tay yang berada di dapur menyiapkan peralatan untuk berjualan, kemudian mengelus pucuk kepala kedua anak kembarnya itu.

"Tentu Ayah." Ucap Frank.

"Dadah Abang, kami pergi sekolah dulu." Itu Nanon yang bersuara, berlari sambil melambaikan tangan kepada Pluem yang juga bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

"Pergilah, jangan jadi Adik yang pemalas." Teriak Pluem dengan nada bercanda.

"Hei, tunggu aku non." Teriak Frank kemudian ikut berlari menyusul Nanon.


Diam-diam Tay tersenyum melihat interaksi ketiga anaknya itu, lucu pikirnya. Jika dilihat dari luar memang seperti keluarga cemara, keluarga yang hangat. Tetapi jika mengetahui lebih dalam, jelas yang dirasakan ialah perasaan hampa dan yang merasakan itu hanya Tay Tawan seorang.

Bagaimana ia bertahun-tahun menahan diri untuk tidak egois, juga membiarkan hubungan perselingkuhan New dan Earth bertahun-tahun berjalan lurus sampai sekarang.

Apalagi kalau bukan demi Pluem, Frank, Nanon, dan juga demi dirinya sendiri. Karena ia sendiri masih mencintai New, ia pikir ia tak akan bisa hidup tanpa New dan juga anak-anaknya. Biarlah dirinya yang merasakan sakit di tengah-tengah keceriaan dan kebahagiaan yang dihidupkan oleh ketiga putranya. Ia yakin suatu saat nanti New akan berubah dan juga bisa mencintai dirinya, walau kedengarannya sangat mustahil.

"Pluem pergi ke sekolah dulu ya, Ayah yang semangat kerjanya. Semoga hari ini ramai pembeli." Ucap Pluem menyalami tangan Tay.

"Semoga ya, kamu juga semangat belajar di sekolahnya." Balas Tay dan dihadiahi anggukan juga senyuman dari si sulung.

Pluem pun juga berpamitan dengan New yang masih berada di dalam kamar, kemudian segera pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.






Bunyi alarm terakhir sudah terdengar menggema di seluruh lingkup sekolahan, menandakan jam pelajaran hari ini sudah berakhir.

"Huh, lelah sekali bersekolah dari pagi hingga sore." Ucap Nanon sambil membenarkan tas di punggungnya.

"Lelah apanya? Yang ku lihat kau dari tadi sibuk bermain game dan belum selesai mengerjakan tugas." Sahut Perth.

"Seperti tidak tahu Nanon saja, banyak omong kosong, tetapi tidak ada kenyataan yang benar dari ucapannya." Timpal Ohm dan dibarengi tawaan dari teman yang lain.

"Beda sekali dengan Frank yang pintar dan menjadi langganan juara kelas. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan kembarannya." Itu Chimon, tidak mau ketinggalan untuk menjahili Nanon.

"Ahhh diam, sebenarnya kalian ini temanku atau musuhku?"

"Sudahlah, mereka hanya bercanda." Ucap Frank menenangkan Nanon sambil membereskan peralatan tulisnya.

"Hahaha, sorry, sorry. Selalu saja mudah kesal."
"Oh ya, sabtu depan siapa yang akan datang mengambil rapot kalian berdua?" Tanya Ohm.

"Seperti biasa, daddy dan papa kita." Jawab Nanon sambil menoleh ke arah kembarannya. Frank yang mendengarnya, hanya diam menatap Nanon penuh arti.

Sabtu depan adalah hari kelulusan mereka, sekolah mengadakan acara perpisahan untuk anak kelas 6 SD yang sebentar lagi akan duduk di bangku SMP, tentu saja dengan dihadiri kedua orang tua murid masing-masing.

Setiap waktu pembagian rapot Frank dan Nanon, memang Earth dan New lah yang selalu datang bersama, dan yang dimaksud Nanon daddy itu ialah Earth, bukan Tay.

Tentu saja, Earth yang menyekolahkannya di sekolah mahal itu. Mana mungkin ia akan mengenalkan Tay sebagai Ayahnya. Lagi pula, yang benar saja, Ayahnya itu hanya seorang penjual mie ayam, sedangkan Earth seorang CEO di sebuah perusahaan.

Jika teman-temannya tahu yang sebenarnya, ia pasti akan diejek habis-habisan. Tentu Nanon tidak mau hal itu terjadi, sedangkan Frank sebenarnya tidak masalah dengan pekerjaan ayahnya, ia juga telah menasehati Nanon bahwa itu bukanlah hal yang baik, berbohong dan meninggikan diri. Tetapi, Nanon bersikeras menutupi semuanya, dan Frank mau tidak mau mengikuti alur yang dibuat oleh sang kembaran.










TBC





Baek-baek lu Non sama Ayah Tay.





HampaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang